Menuju konten utama

Rahayu Saraswati Meradang Dituding Terlibat Kasus Edhy Prabowo

Rahayu menganggap, kasus korupsi perizinan ekspor benih lobster digunakan untuk merobohkan elektabilitasnya di Pilkada Tangsel 2020.

Rahayu Saraswati Meradang Dituding Terlibat Kasus Edhy Prabowo
Pasangan bakal calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Tangerang Selatan, Muhamad (kiri) dan Rahayu Saraswati (kanan) berfoto bersama usai menyerahkan berkas pendaftaran ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) Tangerang Selatan di Setu, Tangerang Selatan, Banten, Jumat (4/9/2020). ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal/wsj.

tirto.id - Calon Wakil Wali Kota Tangerang Selatan Rahayu Saraswati membantah terlibat kasus korupsi yang menjerat Edhy Prabowo. Memang Edhy mendapatkan suap dari salah satu perusahaan yang mengajukan izin ekspor benih lobster, namun kata Rahayu, itu bukan perusahaannya.

"Kasus yang menimpa Menteri KKP adalah soal suap yang dilakukan satu PT kepadanya [Edhy] dan beberapa orang secara pribadi. Apa hubungannya dengan perusahaan kami?" kata Rahayu melalui keterangan tertulis diterima reporter Tirto, Sabtu (28/11/2020).

Politikus Partai Gerindra ini merupakan direktur utama PT Bima Sakti Mutiara. Perusahaan tersebut juga mendapatkan izin ekspor benih lobster saat Edhy Prabowo menjabat menteri kelautan dan perikanan.

"Kami melalui proses pendaftaran untuk izin sama seperti 60 perusahaan lain yang mendapatkan izin. Di mana kolusinya?" kata Rahayu.

"Tidak ada kepercayaan dan wewenang yang secara spesifik hanya diberikan kepada kami. Di mana nepotismenya?" imbuhnya.

Rahayu juga menjelaskan, sejak dia mencalonkan diri sebagai wali kota Tangerang Selatan, ia tak aktif di PT Bima Sakti Mutiara. Dia juga memastikan, perusahaan itu sebenarnya hingga kini belum pernah melakukan eskpor benih lobster sama sekali.

"Justru yang baru kami lakukan beberapa minggu lalu adalah pelepasliaran atau restocking lobster ke alam. Salahnya di mana?" tuturnya.

Rahayu menganggap, kasus Edhy dijadikan sebagai bahan untuk menjegalnya di Pilkada Tangsel. Menurutnya ada upaya menurunkan kredibilitas dan elektabilitasnya.

"Anda mau melakukan black campaign dengan pencemaran nama baik dan black campaign, itu pilihan anda sepenuhnya," katanya.

Baca juga artikel terkait KORUPSI BENIH LOBSTER atau tulisan lainnya dari Andrian Pratama Taher

tirto.id - Politik
Reporter: Andrian Pratama Taher
Penulis: Andrian Pratama Taher
Editor: Dieqy Hasbi Widhana