Menuju konten utama

PT KAI Terbitkan Obligasi Rp2 Triliun untuk Revitalisasi Gerbong

PT Kereta Api Indonesia melepas obligasi Rp2 triliun untuk merevitasliasi 627 gerbong kereta penumpang.

PT KAI Terbitkan Obligasi Rp2 Triliun untuk Revitalisasi Gerbong
Petugas melakukan pemeriksaan pada salah satu lokomotif kereta milik PT Kereta Api Indonesia (KAI) (Persero) di depo Stasiun Kertapati Palembang, Sumsel, Kamis (30/3). Pada masa angkutan lebaran yang ditetapkan PT KAI selama 22 hari yaitu 15 Juni hingga 6 Juli 2017, PT KAI Divre III menyiapkan 59.444 tempat duduk atau 2.702 tempat duduk perharinya dengan relasi Stasiun Kertapati-Tanjung Karang dan Kertapati-Lubuk Linggau untuk semua kelas yang mulai dapat dipesan H-90. ANTARA FOTO/Feny Selly/aww/17.

tirto.id - PT Kereta Api Indonesia (Persero) akan menerbitkan obligasi alias surat utang melalui Penawaran Umum Obligasi II Kereta Api Indonesia Tahun 2019.

Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia Edi Sukmoro menjelaskan, nominal dari obligasi yang dilepas mencapai Rp2 triliun. Penerbitan surat utang tersebut dilakukan untuk merevitalisasi 627 gerbong kereta penumpang yang usainya sudah 30 tahun.

"Kan ada banyak kereta kita yang usianya udah 30 tahun ke atas ya, jadi harus diganti yang baru," ujar Edi di Ballroom Hotel Ritz Carlton, Sudirman Central Bussines District (SCBD), Senin (11/11/2019).

Kereta-kereta yang akan diganti antara lain kereta jenis penumpang, kereta makanan, kereta bagasi dan kereta pembangkit. Revitalisasi itu nantinya dilakukan dengan cara repowering atau peningkatan daya sarana kereta api.

Repowering, jelas Edi, juga meliputi pekerjaan penggantian mesin kereta penumpang, gerbong barang, penambahan lokomotif, kereta rel diesel dan lainnya. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas produksi serta peningkatan layanan baik untuk angkutan penumpang maupun barang.

"Obligasi II Kereta Api Indonesia 2019 akan diperoleh dari Penawaran Umum Obligasi ini setelah dikurangi dengan biaya-biaya emisi, sebesar Rp1,2 triliun akan digunakan untuk pembayaran sebagian pokok pinjaman pada PT Bank HSBC Indonesia dan sisanya akan digunakan untuk pengadaan sarana baru dan pembaruan sarana," katanya.

Ia mengatakan, penjamin Pelaksana Emisi dalam Obligasi ini adalah PT Mandiri Sekuritas, PT Bahana Sekuritas, PT BCA Sekuritas, PT BNI Sekuritas, dan PT Danareksa Sekuritas.

Sementara itu, Direktur Keuangan KAI Didiek Hartantyo menilai, dengan track record dan manajemen yang baik, serta proyeksi arus kas yang kuat membuat KAI mendapatkan peringkat obligasi yang bagus. “KAI optimistis Penawaran Umum ini akan sukses seperti yang sebelumnya,” ujar Didiek.

Obligasi ini mendapatkan peringkat idAAA (minim resiko) dari PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo). Obligasi tersebut, kata Didiek, terbagi menjadi 2 seri di mana Seri A berjangka waktu 5 tahun dengan indikasi tingkat kupon Obligasi 7,45 persen-8,10 persen per tahun, Seri B berjangka waktu 7 tahun dengan indikasi tingkat kupon Obligasi 7,80 persen-8,50 persen per tahun.

Bunga Obligasi dibayarkan triwulan 30/360, sesuai dengan tanggal pembayaran masing-masing Bunga Obligasi.

Selama lima tahun terakhir dari tahun 2014 hingga 2018, KAI mencatatkan pertumbuhan pendapatan dengan Compound Annual Growth Rate (CAGR) sebesar 25,5 persen dan rata-rata pertumbuhan laba bersih dengan CAGR sebesar 22,3 persen.

Di samping itu, berdasarkan laporan posisi keuangan, KAI semakin berkembang di mana peningkatan jumlah aset dengan CAGR 20,1 persen serta diiringi pertumbuhan ekuitas dellgan CAGR sebesar 30,2 persen.

Adapun pada posisi akhir semester I Tahun 2019, total aset KAI mencapai Rp41,2 triliun dan KAI mampu mencatatkan pertumbuhan total aset sebesar 5,84 persen, pertumbuhan total liabilitas sebesar 7,1 persen dan pertumbuhan total ekuitas sebesar 4,4 persen.

Jika dibandingkan dengan periode 30 Juni 2018, KAI mampu mencatatkan pertumbuhan pendapatan sebesar 14,31 persen dan pertumbuhan laba bersih hingga 54,39 persen.

Sementara itu, beberapa proyek yang saat ini ditangani oleh KAI di antaranya proyek lintas rel terpadu, menghubungkan wilayah Jakarta, Bogor, Depok, dan Bekasi, sebagaimana diatur lewat Perpres 49 tahun 2017 tentang percepatan penyelenggaraan Kereta Api Ringan (LRT) terintegrasi di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, dan Bekasi.

Baca juga artikel terkait PT KAI atau tulisan lainnya dari Selfie Miftahul Jannah

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Selfie Miftahul Jannah
Penulis: Selfie Miftahul Jannah
Editor: Hendra Friana