Menuju konten utama
Sepakbola Nasional

PSS Sleman Juara Liga 2: Sejarah, Kontroversi, & Promosi ke Liga 1

PSS Sleman menjadi juara Liga 2 2018 dan promosi ke Liga 1 2019 di tengah kontroversi dugaan pengaturan skor.

PSS Sleman Juara Liga 2: Sejarah, Kontroversi, & Promosi ke Liga 1
PSS Sleman juara Liga 2 2018 dan meraih tiket promosi ke Liga 1 2019. ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya

tirto.id - Kompetisi Liga 2 musim 2018 memunculkan PSS Sleman sebagai juara. Di final pada Selasa (04/12/2018), skuad besutan Seto Nurdiyantoro mengandaskan perlawanan Semen Padang dengan skor 2-0 di Stadion Pakansari, Cibinong, Jawa Barat. Sebelum merebut gelar kampiun, PSS Sleman sudah memastikan diri meraih tiket promosi ke Liga 1 musim depan.

Jalan panjang PSS Sleman menuju Liga 1 bukan hal yang mudah. Sejumlah kejadian yang beberapa di antaranya terbilang kontroversial mewarnai sepak-terjang tim berjuluk Super Elang Jawa (Elja) ini, termasuk mencuatnya dugaan pengaturan skor di kompetisi Liga 2 2018.

PSS Sleman resmi berdiri pada 20 Mei 1976. Ketua Umum PSSI periode 1983-1991 pernah memuji salah satu klub asal Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) ini sebagai tim perserikatan yang memiliki kompetisi internal terbaik di Indonesia. Maka tidak heran jika pasukan Elang Jawa tidak pernah kekurangan stok pemain lokal.

Kejutan Elang Jawa

Lama berkutat di kompetisi regional, asa PSS Sleman menembus level nasional akhirnya terwujud pada musim 1993/1994 dengan lolos ke Divisi Dua Liga Indonesia. Hanya dua tahun, PSS naik kelas ke Divisi Satu pada musim 1996/1997.

Kejutan berlanjut pada musim 1999/2000, M. Eksan dan kawan-kawan promosi ke Divisi Utama. Dikutip dari situs resmi klub, selama tahun 2000-2006, PSS konsisten tampil di kompetisi yang kala itu masih menjadi ajang paling tinggi di persepakbolaan Indonesia.

Prestasi terbaik PSS Sleman adalah menempati posisi ke-4 pada 2003 dan 2004, juga menembus semifinal Piala Indonesia 2005. Namun, gempa bumi dahsyat yang mengguncang wilayah DIY dan sekitarnya membuat PSS menarik diri dari kompetisi.

Musim kompetisi 2007, PSS Sleman kembali tampil di Divisi Utama namun hanya finish di peringkat ke-12 Grup Wilayah Timur. Capaian ini gagal mengantarkan PSS Sleman masuk ke Indonesia Super League (ISL), kompetisi kasta tertinggi terbaru saat itu. Sejak saat itu, PSS selalu berkutat di Divisi Utama atau kompetisi kasta kedua.

Promosi di Tengah Kontroversi

Perpecahan sepakbola nasional, termasuk dengan munculnya kompetisi tandingan di bawah naungan PT Liga Prima Indonesia Sportindo (LPIS), berdampak kepada PSS Sleman.

Tahun 2013, PSS Sleman juara Divisi Utama versi LPIS dan seharusnya berhak promosi ke level tertinggi. Namun, dualisme kompetisi nasional saat itu justru berakhir sehingga PSS pun masih tertahan di Divisi Utama.

Di kompetisi Divisi Utama 2014, terjadi insiden memalukan sepakbola gajah yang melibatkan PSS Sleman dan PSIS Semarang dalam babak 8 besar. Seluruh gol dalam laga yang berakhir dengan skor 3-2 untuk PSS itu tercipta lewat aksi bunuh diri.

Kasus sepakbola gajah ini bahkan menarik perhatian FIFA dan disorot berbagai media internasional. PSSI pun menjatuhkan hukuman berat kepada kedua tim meskipun kemudian diputihkan pada 2017.

Kini, PSS Sleman berhasil promosi ke Liga 1 (kasta tertinggi pengganti ISL) sekaligus juara Liga 2 (pengganti Divisi Utama). Hanya saja, kegemilangan yang dicapai Cristian Gonzales dan kawan-kawan harus beririsan dengan dugaan pengaturan skor yang hingga kini masih menjadi persoalan serius bagi persepakbolaan nasional dan PSSI.

Baca juga artikel terkait PSS SLEMAN atau tulisan lainnya dari Oryza Aditama

tirto.id - Olahraga
Penulis: Oryza Aditama
Editor: Oryza Aditama