Menuju konten utama

Raksasa Otomotif AS dan Para Pemimpin Revolusioner

Kisah popularitas dua raksasa otomotif AS yang menguasai pasar Amerika Selatan dan Karibia.

Raksasa Otomotif AS dan Para Pemimpin Revolusioner
Header Mozaik Chevrolet. tirto.id/Ecun

tirto.id - Pada awal abad ke-20, Ford dan Chevrolet telah bersaing ketat memperebutkan pasar mobil Amerika Serikat.

Warsa 1901, Henry Ford mendirikan perusahaan atas namanya sendiri, Henry Ford Company. Perusahaan ini sebenarnya merupakan restrukturisasi dari Detroit Automobile Company yang didirikan pada 1899.

Pada 1902 Henry memutuskan memisahkan diri dari para investor lain dan mendirikan Cadillac Automobile Company. Satu tahun kemudian, perusahaan Ford Motor Company pun dibentuk. Saat itulah mobil Ford Model A mulai dikembangkan dan berhasil menyedot perhatian.

Karena angka penjualan tinggi, Henry bisa mengatasi masalah finansial perusahaan barunya itu. Kesuksesan itu diikuti dengan peluncuran Model B dan Model C pada 1904 dan terus bertambah hingga berjumlah tujuh model pada 1907. Dalam waktu 20 tahun berikutnya, Ford berhasil membukukan penjualan sebanyak 15 juta unit.

Perusahaan Ford terus tumbuh menjadi raksasa otomotif. Di era globalisasi, Ford tercatat sebagai pemilik saham beberapa perusahaan lain seperti 8 persen Aston Martin, 32 persen Jiangling Motors, serta terlibat dalam manajemen produksi di beberapa negara seperti Changan Ford di Cina, Ford Lio Ho di Taiwan, Ford Otosan di Turki, dan lain-lain.

Ketika memulai bisnisnya, rival ketat yang dihadapi Ford datang dari negara asalnya sendiri dengan merk Chevrolet. Pada November 1911, perusahaan Chevrolet yang dikenal dengan sebutan Chevy didirikan di Detroit, AS.

Kala itu, Louis Chevrolet, pembalap mobil kelahiran Swiss, sepakat untuk berbisnis dengan William C. Durant, pendiri General Motors. Di sudut jalan Wilcox dan Kearsley, mereka membuka pabrik yang kini dikenal dengan sebutan “Chevy Commons” dengan semangat untuk membuat sebuah mobil yang akan dikenal karena performa dan daya tahan yang terbaik.

Mereka membawa teknologi dan fitur-fitur yang biasanya disediakan untuk mobil yang lebih mahal untuk diterapkan ke mobil kelas menengah dengan harga terjangkau. Chevrolet pertama pun lahir dengan nama The Classic Six yang menawarkan starter dan lampu depan elektrik.

Sistem ini bahkan masih langka di antara mobil-mobil mewah sekalipun. Pada tahun-tahun berikutnya mereka juga menerapkan sistem kaca pengaman, injeksi bahan bakar, rem anti-lock, dan sistem kontrol stabilitas elektronik. Belakangan, upaya itu menjadi tonggak penting dalam sejarah produksi mobil di masa berikutnya.

Popularitas Chevrolet dan Revolusi

Meski mengedepankan performa dan daya tahan, Chevrolet tidak melupakan sisi artistik. Desain unik yang mereka kembangkan justru sukses menjadi ikon budaya Amerika. Hal itu terutama dimulai dengan penggunaan logo “bow tie” pada 1914 yang makin mendongkrak popularitasnya.

Logo itu dinilai punya peran penting dalam mendongkrak penjualan. Dua tahun setelah logo resmi digunakan, produksi Chevrolet mencapai 70 ribu unit dan menjadi hampir dua kali lipat di tahun berikutnya.

