Menuju konten utama

Ragam Citra Inneke Koesherawati

Perjalanan karier Inneke Koesherawati penuh warna. Mulai dari model remaja lugu, model dewasa yang dianggap seronok, hingga model hijab dan produk kecantikan halal.

Ragam Citra Inneke Koesherawati
Kolase metamorfosis inneke koesherawati. FOTO/Istimewa.

tirto.id - Salah satu cara agar bisa jadi selebritas wanita terkenal di era 1980 dan 1990-an ialah mengikuti audisi Gadis Sampul. Salah satu audisi yang paling masyhur diadakan oleh majalah Gadis sejak tahun 1987. Kompetisi itu diminati para wanita dan terbukti bisa membuat seseorang menjadi tenar. Beberapa alumninya ialah Desy Ratnasari, Krisdayanti, Lulu Tobing, Nike Ardilla, Dian Sastrowardoyo, dan Sigi Wimala.

Pada tahun 1990, Inneke Koesherawati jadi salah satu peserta. Waktu itu Inneke masih gadis 15 tahun yang tampil dengan potongan rambut youngen scoop. Ia mendapat gelar sebagai Pemenang Berbakat.

Perempuan kelahiran Jakarta 13 Desember 1975 ini sudah mencoba akting di depan kamera saat masih duduk di bangku SMP. Ayahnya, yang pernah ikut kelompok teater di Bandung, merupakan sosok yang mengajarkan Inneke berakting. Saat itu, menurut majalah Tempo edisi 25 Juni 1994, dia menjadi figuran dalam film remaja Lupus IV. Bayarannya hanya Rp15 ribu.

Di usianya yang masih 16 tahun, Inneke tampil di muka kamera. Perannya belum menonjol. Kala itu, dia bermain dalam film Rini Tomboy (1991), yang dibintangi Tio Pakusadewo, Cornelia Agatha, dan Adjie Massaid. Kemudian, dia bermain dalam film Bisa Naik Bisa Turun (1991), yang dibintangi grup lawak legendaris, Warkop DKI.

Pada awal 1990, film-film Warkop DKI memang diisi oleh deretan aktris cantik dan seksi, sebagai bumbu “penyedap mata”. Sampai-sampai ada anekdot di kalangan pecinta film: “Anak-anak menonton tingkah konyol Dono, Kasino, dan Indro. Bapaknya menonton cewek seksi.”

Dalam film tersebut, Inneke ditemani aktris cantik nan aduhai lainnya, yakni Kiki Fatmala, Fortunella, dan Gitty Srinita. Tapi, dia tak tampil buka-bukaan di film ini. Dia hanya menjadi figuran, berperan sebagai seorang sekretaris di sebuah kantor, tempat Dono, Kasino, Indro bekerja.

Pada 1993, Inneke kembali tampil dalam film Warkop DKI, Bagi Bagi Dong. Dia berperan sebagai Yukem, kawan wanita Dono, Kasino, Indro. Kesan lugu yang dulu tersirat dalam foto gadis sampul jadi hilang. Inneke tampil dengan gaya busana khas wanita Warkop yakni rok mini ketat dan atasan ketat tanpa lengan. Ada kalanya ia bertingkah manja saat melihat kelakuan iseng anggota Warkop.

Beradu akting dengan Warkop ternyata membuka pintu rezeki Inneke di dunia perfilman. Sutradara film kembali memberinya peran. Tetapi perannya tidak jauh berbeda dengan yang ia lakukan di Warkop. Inneke tetap dikemas sebagai wanita yang kerap memakai busana minim dan berkarakter lemah lembut manja. Ini tersirat pada film Setetes Noda Manis (1994)

Inneke dikisahkan sebagai pengantin baru. Salah satu adegan dalam film menyorot tubuh Inneke yang mengenakan BH tanpa tali dan celana ketat pendek. Seorang pria mencium dan membelai tubuh yang setengah telanjang. Adegan pun berlanjut ke ranjang.

Pada tahun 1995, adegan serupa terulang dalam Bebas Bercinta. Di film ini Inneke berperan sebagai istri Ibra Azhari. Aksi mesra pasangan ini jadi hal yang ditonjolkan sutradara Gope T. Samtani.

