Menuju konten utama

Proses Pembentukan Barang Tambang, Potensi dan Persebarannya

Umumnya barang-barang tambang terbentuk berkat peristiwa alam yang terjadi selama ribuan hingga jutaan tahun. 

Proses Pembentukan Barang Tambang, Potensi dan Persebarannya
Ilustrasi pertambangan

tirto.id - Sumber daya alam (SDA) yang terdapat di Indonesia dibagi dalam dua jenis, yaitu SDA yang dapat diperbaharui dan SDA yang tidak dapat diperbaharui.

SDA yang dapat diperbaharui adalah sumber daya yang bisa dilestarikan atau tidak dapat habis. Contoh SDA yang dapat diperbaharui adalah hewan, tumbuhan, air, tanah, udara, dan sinar matahari.

Sebaliknya, SDA yang tidak bisa diperbaharui adalah sumber daya yang tidak bisa dihasilkan lagi setelah digunakan atau dimanfaatkan. SDA jenis ini akan habis setelah dipakai. Sebagian besar SDA yang tidak dapat diperbaharui terdiri atas hasil tambang sumber energi, hasil tambang logam, hingga hasil tambang industri.

Manusia saat ini masih bergantung pada penggunaan SDA yang tidak dapat diperbaharui, khususnya barang-barang tambang. Jika SDA yang tidak dapat diperbaharui habis, akan berpengaruh pada kehidupan sehari-hari manusia. Sehingga, penting untuk menciptakan sumber daya alternatif yang dapat menggantikan fungsi SDA yang tidak dapat diperbaharui.

Proses pembentukan barang tambang

Barang tambang tidak serta merta muncul tanpa melewati suatu proses. Umumnya barang-barang tambang terbentuk berkat peristiwa alam yang terjadi selama ribuan hingga jutaan tahun.

Proses tersebut terjadi pada barang tambang sumber energi seperti minyak bumi dan batu bara. Menurut e-modul Tema 3 Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) yang diterbitkan oleh kemendikbud, minyak bumi terbentuk dari endapan jasad renik dan hewan-hewan yang mati pada jutaan tahun lalu.

Jasad hewan-hewan tersebut tertimbun dan terkubur di bawah tanah atau bahkan di dasar laut dan melalui serangkaian proses fisik dan kimiawi. Proses tersebut berlangsung sangat lama untuk menghasilkan butiran-butiran gas alam maupun minyak mentah yang saat ini dimanfaatkan sebagai sumber energi.

Proses yang panjang juga terjadi pada pembentukkan batu bara. Jika minyak bumi terbentuk dari jasad hewan dan renik, maka batu bara terbentuk dari tumbuhan yang telah mati. Tumbuhan yang telah mati tersebut tersimpan di dalam tanah untuk waktu yang sangat lama.

Selama tersimpan di dalam tanah, sisa-sisa tumbuhan tidak mengalami pembusukan namun memfosil dan membentuk sedimen organik. Berkat proses biokimia (penggambutan) dan geokimia (pembatubaraan), batu bara akhirnya terbentuk dan dapat dimanfaatkan.

Potensi barang tambang

Barang-barang tambang yang diproduksi di Indonesia tidak hanya berpotensi untuk dikonsumsi di dalam negeri, tetapi juga sebagai komoditas ekspor. Hal ini membuat barang tambang memiliki nilai ekonomi yang tinggi.

Menurut buku Alamku Belimpah terbitan Kemendikbud, Indonesia memiliki 2,8 triliun meter kubik cadangan gas alam yang belum dieksplorasi. Jumlah tersebut menjadikan Indonesia berpotensi sebagai negara pengekspor gas alam terbesar di dunia. Tidak hanya gas alam, potensi pemanfaatan juga terdapat pada jenis barang tambang lainnya seperti logam mulia, minyak bumi, hingga batu bara.

Melansir laman resmi Sumber Belajar Kemendikbud, berikut beberapa potensi pemanfaatan barang-barang tambang yang ada di Indonesia:

  • Ekspor barang tambang dapat menambah pendapatan negara
  • Industri yang berkaitan dengan produksi dan pemanfaatan barang tambang dapat memperluas lapangan kerja
  • Memajukan bidang transportasi dan komunikasi
  • Emas, intan, dan perak dapat dijadikan perhiasan dan memiliki daya jual yang tinggi.
  • Hasil tambang sumber energi seperti gas alam, batu bara, dan minya bumi dapat memenuhi kebutuhan energi dalam negeri.
  • Hasil tambang seperti batuan dan pasir dapat dimanfaatkan sebagai bahan bangunan.

Hasil barang tambang

Barang-barang tambang umumnya terdiri atas tiga jenis, yaitu barang tambang logam, barang tambang sumber energi, dan barang tambang industri.

