Menuju konten utama

Proyeksi Bank Dunia, Ekonomi RI Hanya Tumbuh 4,8% Tahun Ini

Bank Dunia memproyeksi ekonomi Indonesia tahun ini hanya tumbuh 4,8 persen (yoy) atau sedikit turun 0,5 persen dibandingkan perkiraan tahun lalu.

Proyeksi Bank Dunia, Ekonomi RI Hanya Tumbuh 4,8% Tahun Ini
Pekerja melakukan bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Sunda Kelapa, Jakarta, Senin (7/2/2022). ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/rwa.

tirto.id - Bank Dunia memproyeksi ekonomi Indonesia tahun ini hanya tumbuh 4,8 persen (yoy) atau sedikit turun 0,5 persen dibandingkan perkiraan edisi Juni tahun lalu sebesar 5,3 persen. Perkiraan itu pun lebih rendah dibandingkan target pertumbuhan ekonomi ditarget dikisaran 5 persen tahun ini.

Mengutip laporan Global Economic Prospect Edisi Januari 2023, Bank Dunia menyebut meski ekonomi Indonesia di bawah 5 persen namun masih cukup solid. Karena perlambatan pertumbuhan ekonomi tahun ini juga tidak lebih parah dibandingkan negara lain di kawasan seperti Cina 4,8 persen dan Thailand sebesar 3,6 persen.

Bahkan pertumbuhan ekonomi di Malaysia, Filipina, dan Vietnam diperkirakan akan melambat karena pertumbuhan ekspor ke pasar-pasar utama melambat. Pertumbuhan masing-masing ketiga negara tersebut sebesar 4,0 persen, 5,4 persen, dan 6,3 persen.

"Di Indonesia, PDB diproyeksikan tumbuh rata-rata sebesar 4,9 persen pada tahun 2023-2024, hanya sedikit lebih lambat dari tahun 2022, yang mencerminkan pelemahan namun tetap kuatnya pengeluaran swasta," ujarnya dikutip dalam laporan tersebut, Rabu (11/1/2023).

Bank Dunia menyebut setelah pemulihan ekonomi yang kuat untuk sisi kepercayaan bisnis diperkirakan akan tetap solid. Ini ditandai dengan latar belakang fundamental ekonomi makro yang sehat dan reformasi struktural momentum implementasi, termasuk dalam kebijakan dan administrasi perpajakan.

"Berbagai proyeksi ini dilatarbelakangi pada beberapa risiko penurunan, termasuk kemungkinan gangguan baru terkait pandemi, tekanan sektor real estat yang lebih berkepanjangan di Tiongkok, pengetatan kondisi keuangan global yang lebih tajam," tuturnya.

Lebih lanjut, faktor pelemahan ekonomi global juga menyebabkan kineeja ekonomi dunia melambat. Disertai dengan perubahan ikim yang mengganggu yang lebih sering. Terakhir faktor masih berlanjutnya perang yang berkepanjangan di Ukraina dan meningkatnya ketidakpastian geopolitik.

"Faktor ini dapat semakin mengurangi kepercayaan bisnis dan konsumen secara global dan menyebabkan perlambatan yang lebih tajam daripada yang diproyeksikan dalam pertumbuhan ekspor kawasan," tutup laporan tersebut.

Baca juga artikel terkait PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA atau tulisan lainnya dari Dwi Aditya Putra

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Dwi Aditya Putra
Penulis: Dwi Aditya Putra
Editor: Anggun P Situmorang