Pelan-pelan, nama Inneke makin dikenal publik, terutama karena perannya yang terbilang berani. Honornya pun perlahan merangkak naik. Tempo edisi 25 Juni 1994 mencatat, Inneke mendapatkan peran utama dalam film Misteri Ronggeng (1991) sebagai Anita. Saat itu, Inneke memperoleh honorarium Rp300 ribu.

“Saat itu saya tak punya modal akting, dan masih takut-takut,” katanya, seperti dikutip dari Tempo.

Pertengahan 1995, majalah Film volume 236-246 tahun 1995 menyebut Inneke termasuk jajaran aktris paling laris negeri ini. Menurut majalah tersebut, saat akan membintangi film Hangatnya Cinta (1995) produksi Rapi Film, Inneke berusaha memberikan yang terbaik bagi kelancaran produksi film itu.

“Saya sudah mengenal sistem kerja perusahaan film ini. Bekerjasama dengan mereka, enak. Dan saya optimis, film ini bisa diterima masyarakat kita,” katanya, seperti dikutip dari majalah Film volume 236-246 tahun 1995.

Menurut JB Kristanto dalam buku Katalog Film Indonesia 1926-2007, hampir sebagian besar film ini diisi adegan cinta dan pameran tubuh. Nama Inneke makin terkenal sejak dia membintangi film Gadis Metropolis (1992) sebagai Fanny.

Melalui film tersebut, dia ngetop karena berani beradegan panas. Namun, melalui wawancaranya dengan Tempo edisi 25 Juni 1994, Inneke menganggap keberaniannya itu masih sesuai dengan alur cerita dan masih ada pakaian yang dikenakannya.

Berkat keberaniannya dalam film-film yang dibintanginya, Inneke lalu mendapatkan predikat bom seks. Namanya disejajarkan dengan bintang-bintang “panas” kala itu, seperti Sally Marcelina, Windy Chindyana, dan Malfin Shayna.

Tempo edisi 25 Juni 1994 menyebut, pada 1994 Inneke membuat kontrak delapan film panas. Honorariumnya Rp10 juta hingga Rp15 juta untuk satu film.

Infografik Inneke Koesherawati

Hijrah dan Memakai Hijab

Yang abadi di dunia ini adalah perubahan. Begitu pula yang terjadi pada Inneke. Sonja van Wichelen dalam bukunya Religion, Politics and Gender in Indonesia; Disputing the Muslim Body (2010) menulis, pada 2001, di tengah kariernya yang berkibar, Inneke pergi ke Mekah untuk melaksanakan ibadah haji. Setelah ia kembali, Inneke memutuskan untuk mengenakan busana Muslimah dan menciptakan citra baru sebagai perempuan yang saleh tapi modern.

Menurut Panji Masyarakat edisi 2001, keputusannya untuk berjilbab dimulai saat bulan Ramadan pada 2001. “Niatnya dari saya sendiri, tidak ada yang menyuruh atau mendorong,” tutur Inneke.

Inneke pun memutuskan meninggalkan dunia film dan sinetron pada 2013 untuk fokus mengurus keluarga. Film terakhir Inneke adalah Di Bawah Langit (2010). Tentu saja film ini berbeda dengan film-film yang mengangkat namanya pada 1990-an.

Sepanjang tahun 1990-an, tampilan khas Inneke di antaranya nampak dalam film Pergaulan Metropolis, Wanita Dalam Gairah, Gadis Metropolis, Kenikmatan Tabu, dan Di Bawah Langit. Sepanjang kariernya, Inneke sudah bermain dalam 20 judul film. Sebagian besar film panas, dengan judul menggoda, seperti Bebas Bercinta (1995), Wanita dalam Gairah (1995), Kenikmatan Tabu (1994), Ranjang yang Ternoda (1993), dan Gairah yang Nakal (1993).

Selain jadi bintang film, Inneke juga tampil dalam halaman majalah. Para penata gaya di majalah pun tidak berupaya memberi citra lain bagi Inneke. Ia tetap tampil dengan busana terbuka. Semua hal itu membuat publik beranggapan bahwa Inneke adalah aktris film panas.

