Indeks Mobil Murah

Pemerintah dalam waktu dekat akan melakukan penyesuaian harga LCGC, dengan ancer-ancer penyesuaian 5 persen.

Jika aturan terkait PPnBM kendaraan bermotor diubah demi mobil listrik, maka mobil murah atau LCGC yang selama ini menikmati pajak penjualan barang mewah akan jadi “tumbalnya.”

Di tengah penjualan LCGC yang lesu, pemerintah akan mengenakan pajak penjualan barang mewah pada segmen "mobil murah".

Astra sedang gencar memperkenalkan bisnis digitalnya dengan memaksimalkan jaringan grup bisnisnya.

Hancurnya eksistensi Tata Nano mengindikasikan konsumen tidak lagi tertarik dengan mobil murah.

"Tahun ini tahun puncak. Pertama karena dihadiri Presiden Joko Widodo, kemudian transaksinya saya yakin akan melebih tahun lalu dan angka pengunjung akan mencetak rekor."

Mitsubishi Xpander GLS M/T dibanderol Rp213 juta.

Pada IIMS 2018, Nissan, Wuling dan Daihatsu menghadirkan mobil Low MPV dengan harga di bawah Rp250 juta.

Toyota Avanza dijual dengan rentang harga mulai Rp188,4 juta hingga Rp239,3 juta di IIMS 2018.

Dengan harga suku cadang yang lebih murah dari rata-rata pesaing lainnya, Wuling diyakini dapat membekas di kalangan konsumen sehingga meningkatkan penjualan.

Tahun lalu Indonesia kehadiran mobil bergenre crossover, Kwid besutan Renault. Mobil rakitan India ini menyelinap ke pasar Low Cost and Green Car (LCGC), tapi Kwid yang berkapasitas 1.000 cc ini bukanlah berada di kasta LCGC, tapi harganya bisa dibilang murah.

Low cost and green car (LCGC) atau dengan sebutan populernya “mobil murah” menebar kontroversi semenjak kelahirannya. Ia dituding menambah kemacetan, penyedot BBM subsidi, hingga yang terakhir dianggap bukan lagi “mobil murah”.

Setelah tak terdengar kabarnya, mobil Esemka kembali jadi pemberitaan. Esemka akan mulai diproduksi massal setelah Agustus tahun ini. Kabar ini jadi babak baru bagi perjalanan Esemka yang sempat naik daun empat tahun lalu dan digadang-gadang sebagai “mobil nasional”. Babak baru mobil Esemka melibatkan banyak pihak termasuk investor lokal hingga pemain asing dari Cina. Masihkah relevan pengembangan mobil Esemka di Indonesia?