Menuju konten utama

PVMBG Pastikan Status Gunung Agung Terkini Masih Level Siaga

Status Gunung Agung terkini masih dalam level siaga karena ancaman bahaya berada dalam zona perkiraan yakni di radius 4 kilometer dari puncak.

PVMBG Pastikan Status Gunung Agung Terkini Masih Level Siaga
Asap dan abu vulkanik keluar dari kawah Gunung Agung terlihat dari Desa Culik, Karangasem, Bali, Selasa (3/7/2018). ANTARA FOTO/Nyoman Budhiana

tirto.id - Gunung Agung mengalami erupsi strombolian lagi sebanyak dua kali pada Selasa, 3 Juli pagi. Meski aktivitas vulkanik mengalami peningkatan, status Gunung Agung hingga saat ini masih berada pada level III (siaga). Sebab, ancaman bahaya masih dalam zona perkiraan yakni di radius 4 kilometer dari puncak gunung.

"Kalau dilihat erupsi strombolian pada 2 Juli lalu, lontaran lava pijar masih kisaran dua kilometer," kata Kepala Sub-Bidang Mitigasi Pemantauan Gunung Api Wilayah Timur Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Devy Kamil Syahbana di Pos Pengamatan Gunung Agung, Desa Rendang, Karangasem, Rabu (4/7/2018).

Strombolian merupakan erupsi dengan mengeluarkan lava pijar dan abu vulkanik. Erupsi ini bisa semakin mudah terjadi karena gempa tektonik muncul saat kantong magma Gunung Agung sudah terisi dan siap dimuntahkan.

Meski aktivitas gunung setinggi 3.142 meter di atas permukaan laut itu masih tergolong tinggi, namun ancaman bahaya masih belum melampaui 4 kilometer, sehingga pihaknya belum mempertimbangkan adanya peningkatan status gunung.

Namun, Devy mengimbau kepada masyarakat yang berada di luar zona perkiraan bahaya untuk tetap tenang dan tidak panik serta tetap mengikuti sumber informasi yang jelas.

Ia menjelaskan kondisi Gunung Agung saat ini masih belum stabil dan masih rawan diikuti erupsi lanjutan.Jika dilihat dari tren seismik, Devy menambahkan juga belum ada perubahan yang signifikan meski masih diwarnai gempa vulkanik.

Gunung Agung, lanjut dia, malah mengalami deflasi karena sudah melepas beberapa kali energi yang menyebabkan tubuh gunung cenderung "mengempis."

"Tetapi meski begitu bukan berarti sudah selesai, dia [Gunung Agung] masih dalam kondisi berkembang," kata dia seperti dikutip Antara.

Artinya, lanjut dia, kalau ada pasokan magma baru ke permukaan, Gunung Agung bisa mengalami deflasi dan kemudian bisa kembali terjadi erupsi.

Gempa tektonik berkekuatan 5,2 SR terjadi di Bali pada Selasa pagi pukul 09.19 WITA. Kondisi ini membuat ketidakstabilan magma Gunung Agung sehingga menyebabkan terjadinya erupsi sebanyak dua kali.

Data BMKG menyebut bahwa gempa itu berpusat di laut pada jarak 110 km arah Selatan Kota Denpasar pada kedalaman 24 km. Beberapa menit usai gempa itu, terjadi dua erupsi, yakni pukul 09.28 WITA dan 09.46 WITA dengan tinggi kolom abu masing-masing 2.000 meter dan 500 meter dari puncak.

Baca juga artikel terkait GUNUNG AGUNG atau tulisan lainnya dari Yuliana Ratnasari

tirto.id - Sosial budaya
Penulis: Yuliana Ratnasari
Editor: Yuliana Ratnasari