Menuju konten utama

Profil Valentino Jebret yang Mundur karena Tragedi Kanjuruhan

Profil Valentino Jebret komentator Liga 1 yang mundur karena Kanjuruhan.

Profil Valentino Jebret yang Mundur karena Tragedi Kanjuruhan
Valentino Jebreeet Simanjuntak. Intagram/radotvalent

tirto.id - Valentino Simanjuntak atau yang lebih dikenal sebagai Valentino Jebret mengundurkan diri dari posisinya sebagai komentator Liga 1. Hal ini ia lakukan sebagai bentuk kekecewaan dan kesedihan atas tragedi Kanjuruhan.

Tragedi Kanjuruhan terjadi saat pertandingan BRI Liga 1 2022/2023 antara Arema FC dan Persebaya Surabaya yang berakhir 2-3 untuk tim tamu. Suporter Arema FC turun ke lapangan karena marah timnya kalah.

Keadaan menjadi tidak terkendali ketika polisi melepaskan gas air mata yang memicu kepanikan dan orang yang sesak napas untuk berjuang keluar stadion.

Ribuan manusia berdesakan menuju gerbang berharap udara segar, tetapi kondisi yang kacau dan tidak terkendali membuat orang sulit keluar dan banyak yang meninggal karena terinjak atau sesak napas.

"Kemarin malam adalah salah satu pertandingan terbaik di Liga 1 yg saya bawakan, tapi tak menyangka beberapa saat kemudian dan sampai pagi mendengar kabar yang begitu menyedihkan untuk sepakbola Indonesia bahkan dunia," tulis Radot Valent melalui Instagram.

Ia mengakhiri penyataan pengunduran dirinya dari komentator Liga 1 diiringi dengan ucapan dukacita kepada keluarga korban dan berharap kasus ini dapat dituntaskan.

Profil Valentino Jebret

Valentino Simanjuntak dikenal sebagai Bung Jebreeet. Ia adalah salah satu presenter dan komentator sepakbola yang kondang di Indonesia. Valent lahir di Jakarta pada 11 Juli 1982 (umur 40 tahun pada 2022).

Sebagai presenter, ia memandu acara pencarian bakat pesulap di Trans7, "The Next Mentalist" dan acara religi Kristen di U-Channel Indonesia, "Embun Sepanjang Hari".

Ia juga pernah menjadi pejabat sementara CEO dari Asosiasi Pemain Sepak Bola Profesional Indonesia (APPI). Pria berusia 40 tahun ini juga bergabung menjadi anggota tim Indonesia All Star Legend (Indonesia XI) saat melawan AC Milan Legends (disebut juga AC Milan Glorie) pada September 2011.

Asal mula julukan "jebreeet" muncul ketika ia menjadi komentator pertandingan Piala Federasi Sepak Bola Asia Tenggara (AFF) usia di bawah 19 tahun (U-19).

Dari awal hingga akhir pertandingan berlangsung, Valent kerap berseru "jebreeet". Aksi jebreeet Valentino pun mengundang reaksi positif dan negatif. Terlepas dari itu, kata "jebreeet" pun jadi populer di media sosial.

Menurut Valent, kata jebreet merupakan gaya komentator ala Radio Republik Indonesia (RRI) dan komentator bola kampung-kampung.

Sebelumnya, Valent kerap membawakan acara play by play yang lebih mengarah ke Inggris. Biasanya, ia menyampaikan data-data sambil menyebutkan nama pemain bola.

Ketika menjadi komentator AFF, ada permintaan khusus. Ia diminta membawakan gaya Amerika Latin dan Italia, dari permintaan itulah, Valentino pun mencoba kata "jebreeet".

Valentino mencari kata yang lebih sesuai dan lebih untuk menggambarkan serunya detik-detik tendangan gol. Ia pun menjajal kata "jebreeet" pada waktu timnas U-19 Indonesia melawan Malaysia.

Inspirasi kata jebret itu berdasarkan dari pengalaman Valentino kecil waktu main bola di kampungnya. Kata jebreeet kerap terucap waktu bermain bola saat masa kecilnya di Srengseng, Sawah.

Baca juga artikel terkait KANJURUHAN atau tulisan lainnya dari Dipna Videlia Putsanra

tirto.id - Humaniora
Penulis: Dipna Videlia Putsanra
Editor: Addi M Idhom