Menuju konten utama

Razia Buku Dinilai Mengancam Bisnis Perbukuan di Indonesia

YLBHI menilai agenda razia dan penyitaan buku yang diusulkan oleh Jaksa Agung dinilai mengancam banyak sektor, salah satunya bisnis perbukuan.

Razia Buku Dinilai Mengancam Bisnis Perbukuan di Indonesia
Komandan Kodim 0712/Tegal Letkol Inf Hari Santoso menunjukkan lima judul buku yang disita dari sebuah pusat perbelanjaan di Kodim 0712/Tegal, Jawa Tengah. ANTARA/Oky Lukmansyah.

tirto.id - Kepala Advokasi YLBHI Muhammad Isnur menilai razia dan penyitaan buku yang kerap terjadi di Indonesia dapat mengancam bisnis perbukuan di Indonesia.

Hal tersebut ia katakan merespons usulan Jaksa Agung yang ingin merazia buku secara besar-besaran.

"Razia buku bisa mengancam bisnis juga. Bisnis usaha percetakan, bisnis usaha penelitian, bukan hanya ancaman bagi pedagang buku, tapi buat para peneliti dan akademisi kampus, yang mungkin tesis atau disertasinya dibukukan. Buat percetakan, buat penulisnya sendiri," kata Isnur saat dihubungi Rabu (23/1/2019) malam.

Pasalnya, kata Isnur, pada praktiknya aparat yang merazia buku kerap merazia tanpa dasar sama sekali.

"Buku NU disita, bukunya Salim Said disita, buku sejarah yang didukung Megawati disita juga. Itu praktek yang melawan semangat konstitusi: mencerdaskan kehidupan bangsa," tambah Isnur.

Oleh karena itu, ia menilai agenda razia dan penyitaan buku yang diusulkan oleh Jaksa Agung dinilai mengancam banyak sektor, salah satunya bisnis perbukuan.

"Nah, itu kemudian berbahaya bagi semangat literasi yang dibangun oleh bangsa, semangat membaca, semangat menyimpan pengetahuan. Ini jadinya pekerjaan anti-pengetahuan. Anti-pencerdasan bangsa," lanjutnya.

Omongan Isnur merespons arahan Jaksa Agung Muhammad Prasetyo untuk merazia buku-buku yang diduga berpaham komunisme secara besar-besaran.

"Mungkin perlu dilakukan razia buku yang memang mengandung PKI dan dilakukan perampasan di mana pun buku itu berada," kata Prasetyo saat rapat evaluasi kerja dengan Komisi III DPRI RI, Rabu (23/1/2019) siang.

Pasalnya, Presetyo mengklaim, ada banyak keluhan dari pemilik toko-toko buku kecil yang dirazia beberapa waktu lalu, seperti di Kediri, Padang, dan Tarakan. Padahal, buku-buku tersebut juga beredar di banyak tempat.

"Saya usulkan tadi kalau mungkin diadakan razia buku besar-besaran saja, karena si toko-toko kecil yang ditemukan itu mengatakan ini bukan hanya di tempat mereka, di tempat lain pun ada yang sama," ungkap Prasetyo menambahkan.

Baca juga artikel terkait RAZIA BUKU atau tulisan lainnya dari Haris Prabowo

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Haris Prabowo
Penulis: Haris Prabowo
Editor: Maya Saputri