Menuju konten utama

Ramai-Ramai Mengecam FUI Cilacap Atas Spanduk "Jesus is Moslem"

Ormas Islam mengkritik pemasangan baliho "Jesus is Moslem" oleh FUI Cilacap. Mereka menganggap itu bisa menyakiti hati umat Kristiani.

Ramai-Ramai Mengecam FUI Cilacap Atas Spanduk
Umat Katolik melaksanakan misa Natal di Gereja Katedral, Jakarta, Selasa (25/12/2018). Natal tahun 2018 di Gereja Katedral Jakarta diselenggarakan dengan mengusung tema Yesus Kristus Hikmat Bagi Kita. ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/aww.

tirto.id - Baliho di daerah Cilacap, Jawa Tengah, yang bertuliskan “I love Jesus because Jesus is Moslem” ramai dibicarakan masyarakat sejak Kamis (27/12/2018) lalu. Forum Umat Islam (FUI) Cilacap mengaku bahwa merekalah yang memasang baliho itu.

Ketua FUI Cilacap, Syamsudin, mengatakan pemasangan dilakukan bersama komunitas Muslim lain. Tujuannya untuk menguatkan umat Islam agar tak mengikuti 'acara non-muslim' seperti Natal dan tahun baru 2019.

Syamsudin membantah kalau konten di baliho itu provokatif. Menurutnya, apa yang mereka lakukan hanya “dalam kerangka mengingatkan saudara Muslim”.

Meski demikian, langkah ini tetap dikritik ormas Islam lain, misalnya oleh Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (Lakpesdam) Pengurus Besar Nahdlatul Ulama. Ketua Lakpesdam PBNU Rumadi Ahmad mengatakan hal seperti itu tak mesti dilakukan karena “enggak ada gunanya”.

Sah-sah saja kalau misal FUI memandang Yesus adalah Muslim. Dan memang itu yang diajarkan di Islam, bahwa Yesus adalah Nabi Isa Al-Masih. Namun keyakinan itu tidak sepatutnya diumumkan secara terbuka.

“Tapi ya nanti akan hilang sendiri,” kata Rumadi kepada reporter Tirto di Ancol, Jakarta Utara, Jumat (28/12/2018).

Hal yang sama dikatakan Direktur NU Online Savic Ali. Mengatakan bahwa Yesus adalah Muslim, katanya, jelas menyakiti perasaan umat Kristiani.

“Ini kan masalah sosok yang berbeda. Meski di Islam dipandang sebagai nabi, tetapi di Kristiani itu kan dipandang sebagai Putra Allah, Tuhan, seseorang yang disembah dan tidak boleh kita mengklaimnya seperti itu. Tidak boleh diucapkan ke publik,” kata Savic kepada reporter Tirto di lokasi yang sama.

Potensial Sebabkan Konflik

Ketua Bidang Informasi dan Komunikasi Majelis Ulama Indonesia (MUI) Masduki Baidowi juga mengkritik pemasangan baliho, terlebih ini masih dalam suasana Natal. Baginya, hari raya agama lain harusnya jadi momen umat Islam menunjukkan toleransinya.

“Sebaiknya justru di saat ini Muslim menciptakan suasana tenang agar umat Kristiani bisa menjalankan ibadah dengan tenang,” kata Baidowi kepada reporter Tirto.

Kritik juga disampaikan kelompok yang cukup dekat dengan FUI, Alumni 212. Ketua Media Center Alumni 212, Novel Bamukmin, menyatakan bahwa baliho yang dipasang FUI sangat provokatif dan mengadu domba masyarakat.

Karena itu dia berharap aparat segera bertindak menyelesaikan masalah ini. Jika perlu, dia mendesak polisi menangkap pemasangnya.

“Kami meminta aparat untuk segera menindak dan mencopot baliho tersebut dan segera menindak oknum pemasang baliho,” kata Novel. “Ini sangat berbahaya bagi akidah umat Islam yang awam,” tambahnya.

FUI Cilacap sebetulnya bukan pertama kali memasang baliho yang menyerang keyakinan orang lain. Dalam kasus sebelumnya mereka juga diprotes.

Pada Oktober lalu, FUI Cilacap menempelkan baliho yang mengkritik gelaran budaya sedekah laut. Baliho itu berisi tulisan, di antaranya, “buatlah program wisata yang Allah tidak murka.” Alasan mereka tetap sama, bahwa baliho itu dipasang untuk menjaga akidah Muslim. FUI Cilacap akhirnya mencopot itu pada 11 Oktober.

Baca juga artikel terkait BALIHO DI CILACAP atau tulisan lainnya dari Felix Nathaniel

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Felix Nathaniel
Penulis: Felix Nathaniel
Editor: Rio Apinino