Menuju konten utama

Putra Mahkota Arab Saudi: Israel Punya Hak Atas Tanah Mereka

"Negara kami tidak punya masalah dengan Yahudi."

Putra Mahkota Arab Saudi: Israel Punya Hak Atas Tanah Mereka
Presiden Amerika Serikat Donald Trump bertemu dengan Perwakilan Saudi Putra Mahkota dan Menteri Pertahanan Mohammed bin Salman di Ruang Oval Gedung Putih di Washington, Amerika Serikat, 14 Maret 2017. ANTARA FOTO/REUTERS/Kevin Lamarque/File Photo

tirto.id - Putra Mahkota Arab Saudi, Mohammed bin Salman menyampaikan bahwa selain Palestina, Israel juga memiliki hak atas tanahnya sendiri.

Hal ini disampaikan Mohammed bin Salman dalam wawancaranya bersama The Atlantic, Senin (2/4/2018).

"Saya percaya bahwa setiap orang, di mana saja, memiliki hak untuk hidup di negara mereka yang damai. Saya percaya rakyat Palestina dan rakyat Israel punya hak atas tanah mereka. Tetapi kita harus memiliki perjanjian damai demi memastikan stabilitas semua pihak dan memiliki hubungan yang normal," kata pewaris tahta kerajaan berusia 32 tahun itu.

Sebagaimana diberitakan Al-Jazeera, Bin Salman juga mengatakan bahwa Arab Saudi sendiri tidak mempunyai masalah dengan orang Yahudi dan menjelaskan bahwa saat ini sendiri banyak orang Yahudi yang bekerja di Arab Saudi.

"Negara kami tidak punya masalah dengan Yahudi," kata Pangeran Mohammed bin Salman.

Terkait hal ini, Bin Salman juga menekankan bahwa jika dilihat dari sejarah Islam, Nabi Muhammad juga pernah menikahi seorang wanita Yahudi. Hal itu merujuk kepada Shafiyah binti Huyay, istri Rasulullah dari suku Bani Nadhir yang merupakan salah satu suku Bani Israel yang bermukim di Madinah saat itu.

Sejauh ini, Saudi dan Israel tidak memiliki hubungan resmi. Para pemimpin Saudi punya tradisi mengkritik Israel atas perlakuan mereka kepada Palestina dan karena membatasi akses kepada kaum muslim untuk memasuki Yerusalem. Namun begitu, pernyataan Pangeran Mohammed bin Salman tersebut dinilai menggambarkan nada yang lebih bersahabat kepada Israel.

Pangeran Mohammed bin Salman juga menyatakan hubungan resmi antara Saudi dan Israel akan saling menguntungkan. Pembentukan hubungan resmi Saudi-Israel, kata dia, akan menguntungkan kedua negara, dan tetangga-tetangga mereka.

"Israel adalah negara dengan perekonomian besar dan terus berkembang, dan tentu saja kami punya banyak kepentingan dengan Israel. Jika ada perdamaian, akan ada banyak kepentingan di antara Israel dan negara-negara Dewan Kerja Sama Teluk seperti Mesir dan Yordania," jelasnya menekankan.

Pangeran Mohammed juga mengesampingkan sentimen anti-Yahudi dalam masyarakat Saudi. Ia adalah salah satu pejabat Arab Saudi yang mempunyai hubungan dekat dengan pemerintahan Presiden Donald Trump, khususnya dengan menantu yang sekaligus penasihat Trump, Jared Kushner, yang ditugasi Trump untuk mengatasi konflik Israel-Palestina.

Lebih jauh lagi, Mohammed bin Salman juga telah berjanji untuk mengembalikan negara tersebut ke "Islam moderat". Ia pun meminta dukungan global untuk mengubah kerajaan garis keras itu menjadi masyarakat terbuka yang memberdayakan warga negara dan menarik investor.

"Kami hanya kembali pada apa yang kami ikuti: Islam moderat yang terbuka terhadap dunia dan semua agama. Sebanyak 70% orang Saudi lebih muda dari usia 30 tahun. Sejujurnya kita tidak akan menyia-nyiakan 30 tahun kehidupan kita untuk melawan pemikiran ekstremis, kita akan menghancurkan mereka sekarang dan segera." tegasnya.

Baca juga artikel terkait ARAB SAUDI atau tulisan lainnya dari Yulaika Ramadhani

tirto.id - Politik
Reporter: Yulaika Ramadhani
Penulis: Yulaika Ramadhani
Editor: Yulaika Ramadhani