Menuju konten utama

Rastra Akan Jadi Bantuan Non Tunai, Beras Bulog Terancam Rusak

Beras bulog dinilai oleh Dewan Ketahanan Pangan Pusat tak terserap dan bisa rusak jika Beras Sejahtera (Rastra) menjadi Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) di tahun 2019.

Rastra Akan Jadi Bantuan Non Tunai, Beras Bulog Terancam Rusak
Pekerja mengangkut karung berisi stok Rasta/Raskin (beras untuk warga prasejahtera) di Gudang Bulog Serang, Banten. ANTARA FOTO/Asep Fathulrahman/hp.

tirto.id - Anggota Pokja Ahli Dewan Ketahanan Pangan Pusat Muhammad Khudori menilai, transformasi Beras Sejahtera (Rastra) menjadi Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) di tahun 2019 bakal membuat Badan Urusan Logistik (Bulog) kewalahan.

BUMN berbentuk Perum itu, kata dia, punya cobaan cukup berat untuk mendistribusikan beras-beras yang masih menumpuk di gudang. Sebab, sekitar 15,5 juta kelompok penerima manfaat yang memiliki kartu keluarga sejahtera tak lagi menerima subsidi dalam bentuk beras, melainkan transfer uang.

Itu artinya, penyaluran beras Bulog untuk program Rastra yang biasanya mencapai 2,5-3,4 juta ton pertahun bakal terhenti. Di sisi lain, pemerintah masih menugaskan Bulog untuk menyerap beras petani sebanyak 1,8 juta ton di tahun 2019.

"Ketika penyalurannya kecil, stok masih besar dan harus menyerap produksi dalam negeri, yang jadi pertanyaan adalah, seberapa kuat Bulog mampu menahan ini," ucapnya saat dihubungi Tirto, Rabu (27/2/2019).

Apalagi, lanjut Khudori, Bulog masih menyisakan stok sebanyak 2,2 juta ton beras yang belum terserap di tahun 2018. Angka ini cukup fantastis sebab selama satu dekade terakhir, stok beras akhir tahun yang berada di gudang Bulog berada di kisaran 1,3 juta-1,5 juta ton.

Stok akhir yang jumlahnya sangat besar itu membawa konsekuensi serius. Sebab, beras merupakan komoditas yang bersifat bulky serta mudah rusak.

Jika tak ada penyaluran yang jelas, lantas akan dikemanakan beras-beras tersebut sementara pada bulan-bulan ini hingga dua bulan mendatang, Perum yang dipimpin Budi Waseso itu harus menyerap beras dari petani.

"Beras itu, komoditas yang tidak bisa tahan lama. Dalam umur tertentu pasti mutunya turun. Ketika tidak ada outlet penyaluran, potensi yang di Ogan Komering Ulu, itu, beras di gudang rusak sangat besar," pungkasnya.

Baca juga artikel terkait BERAS BULOG atau tulisan lainnya dari Hendra Friana

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Hendra Friana
Penulis: Hendra Friana
Editor: Dewi Adhitya S. Koesno