William C. Durant sendiri yang menggagas penggunaan logo itu. Menurut publikasi resmi perusahaan yang berjudul "The Chevrolet Story of 1961", logo tersebut berasal dari imajinasi Durant ketika sedang berkeliling dunia pada 1908. Konon, ia melihat pola garis dasi di dinding sebuah hotel di Prancis.

Hingga awal 1920-an, produksi Chevrolet terus bertambah guna memenuhi permintaan pelanggan. Pabrik-pabrik dibuka di banyak wilayah, sebelum akhirnya pertumbuhan itu dihentikan oleh depresi besar yang melanda dunia pada 1930-an.

Akan tetapi, masalah itu tidak pernah benar-benar menghentikan aktivitas produksi mereka. Bahkan, di tengah kesulitan keuangan mereka berhasil mengembangkan fitur-fitur baru.

Infografik Mozaik Chevrolet

Infografik Mozaik Chevrolet

Pada musim semi 1934, produk anyar mereka membawa pembaruan berupa mobil sedan sporty lengkap dengan bagasi. Di tahun itu juga mereka mencatatkan diri sebagai produsen mobil yang berhasil mencapai angka produksi 10 juta unit, tepat 23 tahun setelah perusahaan resmi didirikan.

Dari sisi desain fisik, perubahan radikal terjadi di era 1950-an. Sirip yang memicu kesuksesan penjualan di model Bel Air 1957 melambangkan optimisme, dan model Corvette sporty yang didesain untuk dua tempat duduk dirilis pada gelaran Motorama Show 1953.

Selain itu, desain Corvette Stingray 1963 yang ramping dianggap oleh para sejarawan otomotif sebagai salah satu mobil dengan tampilan fisik terbaik yang pernah dirancang. Dengan desain itu pula, Chevrolet sukses menembus pasar internasional.

Robert Tate, sejarawan otomotif, mencatat bahwa antara 1955 hingga 1957, model-model Chevrolet benar-benar sukses menarik perhatian pelanggan dan mendapat julukan “Hot Ones”.

Secara umum, popularitas mobil-mobil produksi AS dan Eropa sampai ke Amerika Selatan dan Karibia. Salah satu penyebabnya adalah banyaknya pemimpin revolusioner yang kerap terlihat berkendara dengan mobil-mobil seperti Ford, Chevrolet, Daimler, Cadillac, hingga Dodge. Belakangan, di wilayah itu, Chevrolet dan Ford jadi merk yang paling banyak terlihat.

“Che Guevara memiliki Chevrolet dan mobil favorit Fidel Castro setelah kemenangan Revolusi adalah Oldsmobile. Sebuah Chevrolet pada 1951 terlihat membawa saudara Fidel, Raul Castro, untuk menyerang barak militer Moncada di Santiago de Cuba,” tulis Richard Schweid dalam bukunya Che’s Chevrolet, Fidel’s Oldsmobile: On the Road in Cuba (2004:5)

Hingga 2010, Chevrolet telah beroperasi di lebih dari 140 negara dengan catatan penjualan global pada 2011 mencapai rekor 76 juta unit di seluruh dunia. Kala itu Brazil dan Cina menduduki urutan ke-2 dan 3 setelah AS untuk urusan penjualan. Posisi itu tidak berubah hingga 2021. Angka jutaan unit itu membuktikan sebuah kalimat dalam katalog Chevrolet tahun 1950-an:

“Popularitas yang dicapai mobil Chevrolet adalah cerminan dari penilaian ribuan pembeli yang yakin bahwa sumber daya yang besar dan kebijakan manufaktur yang terbaik cukup untuk memastikan produksi mobil yang benar-benar berharga.”

Baca juga artikel terkait INDUSTRI OTOMOTIF atau tulisan lainnya dari Tyson Tirta

tirto.id - Otomotif
Kontributor: Tyson Tirta
Penulis: Tyson Tirta
Editor: Irfan Teguh Pribadi