Menuju konten utama
Pendidikan Agama Islam

Rangkuman Meyakini Kitab-kitab Allah, Mencintai Al-Quran

Iman kepada kitab-kitab Allah merupakan salah satu rukun iman dalam Islam

Rangkuman Meyakini Kitab-kitab Allah, Mencintai Al-Quran
Ilustrasi Kitab Taurat, salah satu kitab yang wajib diimani umat Islam. foto/Istockphoto

tirto.id - Salah satu rukun iman dalam Islam adalah meyakini kitab-kitab suci umat terdahulu. Sepanjang kehidupan manusia, Allah SWT menurunkan beberapa kitab sebagai pedoman hidup manusia kepada para nabi dan rasul yang Dia utus.

Berkaitan dengan kitab-kitab tersebut, Allah SWT berfirman dalam surah Al-Baqarah ayat 285:

" ... Semuanya beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya. (Mereka mengatakan): 'Kami tidak membeda-bedakan antara seseorang pun (dengan yang lain) dari rasul-rasul-Nya', dan mereka mengatakan: 'Kami dengar dan kami taat'. (Mereka berdoa): 'Ampunilah kami ya Tuhan kami dan kepada Engkaulah tempat kembali'," (QS. Al-Baqarah [2]: 285).

Kitab-kitab itu berupa petunjuk suci dari wahyu Allah SWT kepada para nabinya. Ketika wahyu-wahyu itu dikumpulkan, dihimpun, dan dijilid, maka ia dinamakan kitab Allah SWT.

Dilansir NU Online, secara umum, kitab-kitab Allah berisi perintah dan larangan syariat, janji baik (pahala/surga) dan ancaman buruk (dosa/neraka), ibadah, serta nasehat dan petunjuk cara hidup ideal.

Daftar Kitab-kitab Allah dan Rasul Penerima

Terdapat setidaknya empat kitab yang diturunkan Allah kepada para nabi dan rasul-Nya. Lima kitab-kitab itu adalah sebagai berikut.

  • Kitab Zabur diturunkan kepada Nabi Daud AS.
  • Kitab Taurat diturunkan kepada Nabi Musa AS.
  • Kitab Injil diturunkan kepada Nabi Isa AS.
  • Kitab Al-Quran diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW.

Selain menurunkan kitab, Allah SWT juga menurunkan suhuf, yaitu lembaran-lembaran terpisah (tanpa dijilid). Kitab dan suhuf ini mengandung firman-firman Allah SWT sebagai petunjuk bagi umat manusia.

Dalil mengenai suhuf ini tertera dalam surah Al-A'la ayat 18 dan 19:

“Sesungguhnya ini terdapat dalam suhuf-suhuf yang dahulu, [yaitu] suhuf-suhuf Ibrahim dan Musa,” (QS. Al-A’lā [87]: 18 – 19 ).

Di antara para nabi dan rasul penerima suhuf itu adalah Nabi Ibrahim dan Nabi Musa. Keduanya memperoleh masing-masing 10 suhuf.

Hikmah Beriman kepada Kitab-kitab Allah SWT

Beriman kepada kitab Allah memiliki sejumlah hikmah tertentu. Berikut ini hikmah-hikmah beriman kepada kitab-kitab Allah, sebagaimana dikutip dari Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti (2017) yang ditulis Muhammad Ahsan dan Sumiyati.

  • Memberikan petunjuk kepada manusia mana yang benar dan mana yang salah.
  • Pedoman agar manusia tidak berselisih dalam menentukan kebenaran.
  • Memberikan informasi sejarah kehidupan orang-orang terdahulu. Hal ini bisa menjadi pelajaran hidup yang berharga bagi umat manusia saat ini.
  • Manusia yang beriman akan dapat mengetahui dan membedakan mana yang baik dan mana yang buruk, karena di dalam kitab dijelaskan tentang perilaku yang baik dan buruk.
  • Mensyukuri segala anugerah dan nikmat Allah SWT, termasuk pemberian petunjuk yang benar melalui kitab-kitab-Nya.
  • Memiliki sikap toleransi yang tinggi karena kitab-kitab Allah SWT memberikan penjelasan tentang penanaman sikap toleransi, saling menghormati, dan menghargai orang lain bahkan pemeluk agama lain.

Makna Mencintai Al-Quran sebagai Kitab Terakhir

Sebagai umat Nabi Muhammad SAW, kita wajib mengimani sekaligus menjadikan Al-Quran sebagai pedoman hidup sehari-hari.

Kecintaan terhadap Al-Quran ditunjukkan dengan mengkaji Al-Quran, membaca, mengamalkan perintah-perintah di dalamnya, serta menjauhi larangan-larangan Allah SWT.

Setidaknya, terdapat tiga makna dan ketaatan yang dapat dilakukan seorang muslim sebagai bentuk cinta terhadap Al-Quran.

1. Menjadi muslim yang adil

Al-Quran mengatur dan mengajarkan sikap adil dalam berbagai aspek kehidupan. Dengan bersikap adil, manusia akan menjadikan orang-orang menjadi bertakwa.

Seperti firman Allah SWT: “Dan janganlah kebencianmu terhadap suatu kaum, mendorong kamu untuk tidak berlaku adil. Berlaku adillah, Karena (adil) itu lebih dekat kepada takwa,” (QS. Al Maidah [5]: 8).

2. Pribadi yang bersyukur

Orang yang bersyukur mampu menggunakan tenaga, pikiran, dan hartanya untuk Allah. Ia bersabar dalam kondisi terdesak dan

Contoh-contoh perilaku bersyukur ini ditunjukkan dengan taat beribadah, mengeluarkan zakat, infak dan sedekah, membantu orang yang membutuhkan, dan lain-lain.

3. Menjadi sosok yang takwa

Pribadi yang takwa adalah sosok yang mengikuti perintah-perintah Allah SWT dan menjauhi larangan-Nya.

Salah satu isi pokok Al-Quran adalah perintah dan larangan. Orang yang berakwa taat dengan pedoman hidup yang digariskan Islam melalui kitab sucinya.

Baca juga artikel terkait KITAB SUCI atau tulisan lainnya dari Abdul Hadi

tirto.id - Pendidikan
Penulis: Abdul Hadi
Editor: Addi M Idhom