Menuju konten utama

Psikolog Menilai Jokowi Lebih Emosional pada Debat Kedua Capres

Psikolog menilai, Jokowi tampak lebih emosional pada Debat Kedua Capres 2019. 

Psikolog Menilai Jokowi Lebih Emosional pada Debat Kedua Capres
Capres nomor urut 01 Joko Widodo (kiri) menyampaikan pendapatnya saat mengikuti debat capres 2019 putaran kedua di Hotel Sultan, Jakarta, Minggu (17/2/2019). ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay/aww.

tirto.id - Psikolog dan pakar personal branding Dewi Haroen memberikan analisis Debat Kedua Pilpres 2019, Minggu malam kemarin. Menurut dia, capres nomor urut 01, Joko Widodo (Jokowi) terlihat lebih emosional dan reaktif pada beberapa momen debat, salah satunya pada saat sesi tanya jawab.

"Waktu sesi tanya jawab, ekspresi dia kurang menyenangkan. Jadi seperti orang yang menahan emosi, harusnya dia senyum aja. Jadi pas Prabowo mengkritik, bertanya, ekspresinya senyum aja. Kelihatan dari mukanya pak Jokowi marah," ujar Dewi kepada Tirto, Senin (18/2/2019).

Dewi mengatakan, memang pada debat kedua kemarin Jokowi terlihat begitu percaya diri. Lantaran salah satu tema debat mengangkat isu infrastruktur. Justru karena Jokowi 'over pede', sehingga saat mengeluarkan data-data justru tidak valid.

Ia mencontohkan saat Jokowi mengatakan dalam 4,5 tahun hampir tak ada konflik pembebasan lahan untuk infrastruktur. Namun, Walhi mencatat, sepanjang tahun lalu terdapat 555 konflik agraria.

Kemudian Jokowi juga mengatakan bahwa dalam era pemerintahannya telah membangun 191 ribu jalan di desa. Namun, dalam rapor tahunan Jokowi yang diunggah melalui channel YouTube Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada Oktober 2018 tercatat 158.691 km jalan desa yang terbangun.

"Yang menonjol dari Pak Jokowi itu [infrastruktur], dia memang menguasai itu. Tapi kenapa dia menyampaikannya dengan penuh emosional dan reaktif gitu, dan cepat-cepat jawab," kata Dewi.

Sehingga, ia menyarankan agar Jokowi sebaiknya tidak menjawab beberapa pertanyaan dengan terburu-buru jika memang belum diyakini kebenaran datanya.

Soal foto yang beredar di media sosial terkait gestur Jokowi yang diduga menggunakan alat bantu komunikasi, yakni earpiece dan juga bolpoin, Dewi mengatakan tak mengetahuinya.

Namun, jika dilihat secara psikologis, kata Dewi, perilaku Jokowi memegang pulpen dan telinga karena berusaha menahan diri agar dapat meredam emosi. Hal tersebut serupa dengan perilaku Prabowo ketika dirinya berjoget agar dapat meredamkan diri dari emosi.

"Kalo nggak ada itu [bolpoin], dia [Jokowi] susah buat meredam emosi. Intinya Pak Jokowi jauh lebih reaktif sekarang, jauh lebih emosional dibanding [debat] yang pertama," kata dia menutup pembicaraan.

Baca juga artikel terkait DEBAT CAPRES 2019 atau tulisan lainnya dari Riyan Setiawan

tirto.id - Politik
Reporter: Riyan Setiawan
Penulis: Riyan Setiawan
Editor: Agung DH