Menuju konten utama

Profil Mbah Sadiman: Penghijauan & Hari Gerakan Sejuta Pohon

Berikut adalah profil Mbah Sadiman, tokoh penghijauan asal Wonogiri, Jawa Tengah.

Profil Mbah Sadiman: Penghijauan & Hari Gerakan Sejuta Pohon
Mbah Sadiman. (Youtube/BNPB Indonesia)

tirto.id - Hari Gerakan 1 Juta Pohon diperingati setiap tanggal 10 Januari. Pohon memiliki manfaat yang sangat besar bagi keberlangsungan hidup di tengah terancamnya eksistensi hutan karena deforestasi.

Sebagaimana diungkap Greenpeace Indonesia ada tahun 2021 lalu, luas lahan deforestasi selama lima tahun terakhir mencapai 2,13 juta hektar atau setara dengan 3,5 kali luas Pulau Bali.

Oleh sebab itu, penting untuk memastikan kelestariannya tetap terjaga. Salah satu tokoh yang secara konsisten melakukan penghijauan adalah Mbah Sadiman.

Dia secara konsisten mendedikasikan dirinya untuk menghijaukan kembali ratusan hektar lahan perbukitan di lereng Gunung Lawu, Wonogiri, Jawa Tengah. Berikut profilnya.

Kisah Mbah Sadiman Menghijaukan Lahan Kering

Mbah Sadiman adalah petani berusia 67 tahun yang tinggal di Dusun Dali, Desa Geneng Wonogiri. Berkat kontribusi selama puluhan tahun menanam pohon, dia mampu menghijaukan kembali lahan yang gersang, bahkan turut memberi sumber air yang melimpah bagi warga.

Mbah Sadiman tinggal di rumah sederhana seluas 9x6 meter bersama istrinya. Sehari-hari dia menggarap lahan di tumpangsari yang masih menjadi milik Pehutani. Selain bertani, Mbah Sadiman menambah penghasilannya dengan menjual rumput untuk pakan ternak.

Seperti dikutip dari laman resmi dlh.semarangkota.go.id, awalnya, wilayah tersebut mengalami kekeringan saat musim kemarau. Warga kesulitan mendapatkan air karena harus menempuh jalan yang jauh, bahkan sampai membeli.

Satu-satunya sungai yang jadi tumpuan warga pun kering kerontang. Tetapi berkat kegigihan Mbah Sadiman melakukan penghijauan, sekarang sumber air sudah melimpah karena bisa tersimpan di tanah dengan baik.

Dulunya tempat itu juga dipenuhi hutan, tetapi menjadi kering dan gundul akibat kebakaran. Mbah Sadiman mulai menanam pohon sejak tahun 1990-an. Hutan yang ditanaminya pun milik Perhutani, tetapi dia sudah mendapatkan izin untuk menanam di sana. Pohon beringin yang ditanaminya pun dirawat hingga besar.

Hingga kini, ada sekitar 100 hektar lahan yang sudah ditanami Mbah Sadiman, tepatnya di kawasan Bukit Gendol dan Bukit Ampyangan. Kegiatan yang dilakoninya itu bukan tanpa halangan karena bibit pohon beringin tidak bisa didapatkan secara gratis. Harganya pun lumayan mahal sekitar Rp50 ribu, itupun tidak semuanya bisa hidup.

Akibat kegigihannya, Mbah Sadiman pernah menghargai beberapa penghargaan di antaranya Kick Andy Heroes Award 2016 dan Solo Award dalam kategori Lingkungan Hidup Tahun 2015.

Baca juga artikel terkait AKTUAL DAN TREN atau tulisan lainnya dari Alexander Haryanto

tirto.id - Sosial budaya
Penulis: Alexander Haryanto
Editor: Iswara N Raditya