Menuju konten utama

Protes Iran Kembali Memanas Walau Sudah Diancam Pemerintah

Iran masih dilanda protes sejak 16 September lalu. Berikut berita terkininya. 

Protes Iran Kembali Memanas Walau Sudah Diancam Pemerintah
sepeda motor polisi dan tempat sampah dibakar saat protes atas kematian Mahsa Amini, 22 -wanita berusia tahun yang telah ditahan oleh polisi moral bangsa, di pusat kota Teheran, Iran.(AP Photo)

tirto.id - Warga Iran kembali turun ke jalan-jalan pada hari ini, Kamis, 10 November 2022 guna menggelar aksi protes. Mereka tidak lagi peduli meskipun menteri intelijen dan panglima militer telah memberi ancaman.

Protes di Iran dipicu oleh kematian Mahsa Amini, wanita 22 tahun, pada 16 September lalu setelah ditahan polisi moral Iran. Aksi ini terus melebar dan terjadi di berbagai kota Iran.

Seperti diberitakan AP News, para demonstran kembali turun ke jalan pada hari ini, untuk memperingati 40 hari mereka yang terbunuh.

Berdasarkan rekaman video online, demonstrasi itu berlangsung di ibu kota Teheran dan di kota-kota lain. Terlihat awan gas air mata dan orang-orang meneriakkan “matilah diktator”. Protes itu menargetkan Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei.

Aktivis Hak Asasi Manusia di Iran mengatakan, setidaknya total 328 orang tewas dan sebanyak 14.825 ditangkap sejak Iran dilanda demonstrasi.

Para pejabat Iran terus mengancam para demonstran dan negara-negara lain yang ikut campur dalam urusan ini.

Menteri Intelijen Iran, Esmail Khatib baru-baru ini mengancam Arab Saudi dan menyalahkan para pejabatnya karena diduga ikut mengobarkan kerusuhan.

Demo di Iran

Wanita Kurdi memegang spanduk dan potret Mahsa Amini Iran selama protes mengutuk kematiannya di Iran, di kota Qamishli, Suriah utara, Senin, 26 September 2022. (Hawar News Agency via AP via AP)

Sementara itu, kantor berita IRNA yang dikelola pemerintah memberitakan, menurut Abbas Golroo, anggota Komisi Keamanan Nasional dan Kebijakan Luar Negeri Majlis (Parlemen), gejolak di Iran didukung oleh sumber asing.

Anggota parlemen itu mengatakan, setiap kali bangsa Iran berada di jalur kemajuan, musuh akan mencoba menghalanginya. Selama beberapa tahun terakhir ini, kata dia, mereka membangun skenario berbeda terhadap Iran tetapi selalu gagal.

Dia menggarisbawahi, rencana kerusuhan di Iran dibikin dari luar negeri karena ada negara yang tidak ingin Iran kuat di kawasan itu.

Di sisi lain, BBC melaporkan, protes anti-pemerintah di Iran yang terjadi selama berminggu-minggu belum menunjukkan tanda-tanda akan berakhir, meskipun ada tindakan keras berdarah yang dilakukan petugas keamanan.

Menurut BBC, pemerintah Iran telah mengambil langkah-langkah untuk menekan pemberitaan, salah satunya melarang koresponden asing untuk melaporkan aksi protes, membuat video atau bahkan mengambil gambar.

Akibatnya, ada banyak warga yang memposting video protes di media sosial untuk menyebarkan berita. Tapi pemerintah juga mencoba menghentikannya. Sebab, menurut kelompok pemantau internet NetBlocks, selama tujuh minggu terakhir, internet di Iran sering dimatikan atau terputus secara besar-besaran.

Menurut Federasi Jurnalis Internasional, pada saat yang sama, 32 jurnalis telah ditangkap. Instagram dan WhatsApp juga telah diblokir.

Tokoh oposisi dan aktivis masyarakat sipil terus menyerukan tekanan kepada rezim untuk menghentikan kekerasan dan meminta pertanggungjawabannya.

Baca juga artikel terkait AKTUAL DAN TREN atau tulisan lainnya dari Alexander Haryanto

tirto.id - Politik
Penulis: Alexander Haryanto
Editor: Iswara N Raditya