Menuju konten utama

Profil Singkat Ibnu Haitsam: Filsuf dan Ilmuwan Optik Basrah

Profil dan biografi Ibnu Haitsam yang kerap disapa Ibnu Haytham/Haitham, tokoh islam yang dikenal sebagai ilmuwan optik kelahiran Basrah. 

Profil Singkat Ibnu Haitsam: Filsuf dan Ilmuwan Optik Basrah
Ilustrasi Ibn Al-Haytam. FOTO/Istimewa

tirto.id - Ibnu Haitsam kerap disapa Ibnu Haytham/Haitham mempunyai nama lengkap Abu Ali Muhammad A-Hassan bin Al-Haitsam. Di daerah Eropa, ia disebut Alhazen dan dikenal sebagai ilmuwan optik kelahiran Basrah.

Pada masa pencerahan di dunia Barat, terdapat beberapa tokoh yang terkena pengaruh pemikiran Ibnu Haitsam. Di antaranya ada Rene Descartes, Roger Bacon, Christian Hyugens, Leonardo da Vinci, Johannes Kepler, dan masih banyak lagi.

Bukan hanya dunia Barat, Ibnu Haitsam kini dikenal dunia sebagai Bapak Optik Modern. Dia pernah menjelaskan bagaimana optik dalam mata manusia bisa menangkap suatu lukisan. Bahkan, hingga saat ini permasalahan optik dan penangkapan gambar tersebut masih dikaji.

Profil Singkat Ibnu Haitsam

Ibn Al-Haytam

Ilustrasi Ibn Al-Haytam. FOTO/Istimewa

Ibnu Haitsam dilahirkan di Basrah, Irak, pada 354 Hijriah atau 965 Masehi. Pria ini hidup di pusat ilmu pengetahuan pada masa Abassiyah, yaitu sekitar Basrah dan Baghdad.

Pada awalnya, pendidikan dimulai di tanah kelahiran. Kemudian, ia memutuskan pergi ke daerah Ahwaz dan Baghdad untuk mencari pengetahuan tambahan.

Dilansir dari situs Universitas Darussalam Gontor, Ibnu Haitsam sangat mencintai ilmu pengetahuan. Berkat ini, ia mampu menjadi ilmuwan ternama di kampung halamannya.

Melihat kiprah Haitsam di dunia keilmuan, pemerintah Mesir yang tengah dikuasai Dinasti Fatimiyah berniat mengundang pria ini. Kala itu, Ibnu Haitsam diperintahkan membendung Sungai Nil.

Pemberian tugas ini dicanangkan pemerintah Mesir lantaran Haitsam memang pernah mengamini pembendungan tersebut bisa dilakukan. Ketika menjalankan perintah ini, Ibnu Haitsam gagal dan dijadikan tahanan rumah.

Munculnya Ilmuwan Optik Basrah dan Wafatnya

Saat menjadi tahanan rumah, Ibnu Haitsam tidak berdiam diri menyalahkan nasib. Akan tetapi, pria ini malah menemukan berbagai macam penemuan-penemuan baru. Salah satunya, ilmu cahaya yang mengakibatkan mata seseorang bisa melihat suatu objek.

Situs Ibn Al Haytham menyebut pria ini melihat cahaya yang masuk ke ruangan tempatnya di tahan. Kala itu, cahaya yang masuk memberikan gambaran objek di luar yang terkena cahaya. Dengan kata lain, titik lurus cahaya memperlihatkan juga objek di sekitar cahaya tersebut.

Percobaan demi percobaan pun dilakukan hingga menghasilkan kesimpulan tertentu. Salah satunya, pandangan manusia itu bisa terjadi kala cahaya masuk ke mata. Pada zaman tersebut, pemikiran ini diklaim sebagai suatu hal yang baru.

Berkat pemikiran dan penelitiannya selama ini, Muhammad Abduh dalam Peradaban Sains dalam Islam (2003, hlm. 23) mendeskripsikan Ibnu Haitsam sebagai eksak, peneliti, dan ahli teori. Buku terkenal ciptaannya berjudul Book of Optics yang kerap disebut Kitab Al-Manazhir atau De Aspectibus.

Bapak Optik Modern ini wafat pada 1040 Masehi di daerah Kairo, Mesir. Ilmu dasar optik atau pencahayaan ini berguna bagi ilmuwan-ilmuwan lain yang hidup setelahnya.

Selain itu, nama Alhazen (julukan orang Barat terhadap Ibnu Haitsam) diabadikan sebagai sebutan suatu kawah di Bulan. Pencanangan nama tersebut diatur dalam kampanye 1001 Inventions and the World of Ibn Al-Haytham yang dihelat tahun 2015.

Baca juga artikel terkait PROFIL TOKOH ISLAM atau tulisan lainnya dari Yuda Prinada

tirto.id - Pendidikan
Kontributor: Yuda Prinada
Penulis: Yuda Prinada
Editor: Yulaika Ramadhani