Pemerintah Kolonial Hindia Belanda melihat potensi finansial yang besar dan alat kontrol politik pada aktivitas haji yang dilakukan muslim di Nusantara.
Pada tahun 1918, Belanda mulai merintis bisnis penerbangan yang menghubungkan Amsterdam dan Batavia, serta mendirikan anak perusahaan di Hindia Belanda.
Demi penyerapan maksimum atas komoditas, pemerintah kolonial membangun jalur kereta api Surabaya-Vorstenlanden. Kepentingan militer pun turut terpenuhi.