Menuju konten utama

Rangkuman IPA: Perbedaan Zat Tunggal & Zat Campuran serta Contohnya

Di dunia ini ada dua macam kategori zat yang dibedakan berdasarkan penyusunnya yakni: zat tunggal (zat murni) dan zat campuran.

Rangkuman IPA: Perbedaan Zat Tunggal & Zat Campuran serta Contohnya
Susu kedelai. FOTO/Istockphoto

tirto.id - Jika gula dan kopi diamati, masing-masing terlihat berbeda sifat, bentuk dan warna serta rasanya. Demikian juga air biasa dan susu, jika dilihat oleh mata akan tampak perbedaannya. Ada banyak benda lain yang apabila diamati akan terlihat sangat berbeda. Mengapa?

Benda-benda itu berbeda karena tersusun oleh zat-zat yang berbeda pula. Di dunia ini ada dua macam kategori zat yang dibedakan berdasarkan penyusunnya yakni: zat tunggal (zat murni) dan zat campuran. Laman repositori.kemdikbud melansir penjelasannya seperti berikut ini:

Zat Tunggal

Pengertian zat tunggal atau zat murni adalah: zat yang hanya mengandung satu macam penyusun. Di sekitar kita bisa dilihat banyak contoh yang termasuk dalam zat tunggal misalnya emas, kayu, garam dapur (NaCl), gula murni (sukrosa), air, dll.

Zat murni tidak bisa diuraikan atau dibagi-bagi lagi menjadi zat lain yang lebih sederhana.

Zat Campuran

Pengertian zat campuran adalah: zat atau benda atau materi yang disusun atas beberapa campuran unsur zat tunggal. Ada banyak jenis zat campuran yang bisa dijumpai di sekitar lingkungan kita. Zat campuran ini masih bisa diuraikan lagi menjadi zat tunggal.

Terdapat 2 macam zat campuran yaitu:

1. Campuran homogen.

Coba simak dalam chanel Televisi Edukasi, campuran yang berasal dari zat-zat penyusun yang sempurna tercampur sehingga tidak lagi bisa dilihat zat aslinya. Misalnya saja garam yang dicampur dalam segelas air, kemudian diaduk rata hingga garamnya tidak terlihat lagi.

Lalu contoh lain adalah air sirup yang terdiri atas campuran air dan sirup gula, apabila diaduk rata zat-zat penyusunnya sulit dibedakan lagi. Ini karena campurannya homogen atau menjadi satu.

Perunggu juga termasuk dalam campuran homogen karena terbuat dari campuran zat tembaga dan timah atau zat kimia lain yang melebur sehingga tak bisa dilihat lagi zat aslinya. Begitu juga udara yang sebenarnya terdiri dari berbagai macam jenis gas, semisal oksigen, nitrogen, karbon dioksida, dan lainnya.

Emas putih juga adalah campuran homogen dari emas, perak serta tembaga. Gas LPG yang keerap digunakan memasak adalah campuran dari beberapa jenis gas yang tak bisa dipisahkan lagi.

Infografik SC Zat Tunggal dan Campuran

Infografik SC Zat Tunggal & Campuran. tirto.id/Sabit

2. Campuran heterogen.

Campuran ini terdiri dari zat penyusun yang tidak sempurna tercampur. Zat penyusun yang ada di dalamnya masih bisa dilihat dan dibedakan satu sama lain.

Contohnya pada minuman kopi hitam, yang endapan kopinya masih bisa dilihat dan dipisahkan dari air. Contoh lain adalah campuran air dan pasir yang lama kelamaan pasir dapat terpisah. Demikian pula air dan minyak, yang mudah dipisahkan kembali. Contoh lain adalah pasir halus yang terbang bersama angin, akan terpisah jika angin tak lagi kencang bertiup.

Perhatikan sayur sup yang terdiri dari berbagai campuran namun masih bisa dipisahkan zat penyusunnya. Demikian pula minuman seperti es campur, es boba, dan lainnya yang merupakan contoh dari campuran heterogen.

Dikutip dari buku IPA Terpadu Kelas VII oleh Mikrajuddin (2006:91), zat campuran heterogen masih bisa dibagi lagi menjadi 2 yakni:

Suspensi

Yang dimaksud dengan zat campuran heterogen suspensi adalah: bentuk fisiknya keruh karena tidak stabil dalam pencampuran. Apabila didiamkan maka akan terjadi endapan salah satu zat pencampur. Misalnya kopi dan air.

Koloid

Yang dimaksud dengan zat campuran heterogen koloid: campuran zat yang tidak dapat tercampur secara rata serta tidak terjadi endapan. Misalnya saja debu halus yang terus terbang mengikuti angin, asap dan debu yang tidak tercampur namun juga tidak mengendap.

Baca juga artikel terkait ZAT TUNGGAL atau tulisan lainnya dari Cicik Novita

tirto.id - Pendidikan
Kontributor: Cicik Novita
Penulis: Cicik Novita
Editor: Yulaika Ramadhani