Menuju konten utama

PUPR Canangkan Rusunawa Seharga Rp2 juta per Bulan untuk Milenial

Hidayat mengatakan program ini akan dimulai pada tahun 2020.

PUPR Canangkan Rusunawa Seharga Rp2 juta per Bulan untuk Milenial
Pengendara sepeda motor melintas di kompleks Rumah Susun Sederhana Sewa (rusunawa) Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) Mancasan, Gulon, Muntilan, Magelang, Jateng, Rabu (20/2/2019). ANTARA FOTO/Anis Efizudin/aww.

tirto.id - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mencanangkan rumah susun sewa (rusunawa) khusus milenial seharga Rp 1-2 juta per bulan. Direktur Rumah Susun, Ditjen Penyediaan Perumahan Kementerian PUPR, M. Hidayat mengatakan rencana penyediaan rusunawa ini masih dalam tahap kajian.

Menurut dia, harga sewa tersebut cukup mencerminkan daya beli anak muda yang umumnya pernah mencicipi tarif indekos pada kisaran harga Rp 1-2 juta per bulan.

"Kami menyiapkan rumah susun untuk milenial menyesuaikan dengan harga sewa yang terjangkau. Tadi teman-teman nyewa kos Rp1-2 juta kan mampu yang bagus udah pakai AC. Itu yang disasar," ucap Hidayat kepada wartawan usai diskusi bertajuk "Perumahan untuk Generasi Milenial" di Kementerian PUPR, Senin (4/3/2019).

Hidayat mengatakan, pembangunan rusunawa ini akan dilakukan di atas lahan-lahan pemerintah. Ia memperkirakan letaknya akan tidak jauh dari sejumlah lokasi aktivitas, seperti sekolah hingga tempat kerja.

Namun, Hidayat memastikan bila harga tanah yang akan menjadi lokasi pembangunan nanti tidak akan menyebabkan biaya operasional menjadi tinggi. Menurut dia, biaya operasional rusunawa yang akan dibangun dapat ditutupi dengan nilai uang sewa.

Apabila biaya operasional yang harus ditanggung lebih besar, ia memperkirakan adanya mekanisme pemberian subsidi. Hal itu dilakukan agar harga sewa yang diberikan tidak berbeda jauh dari target Rp1-2 juta rupiah.

"Kami lagi pikirkan gimana caranya Rp1-2 juta itu. Kami coba nanti membuat rumah susun operasionalnya bisa cukup dari situ. Kalau lebih gimana apakah harganya bisa kita tekan pakai subsidi? Bisa saja," ucap Hidayat.

Mengenai target realisasinya, Hidayat mengatakan bahwa program ini akan dimulai pada tahun 2020. Namun, ia belum dapat memberitahukan detailnya lantaran masih berada dalam tahap kajian.

"Ini masih studi ya," ucap Hidayat.

Baca juga artikel terkait RUSUNAWA atau tulisan lainnya dari Vincent Fabian Thomas

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Vincent Fabian Thomas
Penulis: Vincent Fabian Thomas
Editor: Alexander Haryanto