Barang tambang galian logam terdiri atas berbagai jenis, termasuk tembaga, bauksit, besi, timah, emas, perak, nikel, dan mangan. Hasil barang tambang ini digunakan untuk berbagai kebutuhan termasuk:

  • logam mulia seperti emas dan perak digunakan sebagai perhiasan dan alat tukar dengan nilai ekonomis tinggi.
  • timah digunakan sebagai bahan baku seng atau perunggu.
  • bauksit dan nikel digunakan sebagai bahan baku aluminium dan bahan baku anti karat.
Sementara barang tambang sumber energi adalah barang tambang yang dimanfaatkan sebagai sumber energi. Jenis barang tambang sumber energi antara lain minyak bumi, batu bara, dan gas alam. Hasil barang tambang ini terdiri dari berbagai produk termasuk bensin, solar, Liquid Petroleum Gas (LPG), Liquid Natural Gas (LNG), dan batu bara sebagai bahan bakar kapal dan kereta uap.

Barang tambang industri merupakan bahan galian yang dimanfaatkan untuk kepentingan industri. Hasil tambang industri antara lain asbes, aspal, batu gamping, gipsum, kaolin, dan tras.

Persebaran barang tambang

Setiap wilayah di Indonesia memiliki potensi barang tambangnya masing-masing. Barang tambang di Indonesia baik barang tambang logam mulia, sumber energi, hingga industri tersebar di berbagai daerah. Menurut buku Alamku Melimpah, berikut ini merupakan persebaran barang tambang yang ada di Indonesia.

Minyak Bumi

  • Jawa meliputi wilayah Cepu, Wonokromo, Delta Sungai Brantas, dan Jatibarang. Pabrik penyulingan minyak bumi di Pulau Jawa terdapat di Wonokromo dan Cepu.
  • Sumatera meliputi wilayah Muara Enim, Perlak, Lhokseumawe, Palembang, Dumai, Natuna, Jambi, Riau, dan Prabumulih. Pabrik penyulingan minyak bumi di Pulau Sumatera terdapat di Pangkalan Brandan, Dumai, Plaju, dan Sungai Gerong.
  • Kalimantan meliputi wilayah Pulau Bunyu, Tarakan, sekitar Sungai Mahakam, Kutai. Pabrik penyulingan minyak bumi di Pulau Kalimantan terdapat di Balikpapan.
  • Maluku tepatnya di Bula, Kabupaten Seram Timur, Pulau Seram.

    Papua meliputi wilayah Sorong, Babo, dan Klamono.

  • Tambang lepas pantai, yaitu pantai sebelah timur Balikpapan, Aceh Timur, Laut Jawa, dan Sumatera bagian tenggara.
Gas alam

  • Pusat pengeboran minyak Arun, Aceh.
  • Pusat pengeboran gas alam Badak, Bontang, Kalimantan Timur.
  • Pusat pengeboran minyak, Kepuluan Natuna.
Batu Bara

  • Sumatera Selatan: tambang batu bara Bukit Asam, sepanjang Sungai Lematang dan berpusat di Tanjung Enim.
  • Sumatera Barat: tambang batu bara Umbilin, berpusat di Sawahlunto.
  • Kalimantan Timur: tambang batu bara Sungai Berau.
  • Lampung: tambang batu bara Pulau Laut.
  • Jambi: tambang batu bara Muara Bungo.
Emas dan perak

  • Sumatera Utara: tambang emas dan perak Martabe, Tapanuli Selatan.
  • Bengkulu: tambang emas dan perak Rejang Lebong.
  • Jawa Barat: tambang emas dan perak Cikotok.
  • Kalimantan Tengah: tambang emas Pujon, Sungai Mahakam.
  • Pulau Sumbawa: tambang emas Batu Hijau.
  • Pulau Halmahera: tambang emas Gosowong.
  • Maluku Utara: tambang emas Kencana.
Timah

  • Pulau Singkep, Bangka Belitung.
  • Lepas pantai sekitar Bangka Belitung.
Biji besi

  • Tambang biji besi lateritik terletak di wilayah Sulawesi Tengah, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, dan Kalimantan SelataN.
  • Tambang biji besi magnetik teletak di Kalimantan Tengah.
  • Tambang biji besi titan terletak di Pantai Cilacap, Pantai Pelabuhan Ratu, Lampung, Sumatera Selatan, Jambi, Sumatera Barat, Sumatera Utara, dan Aceh.
Batu permata

Pengelolaan batu permata Intan terletak di Martapura, Kalimantan Selatan yang dikelola oleh PT Aneka Tambang.

Marmer

  • Tulungagung, Jawa Timur.
  • Pangkep, Sulawesi Selatan.

Baca juga artikel terkait TAMBANG atau tulisan lainnya dari Yonada Nancy

tirto.id - Pendidikan
Kontributor: Yonada Nancy
Penulis: Yonada Nancy
Editor: Nur Hidayah Perwitasari