Dalam beberapa pekan terakhir politik Amerika Serikat diguncang kontroversi isu anti-semitisme yang dipicu pernyataan anggota kongres Ilhan Omar tentang "Lobi Israel".
Politisi di Barat membungkusnya melalui kampanye anti-imigrasi, yang sukses meraup simpati dengan propaganda Islamofobia. (Imigran) Muslim dianggap ancaman laten.
Aksi-aksi "free hug" hingga membagi-bagikan ta'jil dilakukan komunitas-komunitas bernikab guna mengimbangi stigma nikab yang diidentikkan dengan terorisme.
Seorang Muslimah Amerika gerah para terorisme masih sering diidentikan dengan Islam. Lantas ia membuat daftar Muslim-muslim yang mencekal tindakan terorisme, sebagai bukti kalau Islam tidak mengajarkan perilaku bengis itu.
Sebuah akun Twitter politik sayap kanan Amerika Serikat mengunggah foto wanita berniqab dan waria yang duduk bersebelahan dalam kereta, disertai teks: "Ini masa depan yang diinginkan orang-orang liberal."
Wakil Presiden Jusuf Kalla menyebut bahwa kebijakan imigrasi Presiden AS Donald Trump justru akan memperparah ketakutan pada Islam. Reaksi keras atas kebijakan Trump menurut Kalla juga membahayakan keutuhan Amerika.
Amerika dulu mengirim orang-orang Jepang ke kamp pengasingan selama Perang Dunia II. Gagasan rasialis ini dibuka lagi untuk orang-orang muslim di Amerika.