Menuju konten utama

Rapid Test Antigen & Antibodi, Mana yang Efektif Deteksi COVID-19?

Rapid test antigen lebih efektif untuk mendeteksi atau screening awal adanya virus Corona dalam tubuh.

Rapid Test Antigen & Antibodi, Mana yang Efektif Deteksi COVID-19?
Petugas medis menunjukkan sampel darah tes sereology Covid-19 pegawai dan petugas medis Rumah Sakit Siloam usai melakukan tes di Rumah Sakit Siloam Kebon Jeruk, Selasa (11/8/2020). tirto.id/Andrey Gromico

tirto.id - Rapid test dianggap menjadi salah satu cara cepat untuk mendeteksi ada atau tidaknya infeksi virus Corona dalam tubuh seseorang.

Rapid test juga memiliki dua jenis, yaitu rapid test antigen dan antibodi, lantas apa beda keduanya, berapa harga dan mana yang lebih efektif untuk mendeteksi COVID-19?

Apa itu rapid test antibodi?

Rapid test antibodi adalah metode skrining awal untuk mendeteksi antibodi, yaitu IgM dan IgG, yang diproduksi oleh tubuh untuk melawan virus Corona.

Antibodi ini akan terbentuk bila ada paparan virus Corona atau SARS-CoV2. Rapid test jenis ini dianggap tak efektif karena saat terpapar virus Corona, tubuh tidak langsung memproduksi antibodi.

Biasanya antibodi baru akan terbentuk setelah 10 hingga 14 hari orang tersebut terpapar virus Corona.

Metode pemeriksaan rapid test antibodi biasanya dilakukan dengan menggunakan darah yang diambil dari jari ataupun tangan.

Apa itu rapid test antigen?

Sedangkan rapid test antigen adalah tes diagnostik cepat COVID-19 yang dilakukan untuk mendeteksi keberadaan antigen virus Corona jenis baru, COVID-19 pada sampel yang berasal dari saluran pernapasan.

Antigen akan terdeteksi ketika virus aktif bereplikasi, seperti dilansir dari laman resmi Primaya Hospital.

Rapid test antigen lebih direkomendasikan deteksi COVID-19

Dokter Spesialis Paru-paru, Megantara saat dihubungi melalui sambungan telepon mengatakan bahwa rapid test antigen lebih efektif untuk mendeteksi atau screening awal adanya virus Corona dalam tubuh.

Megantara juga menjelaskan, pemeriksaan rapid test antigen berbeda dengan rapid test antibodi.

Pemeriksaan rapid test antigen dilakukan dengan cara disuap seperti swab pada saluran pernafasan sedangkan rapid test antibodi yang diperiksa adalah darahnya.

"Rapid test antibodi sudah tidak efektif, kalau orang itu terinfeksi tapi belum ada antibodi ya tetap engga ngaruh. Rapid test antigen ini lebih efektif, yang lebih disarankan yang antigen bukan yang antibodi. Karena dia memeriksa material virus langsung," ujar Megantara.

Sementara itu, Badan Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO) juga telah merekomendasikan Indonesia untuk melakukan pemeriksaan rapid test antigen untuk deteksi cepat COVID-19.

Menurut Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Prof Wiku Adisasmito, saat ini pihaknya juga sedang mengkaji rapid test antigen ini untuk selanjutnya akan digunakan dengan akurasi yang lebih tinggi.

"Karena ini mendeteksi antigen, tentunya akan lebih baik dibandingkan mendeteksi antibodi dalam rangka proses screening sebelum dilakukan tes penegakan diagnosa dengan realtime PCR," jelasnya, dilansir dari laman resmi Satgas COVID-19.

Selain itu, WHO juga telah mengumumkan akan menyediakan 120 juta test cepat atau rapid test antigen COVID-19 untuk 133 negara.

WHO memprioritaskan negara-negara yang berpendapatan rendah dan menengah yang memiliki kasus dalam jumlah besar.

Wiku mengatakan, pihaknya telah berkomunikasi dengan WHO melalui perwakilan yang ada di Indonesia, dan mengusulkan agar Indonesia dipertimbangkan sebagai negara prioritas penerima.

"Kami mohon untuk bisa dipertimbangkan mendapatkan bantuan dari WHO untuk tes cepat ini. Agar kita bisa mendeteksi lebih cepat kasus COVID-19 yang ada di tengah-tengah masyarakat," ujarnya.

Berapa harga rapid test antigen?

Sayangnya untuk harga rapid test antigen saat ini memang lebih mahal dari pada rapid test antibodi. Selain itu tak semua rapid test antigen jumlahnya masih terbatas dan biasanya hanya tersedia di rumah sakit besar.

Jika rapid test antibodi harganya Rp150 ribu, untuk rapid test antigen harganya mencapai Rp250 ribu hingga Rp400 ribu.

Cara cegah COVID-19

Rapid test antigen memang dianggap lebih efektif untuk mendeteksi COVID-19, tetapi cara paling efektif untuk mencegah penularan virus Corona jenis baru ini adalah dengan menerapkan 3M dengan disiplin.

3M tersebut di antaranya,

1. Memakai masker

Anda harus lebih disiplin memakan masker untuk mencegah penularan COVID-19. Pemakaian masker juga tidak hanya digunakan saat Anda keluar rumah.

Jika ada anggota keluarga yang masih melakukan aktivitas di luar rumah atau ada yang sakit sebaiknya penggunaan masker juga dilakukan saat berada di dalam rumah.

Memakai masker menjadi salah satu cara sangat mudah untuk melindungi diri sendiri dan keluarga termasuk, ibu dan ayah kita.

Tak sedikit orang tua terutama ibu yang sangat mengkhawatirkan kondisi anaknya yang masih harus bekerja di luar rumah saat pandemi COVID-19 dan selalu berpesan untuk menggunakan masker.

Sehingga sebagai salah satu cara untuk melindungi keluarga termasuk ibu, ada baiknya kita selalu menggunakan masker yang terdiri setidaknya dua lapis.

2. Mencuci tangan

Rajin mecuci tangan juga menjadi salah satu jurus aman untuk mencegah penularan COVID-19. Mencuci tangan minimal dilakukan selama 20 detik dan wajib menggunakan sabun.

Mencuci tangan harus menjadi ritual wajib yang dilakukan setelah beraktivitas di luar rumah. Jika Anda berada di luar rumah dan tak ada air untuk mencuci tangan, Anda bisa menggunakan hand sanitizer.

3. Menjaga jarak

Menjaga jarak tak tanya dilakukan saat di luar rumah, tetapi bagi Anda yang masih melakukan aktivitas di luar rumah atau sedang tidak begitu sehat, menjaga jarak juga harus dilakukan saat di rumah.

Menjaga jarak bukan berarti merenggangkan relasi sosial tetapi justru ini adalah cara untuk melindungi diri sendiri dan orang tersayang dari infeksi virus Corona.

----------------------------------------------

Tirto ikut berperan serta dalam program Satgas COVID-19 untuk mengendalikan dan mengakhiri pandemi.

Baca juga artikel terkait KAMPANYE COVID-19 atau tulisan lainnya dari Nur Hidayah Perwitasari

tirto.id - Kesehatan
Penulis: Nur Hidayah Perwitasari
Editor: Agung DH