Menuju konten utama

Proses Terbentuknya Siklon Tropis, Penyebab, & Dampak di Indonesia

Prosesnya terbentuknya siklon tropis dijelasakan dalam empat tahap, yaitu tahap pembentukan, belum matang, matang, dan pelemahan.

Proses Terbentuknya Siklon Tropis, Penyebab, & Dampak di Indonesia
Siklon Tropis Surigae yang terbentuk di sekitar Pasifik Barat sebelah utara Papua, Rabu (14/4/2021). (ANTARA/HO-BMKG)

tirto.id - Siklon tropis merupakan salah satu jenis fenomena cuaca yang memiliki dampak merusak. Seperti sebagian besar fenomena cuaca, penyebab siklon tropis adalah kondisi atmosfer, kelembapan, dan suhu permukaan laut samudera.

Di wilayah Indonesia bagian selatan, badai siklon tropis rentan terjadi selama bulan Februari, Maret, Januari, Desember, dan April. Baru-baru ini tiga wilayah Indonesia, yaitu Maluku, Nusa Tenggara Barat (NTB), dan Nusa Tenggara Timur (NTT) memperoleh peringatan waspada siklon tropis selama 22 hingga 26 Desember 2021.

Menurut Kepala Pusat Vulkanologi Dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Andiani, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengindikasikan adanya suspect area potensi siklon tropis di Laut Timor selama 5 hari tersebut.

"Berkaitan dengan informasi tersebut Badan Geologi, Kementerian ESDM mengimbau kepada masyarakat dan Pemerintah Daerah di Maluku, NTB, dan NTT untuk mewaspadai potensi terjadinya longsor dan banjir bandang/aliran bahan rombakan," kata Andiani, Rabu (22/12/2021).

Pengertian Siklon Tropis

Siklon tropis dikenal dengan istilah lain, yaitu badai tropis atau topan. Badai ini umumnya timbul di lautan wilayah tropis dengan suhu yang hangat.

Melansir laman resmi BMKG, siklon merupakan badai yang memiliki kekuatan besar dan radius yang luas. Radius rata-rata badai siklon bisa mencapai 150 hingga 200 kilometer dengan kecepatan angin mencapai 34 knot.

Badai siklon memiliki dua bagian, yaitu mata siklon dan dinding mata siklon. Mata siklon adalah pusat badai dengan kecepatan angin yang cenderung rendah dan tidak memiliki awan. Mata siklon umumnya berdiameter antara 10 hingga 100 kilometer.

Lalu, dinding mata siklon adalah wilayah yang mengelilingi mata siklon. Bentuknya seperti cincin dengan ketebalan mencapai 16 kilometer. Berbeda dengan mata siklon, dinding mata siklon adalah wilayah dimana angin bertiup kencang dan curah hujan besar.

Badai siklon tropis biasanya bisa bertahan selama 3 hingga 18 hari setelah terbentuk. Badai akan mereda ketika siklon tropis memasuki wilayah perairan dingin atau daratan.

Proses Terbentuknya Siklon Tropis

Umumnya, siklon tropis terbentuk dalam waktu 7 hari. Namun, menurut BMKG variasi proses terbentuknya siklon tropis dari mulai tumbuh hingga menghilang adalah 1 hingga 30 hari.

Prosesnya terbentuknya siklon tropis dijelasakan dalam empat tahap, yaitu tahap pembentukan, belum matang, matang, dan pelemahan.

Tahap pembentukan dimulai dari munculnya gangguan atmosfer yang dapat dilihat dari cita satelit cuaca. Tahap ini ditandai dengan munculnya wilayah konvektif dengan awan-awan Cumulonimbus. Pada tahap ini pusat sikulasi atau mata siklon belum terlihat, tetapi awan sudah membentuk sabuk berbentuk spiral.

Selanjutnya adalah tahap belum matang. Pada tahap ini wilayah konvektif semakin kuat dan sabuk awan mulai melingkar atau membentuk wilayah bulat. Teknanan udara di area terbentuk badai mulai mengalami penurunan.

Di sisi lain, angin mengalami peningkatan kecepatan mencapai lebih dari 34 knot atau 63 km/jam. Angin kencang tersebut terbentuk disekeliling pusat sirkulasi yang mana sudah terbentuk mata siklon.

Tahap matang terjadi ketika bentuk siklon semakin stabil, ditandai dengan tekanan udara minimum di pusatnya dan kecepatan angin maksimum disekelilingnya serta tanpa mengalami fluktuasi yang berarti. Kondisi ini biasanya dapat bertahan hingga 24 jam.

Tahap terakhir adalah tahap pelemahan, dimana pusat siklon mulai menghilang dan sabuk awan mulai menghilang. Tahap pelemahan juga diiringi dengan kondisi tekanan udara meningkat dan kecepatan angin maksimum meluas menjauhi pusat siklon.

Kondisi ini biasanya terjadi ketika badai memasuki wilayah perairan lintang tinggi dengan suhu laut dingin atau masuk ke daratan. Jika sudah memasuki kedua wilayah tersebut biasanya siklon tropis akan menghilang dengan cepat.

Penyebab Siklon Tropis

Kemunculan siklon tropis dipicu oleh beberapa kondisi alam. Menurut BMKG ada beberapa syarat yang dapat menyebabkan kemunculan siklon tropis, yaitu:

  • Suhu permukaan laut minimal 26,5°C hingga kedalaman 60 meter.
  • Terbentuknya awan Cumulonimbus di atmosfer yang merupakan penanda wilayah konvektif kuat. Awan Cumulonimbus sendiri merupakan awan yang menjulang tinggi sebagai penyebab badai, petir, dan angin.
  • Kondisi atmosfer lembab yang mencapai ketinggian sekitar 5 kilometer. Sebaliknya, atmosfer yang kering justru tidak memicu aktivitas badai guntur di dalam siklon.
  • Merupakan wilayah dalam jarak sekitar 500 kilometer dari katulistiwa.
  • Terdapat gangguan atmosfer di dekat permukaan bumi berupa angin yang berpusar disertai dengan pumpunan angin.
  • Perubahan kondisi angin terhadap ketinggian terlalu besar. Sebaliknya, jika perubahan kondisi angin besar, dapat mengacaukan proses terbentuknya badai guntur.

Dampak Siklon Tropis di Indonesia

Dampak siklon tropis sendiri cukup berbahaya. Meski terjadi di lautan, badai ini bisa menyebabkan kerusakan di darat. Di Indonesia sendiri, dampak paling umum dari peristiwa siklon tropis antara lain:

  • angin kencang;
  • hujan lebat;
  • gelombang tinggi;
  • pohon tumbang akibat angin kencang;
  • kerusakan bangunan, jembatan, tiang listrik, dan sebagainya;
  • banjir;
  • tanah longsor di area rawan longsor setelah terkena hujan lebat.

Baca juga artikel terkait SIKLON TROPIS atau tulisan lainnya dari Yonada Nancy

tirto.id - Sosial budaya
Penulis: Yonada Nancy
Editor: Yantina Debora