Menuju konten utama

Redmi Note 6 Pro yang Penuh Gimmick: Masihkah Layak Dibeli?

Pasar ponsel pintar kelas menengah saat ini sudah sedemikian sesak. Apakah Redmi Note 6 Pro layak untuk dipertimbangkan di segmen ini?

Redmi Note 6 Pro yang Penuh Gimmick: Masihkah Layak Dibeli?
Redmi Note 6 Pro. FOTO/mi.com

tirto.id - Tinggal tunggu waktu hingga Redmi Note versi teranyar produksi Xiaomi, Redmi Note 7, masuk secara resmi ke Indonesia. Di saat seperti ini, Redmi Note 6 Pro, produk pendahulu Redmi Note 7 layak ditilik kembali.

Redmi adalah produk spesial Xiaomi untuk pasar kelas menengah. Redmi Note 7 lebih spesial lagi karena merupakan produk pertama Redmi menjadi sub-brand sendiri bagi Xiaomi, seperti yang terjadi pada Pocophone. Di sisi lain, Redmi Note 6 Pro praktis menjadi produk terakhir yang masih beredar langsung di bawah pandji jenama Xiaomi. Terhitung sudah sekitar tiga bulan sejak ponsel pintar ini resmi diluncurkan di Indonesia.

Selebihnya? Terlepas dari desain, tidak ada perbedaan signifikan. Keduanya masih mengisi segmen pasar kelas menengah, kendati di sisi perangkat keras Redmi Note 7 tentu saja lebih unggul di sisi prosesor dan (sepertinya) sektor kamera dengan resolusi yang digadang-gadang mencapai 48 megapiksel.

Namun, seperti layaknya yang terjadi di pasar gawai pintar pada umumnya, masuknya varian baru kemungkinan akan menurunkan harga gawai pendahulunya, Redmi Note 6 Pro. Tentu saja, hak ini dapat menjadi daya tarik sendiri untuk tidak membeli versi teranyar Redmi. Sebagai catatan, saat ini Redmi Note 6 Pro dijual di harga Rp2,875 juta untuk varian random accses memory (RAM) internal 3 Gigabytes (GB) dan kapasitas penyimpanan sebesar 32GB, dan 3,275 juta untuk varian 4GB/64GB.

Ponsel Medioker untuk Segala Suasana

Redmi Note 6 Pro yang saya gunakan adalah varian terendah 3GB/32GB. Namun, ponsel pintar ini memberikan opsi bagi para penggunanya untuk menambah kapasitas penyimpanan hingga 256GB via micro SD.

Hanya saja, slot micro SD menjadi satu dengan slot SIM. Ini membuat Note 6 Pro tidak dapat mengoperasikan dua kartu nanoSIM secara bersamaan kendati memiliki kemampuan untuk itu.

Selebihnya, spesifikasi teknis ponsel ini punya fitur yang cukup lengkap. Untuk urusan Bluetooth, misalnya, ponsel ini sudah mengusung teknologi Bluetooth 5.0. Colokan headphone, sensor sidik jari, akselerometer, giroskop hingga IR Blaster (sensor infrared) juga tersedia pada perangkat ini.

Untuk urusan kamera, Note 6 Pro total memiliki empat buah kamera, dua di depan dan dua di belakang, layaknya sejumlah ponsel pintar kekinian pada umumnya. Kamera depan beresolusi 20 dan 2 megapiksel, sementara kamera belakang beresolusi 12 dan 5 megapiksel.

Lagi-lagi, seperti kebanyakan ponsel pintar masa kini, fitur Artificial Intelligence (AI) juga disematkan oleh Xiaomi pada ponsel ini. Hasil jepretannya cukup baik, bahkan jika dibandingkan dengan ponsel harian saya, Oneplus 5, yang memiliki perbedaan harga cukup signifikan.

Jika tidak terlalu perhatian pada detail foto, kamera Note 6 Pro sudah lebih dari cukup untuk kegiatan foto sehari-hari, termasuk untuk urusan swafoto. Namun, rekan saya yang telah menggunakan gawai ini selama lebih dari minggu mengatakan bahwa foto yang dihasilkan kadang tampak mengalami rekayasa digital, khususnya ketika menggunakan fitur High Dynamic Range (HDR).

Fitur AI pada kamera ponsel ini bagi saya hanyalah gimmick biasa, lagi-lagi seperti layaknya ponsel pintar dari Cina pada umumnya. Tidak ada perubahan signifikan pada kualitas foto yang dihasilkan ketika saya mencoba menggunakan fitur tersebut.

Untuk urusan multimedia, ponsel ini dapat menjalankan semua aplikasi yang saya gunakan dengan baik, mulai dari aplikasi pesan instan WhatsApp, media sosial seperti Facebook, hingga aplikasi permainan semacam Asphalt 9 dan PUBG. Untuk dua aplikasi permainan yang terakhir, memang, akan berjalan maksimal hanya pada pengaturan resolusi layar yang rendah.

