Profesor ilmu politik dari Universitas Oslo, yang mendalami studi Indonesia sejak 1970-an, menyatakan kesempatan politik gerakan buruh terbuang karena mendukung kaum elite parpol, alih-alih membangun aliansi yang otonom.
Demonstrasi sebagian buruh untuk menuntut pencabutan tax amnesty disinyalir lebih bernuansa politis dibandingkan kesejahteraan. Serikat buruh harus mandiri membawa panji-panji perjuangan sendiri dengan tujuan untuk kesejahteraan kaum buruh bukan kesejahteraan yang disinyalir dinikmati oleh segelintir elit buruh bahkan politisi.