Anggapan ini mungkin bisa membuat kalangan generasi Z terkejut. Kini Inneke lekat dengan citra wanita salehah. Pada tahun 2001 ia memutuskan berhijab dan perlahan mengurangi peran sebagai aktris. Istri Fahmi Darmawansyah ini sempat bilang bahwa dirinya merasa bersalah bila tidak mengenakan hijab. Ia pun merasa tampil mengenakan hijab memudahkannya dalam bergaul.

Tak berapa lama setelah Inneke berhijab, produk kosmetik Wardah berencana untuk mengembangkan usahanya. Mereka butuh duta yang sesuai dengan karakter produk, yakni kosmetik halal. Pemilik produk kemudian mengajak Inneke untuk jadi duta lini ini.

“Wardah adalah jawaban dari Allah untuk saya. Selama ini saya mencari kosmetik yang cocok dan halal. Pas waktunya,” kata Inneke dalam acara 20th Anniversary of Wardah.

Pada tahun 2002, Inneke resmi jadi duta lini kosmetik lokal ini. Ia melakukan pemotretan dengan harapan agar iklan bisa segera tampil di televisi. Keinginan itu tidak serta merta tercapai. Di awal tahun 2000-an, konsep kosmetik halal dan wanita berhijab belum sepopuler sekarang.

Sekarang Wardah dan Inneke bisa berbangga hati. Pihak Wardah bisa bilang bahwa mereka adalah salah satu pihak yang meletakkan tonggak fesyen busana muslim di Indonesia dengan Inneke sebagai dutanya. Pendapat ini tidak terlalu berlebihan. Bisnis Wardah semakin besar. Lini tersebut berani mensponsori acara pagelaran mode dalam negeri seperti Jakarta Fashion Week dan juga mendukung desainer busana muslim Dian Pelangi dalam meluncurkan koleksi busana.

Akhir tahun lalu, lini kosmetik tersebut menjadi produk kosmetik resmi yang digunakan dalam acara Dubai Modest Fashion Week. Inneke terlibat dalam setiap acara yang didukung oleh Wardah. Apapun dan di manapun acaranya, Inneke jadi modelnya. Fans Wardah juga jadi fans Inneke. Begitupun sebaliknya.

Jumlah pengikut akun Instagram Inneke mencapai angka 924 ribu. Selain mempromosikan kampanye Wardah, ia juga mempromosikan Inneke Marini Scarf, Lini hijab yang didirikan bersama Marini Zumarnis, selebritas dan kawan lama Inneke. Mereka memilih segmen pasar menengah ke atas. Satu hijab berbahan voal dijual dengan harga Rp350 ribu. Acara-acara bazaar seperti Muslim Fashion Festival turut jadi tempat jualan hijab ini.

Selain jadi pengusaha hijab, Inneke meluncurkan buku Hi Darl. Buku yang mengisahkan perjalanan karier, keputusan hijrah, dan cerita tentang pertemanan dengan Marini. Buku disertai potret Inneke dan Marini yang tampil modis melalui arahan penata gaya busana selebritas ibukota. Publikasi ini pun didukung oleh Wardah.

“Selama ini Wardah selalu mendukung saya untuk menebar inspirasi bagi masyarakat luas,” katanya.

Andai tidak ada halangan, hari ini Inneke punya jadwal penandatanganan buku. Mungkin para penggemar harus siap-siap gagal bertemu idola. Inneke, istri tersangka kasus suap Bakamla Fahmi Darmawansyah, sempat dibawa ke gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menyusul operasi tangkap tangan yang menyeret Kalapas Sukamiskin Wahid Husein, Sabtu (21/7/2018) dini hari dan suaminya itu. Inneke baru kembali ke rumahnya pada Sabtu malam.

Mungkin Wardah pun harus siap-siap membuat rencana baru untuk seorang duta yang telah mereka anggap sebagai keluarga ini.

Baca juga artikel terkait SELEBRITAS atau tulisan lainnya dari Joan Aurelia & Fandy Hutari

tirto.id - Gaya hidup
Penulis: Joan Aurelia & Fandy Hutari
Editor: Nuran Wibisono