Speaker dan baterai ponsel ini mumpuni. Untuk speaker, Note 6 Pro memiliki karakter suara yang setidaknya cukup ‘penuh’ dengan sedikit sentuhan low yang cukup terasa. Tak sebaik speaker gawai top-end seperti iPhone memang, namun sudah lebih baik dari OnePlus 5.

Urusan baterai bagi seri Redmi Note juga sudah tidak diragukan lagi. Kapasitas 4.000 mAh yang menjadi ciri khas seri ini dapat bertahan hingga dua hari jika pemakaian gawai tidak terlalu intensif.

Pada intinya, Redmi Note 6 Pro merupakan ponsel pintar medioker yang baik untuk menjalankan aktivitas pergawaian sehari-hari. Ponsel ini tepat bagi Anda yang menginginkan gawai dengan harga tidak terlalu mahal, namun fungsional.

MIUI yang Canggung

Bagi saya, masalah utama dari Note 6 Pro, dan mungkin semua ponsel keluaran Xiaomi, adalah sistem operasi MIUI. Sebagai catatan, perangkat Note 6 Pro yang saya gunakan sudah menggunakan MIUI global versi 10.2 yang berbasiskan pada Android 8.1 Oreo.

Yang pertama, saya merasakan respons dari fitur pembuka kunci layar melalui pemindai sidik jari pada sistem operasi ini berjalan kurang mulus. Beberapa kali saya harus menunggu lebih dari satu detik dari waktu saya menyentuhkan jari saya ke pemindai sidik jari dalam keadaan layar mati hingga layar utama terbuka.

Respons pemindai sidik jari ini juga tidak cepat. Ada sedikit jeda dari keadaan layar mati hingga masuk ke dalam layar utama.

MIUI 10 juga kurang baik dalam memanfaatkan layar berponi yang dimiliki oleh Note 6 Pro. Sulit melihat ikon notifikasi dengan baik pada bar status dan notifikasi yang ada di bagian atas layar.

Ikon-ikon notifikasi ini hanya muncul sebentar, sesaat setelah masuk ke layar utama dari posisi terkunci dan segera digantikan oleh keterangan waktu. Sangat tidak berguna. Panjang layar ekstra pada perangkat ini kemudian menjadi gimmick semata.

Meski demikian, saya cukup nyaman menggunakan fitur full screen display pada MIUI 10 ini. Fitur ini memberikan pilihan kepada pengguna untuk ‘menyembunyikan’ tombol digital home, back dan recent apps, menggantikannya dengan sejumlah gesture yang fungsional.

Untuk mengakses layar utama, misalnya, pengguna hanya perlu melakukan sapuan jari pada layar dari bawah tengah ke atas secara cepat. Ketika ingin kembali (back), pengguna juga cukup menyapu jari dari kiri atau kanan layar dengan cepat pula.

Infografik Xiaomi Redmi Note 6 Pro

Infografik Xiaomi Redmi Note 6 Pro

Menurut saya, lebih praktis dari sistem gesture ColorOS dari Oppo yang mengharuskan pengguna untuk melakukan sapuan jari dari bagian kiri atau kanan bawah layar (dapat diatur tergantung kenyamanan pengguna) untuk mengakses fungsi back ataupun recent apps.

Dalam beberapa kesempatan, animasi pada sistem operasi MIUI 10 juga berjalan kurang mulus, khususnya di perangkat Note 6 Pro yang saya gunakan. Beberapa kali animasi sistem operasi ini mengalami lag ketika melakukan transisi, entah itu kembali ke layar utama atau berpindah dari aplikasi satu ke yang lainnya.

Meski tidak ada yang istimewa, Redmi Note 6 Pro merupakan ponsel pintar dengan harga terjangkau yang masih layak untuk dibeli saat ini apabila Anda ingin merasakan menggunakan ponsel fungsional dengan sensasi layar berponi.

Namun, akan lebih bijak jika Anda menunggu Redmi Note 7 secara resmi diluncurkan di Indonesia agar dapat memperoleh harga dan perbandingan yang terbaik. Lebih lanjut, jika ingin menghemat uang hingga Rp500.000 dan memang ingin membeli ponsel pintar Xiaomi saat ini, Anda perlu dengan serius mempertimbangkan untuk membeli Redmi Note 5 yang memiliki fitur dan spesifikasi hampir serupa.

Baca juga artikel terkait XIAOMI atau tulisan lainnya dari Ign. L. Adhi Bhaskara

tirto.id - Teknologi
Penulis: Ign. L. Adhi Bhaskara
Editor: Windu Jusuf