Menuju konten utama

Proposal Baru Parlemen Eropa Ancam Industri Kelapa Sawit Indonesia

Parlemen Eropa ingin konsumsi biodesel dan minyak sayur, termasuk yang berasal dari kelapa sawit Indonesia, dihapuskan pada 2030 mendatang.

Proposal Baru Parlemen Eropa Ancam Industri Kelapa Sawit Indonesia
Presiden Joko Widodo melakukan penanaman tumpang sari bersama para petani saat launching penanaman perdana program peremajaan kebun kelapa sawit di Desa Panca Tunggal, Sungai Lilin, Kabupaten Musi banyuasin, Jumat (13/10/2017). ANTARA FOTO/Nova Wahyudi

tirto.id - Dalam laporan bertajuk "Proposal Petunjuk Parlemen dan Dewan Eropa untuk Promosi Penggunaan Energi dari Sumber Terbarukan", Parlemen Eropa itu berupaya menghapuskan penggunaan biodiesel dari minyak sayur pada 2030 dan berbahan kelapa sawit, termasuk dari Indonesia, pada 2021.

Untuk itu, pada Rabu (17/1/2018) mendatang, Parlemen Eropa akan melakukan pemungutan suara terkait energi dari sumber terbarukan, termasuk kelapa sawit Indonesia, di Markas Besar Parlemen Eropa, Strasbourg, Perancis.

Andi Sparringa, atas nama Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Brussel, Belgia, berkata kepada Antara, Sabtu (13/1/2018), menilai usulan yang bersumber dari Komite Lingkungan Hidup (ENVI) Parlemen Eropa tersebut bertentangan dengan prinsip kebebasan dan keadilan niaga sekaligus menjurus kepada terjadinya pemisahan kebijakan tanaman terhadap produk sawit di Eropa.

Dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Perhimpunan Bangsa Asia Tenggara dengan Uni Eropa (ASEAN-EU Summit) di Manila, Filipina, pada November 2017, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menegaskan agar praktik diskriminasi dan kampanye hitam terhadap kelapa sawit Indonesia dihentikan, terutama di Eropa.

Menteri Perdagangan RI Enggartiasto Lukita berpandangan bahwa kebijakan memilih keluar (singling out) terhadap produk kelapa sawit tidak dapat menjadi basis yang baik bagi masa depan hubungan Indonesia dengan Uni Eropa.

Dikatakannya, dinamika itu dikhawatirkan dapat mengganggu hubungan kerja sama ekonomi antara kedua pihak, terutama di tengah guliran perundingan Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia-Uni Eropa (Indonesi-EU Comprehensive Economic Partnership Agreement/IEU CEPA).

Untuk memaksimalkan tekanan politik terhadap Parlemen Eropa, KBRI Brussel menggalang aliansi dengan kedubes negara-negara produsen sawit di Brussel, seperti Brazil, Ekuador, Guatemala, Honduras, Kolombia dan Malaysia. Hal itu, bagi Indonesia sebagai langkah bersama, dan akan disusun surat bersama kepala perwakilan negara-negara produsen sawit kepada Parlemen Eropa sebagai bentuk protes.

Pesan utama yang ditekankan Pemerintah Indonesia kepada Uni Eropa adalah Indonesia siap bekerja sama dengan Uni Eropa untuk membangun pengertian yang lebih baik mengenai keberlangsungan kelapa sawit, termasuk penguatan sertifikasi Sistem Kelapa Sawit Indonesia yang Berkelanjutan (Indonesian Sustainable Palm Oil System/ISPO).

Baca juga artikel terkait KELAPA SAWIT

tirto.id - Ekonomi
Sumber: antara
Penulis: Akhmad Muawal Hasan
Editor: Akhmad Muawal Hasan