Menuju konten utama

Profil Kabupaten Garut: Kondisi Alam, Peta, dan Sejarah Gempa

Profil kabupaten Garut menjadi pembahasan lantaran gempa yang disebabkan oleh aktivitas di sesar Garsela. Berikut peta dan kondisi wilayahnya.

Profil Kabupaten Garut: Kondisi Alam, Peta, dan Sejarah Gempa
Peta Garut. foto/Bapenda jabar

tirto.id - Profil kabupaten Garut menjadi pembahasan publik lantaran gempa baru-baru ini yang disebabkan oleh aktivitas di sesar Garsela (Garut Selatan).

Gempa bumi berkekuatan Magnitudo 4.3 menyapa kawasan Garut dan sekitarnya pada Rabu, 1 Februari 2023, pukul 22:57:21 WIB. Gempa ini mempunyai pusat di darat, tepatnya 19 kilometer arah barat daya Kabupaten Garut. Koordinat gempa ada di 7.27 LS 107.73 BT.

Beberapa wilayah di sekitar Garut turut merasakan gempa dengan skala MMI lebih rendah. Di Garut sendiri, gempa memiliki skala MMI III. Lalu, wilayah lain mendapatkan skala MMI II yaitu Bandung, Lembang, Pangalengan, Pacet Cileunyi, dan Sumedang.

Penyebab gempa bumi ini adalah aktivitas di sesar Garut Selatan (Garsela). Sesar tersebut telah beberapa memicu gempa bumi di wilayah Jawa Barat.

Sesar Garsela memiliki panjang 42 kilometer yang membentang dari Garut sampai selatan Bandung. Sesar ini terdiri dari segmen Rakutai pada Timurlaut sepanjang 19 kilometer dan segmen Kencana di barat daya sepanjang 17 kilometer.

Profil dan Kondisi Alam Kabupaten Garut

Kota Garut

Kota Garut. foto/IStockphoto

Kabupaten Garut adalah sebuah daerah di Provinsi Jawa Barat. Luas wilayahnya mencapai 3.074,07 kilometer persegi. Di sana menjadi tempat bermukim untuk lebih dari 2,5 juta penduduk.

Dalam peta, letak astronomisnya dapat ditemukan pada koordinat 6º56'49" - 7 º45'00" Lintang Selatan dan 107º25'8" - 108º7'30" Bujur Timur. Wilayah ini memiliki ketinggian mulai dari 10 - 1300 meter di atas permukaan laut.

Pada Garut sebelah utara terdapat bentang alam yang terbagi ke dalam dua aransemen. Pertama adalah datangan dan cekungan antargunung yang membentuk tapal kuda. Dataran dan cekungan ini membuka ke arah utara.

Bentang alam selanjutnya yaitu rangkai gunung api aktif yang posisinya mengelilingi dataran dan cekungan antargunung. Mengutip situs Kabupaten Garut, rangkaian gunung aktif ini tersebar di beberapa penjuru.

Sebelah barat ditemukan Gunung Guntur, Gunung Haruman, dan Gunung Kamojang. Bagian selatan-tenggara berdiri Gunung Papandayan dan Gunung Cikuray. Lalu, di timur terdapat Gunung Cikuray, Gunung Talagabodas, dan Gunung Galunggung.

Ada pun bentang alam Garut di sisi selatan terdiri atas dataran dan hamparan pesisir pantai. Garis pantainya memiliki panjang 80 kilometer.

Jawa Barat pada umumnya, termasuk Garut, termasuk wilayah yang rawan gempa. Mengutip laman Geoscience Letter, Jawa Barat mempunyai struktur tektonik kompleks yang dipengaruhi zona subduksi dan patahan Jawa. Patahan yang sangat aktif ini akibat kejadian subduksi Lempeng Indo-Australia di bawah Lempeng Eurasia di sepanjang Pulau Jawa.

Patahan atau sesar aktif yang ditemukan di Jawa Barat antara lain patahan Cimandiri, embang, dan Baribis. Subduksi tersebut turut memunculkan berbagai gunung api seperti Gunung Salak dan Gunung Gede-Pangrango di Bogor; serta Gunung Tangkubanperahu di Bandung. Ada pula kemunculan Gunung Guntur dan Gunung Papandayan di Garut; Gunung Galunggung di Tasikmalaya; serta Gunung Ciremai di Kuningan.

Oleh sebab itu, wilayah Jawa Barat cukup rentan terdampak gempa bumi. Aktivitas seismik di sana cukup tinggi. Potensi bahaya turut meningkat seiring dengan dekatnya letak patahan dari daerah padat penduduk.

Sejarah Gempa di Garut

Supendi, P., Nugraha, A.D., Puspito, N.T. et al dalam Identification of Active Faults in West Java, Indonesia (1998) mengemukakan, Kabupaten Garut memiliki gugusan gempa membentuk kelurusan yang membentang dari barat daya ke timur laut.

Peristiwa gempa yang terjadi di Kabupaten Garut pada 2 September 2009 dengan Magnitudo 7.3 di selatan Jawa Barat, dipicu oleh sesar ini.

Posisinya terletak pada zona subduksi antara Lempeng Indo-Australia dan Eurasia dengan kedalaman gempa 30 kilometer menurut data BMKG. Akibat gempa di tahun 2009 tersebut, jumlah korban meninggal hingga 111 orang dan telah memicu tsunami.

Kabupaten Garut masih memiliki catatan gempa bumi lainnya sebagai berikut:

1. 2 November 1979

Gempa mengguncang Tasik dan Garut dengan Magnitudo 6,1. Pusat gempa berada di kedalaman 62 kilometer dan telah menyebabkan 40 orang meninggal.

2. 6 Juli 1990

Gempa berkekuatan Magnitudo 5,8 mengguncang Tasik dan Garut. Gempa pada kedalaman 3 kilometer ini tidak menyebabkan korban meninggal.

3. 17 Juli 2006

Gempa di kedalaman 33 kilometer telah menewaskan 665 orang. Gempa berkekuatan Magnitudo 6,8 tersebut juga diserta dengan gelombang tsunami. Getaran kuat dirasakan di Pangandaran dan Tasik.

4. 15 Desember 2017

Sebanyak 4 orang meninggal pada gempa di Garut pada 15 Desember 2017. Gempat dideteksi berada di kedaaman 107 kilometer dengan Magnitudo 6,9.

Peta Kabupaten Garut

Peta Garut

Peta Garut. foto/Bapenda jabar

Baca juga artikel terkait EDUKASI DAN AGAMA atau tulisan lainnya dari Ilham Choirul Anwar

tirto.id - Pendidikan
Penulis: Ilham Choirul Anwar
Editor: Yulaika Ramadhani