Menuju konten utama

Profil Ibnu Rusyd, Filsuf & Ilmuwan Muslim Besar serta Karyanya

Berikut ini adalah profil Ibnu Rusyd, seorang ilmuwan muslim besar dan karya-karyanya.

Profil Ibnu Rusyd, Filsuf & Ilmuwan Muslim Besar serta Karyanya
Ibnu Rusyd. wikimediacommons/Saleemzohaib

tirto.id - Ibnu Rusyd merupakan salah satu ilmuwan muslim yang hidup di abad ke 6 Masehi. Ibnu Rusyd memiliki nama lengkap Abu Al-Walid Muhammad bin Ahmad Ibnu Rusyd. Ibnu Rusyd lahir di Cordova, Andalusia (sekarang Spanyol) pada 520 H dan wafat di Maroko pada tahun 595 H.

Menurut Repositori UIN Banten, Ibnu Rusyd lahir dari kalangan keluarga besar dan memiliki keutamaan serta kedudukan tinggi di Andalusia. Di dunia barat, Ibnu Rusyd dikenal dengan sebutan Averrois.

Sejak dari kakeknya, keluarga Ibnu Rusyd telah tercatat sebagai tokoh-tokoh keilmuan. Kakeknya pernah menjabat sebagai Qadhi di Cordova dan menghasilkan karya-karya ilmiah yang berpengaruh di Spanyol.

Sementara itu, berikut ini adalah profil Ibnu Rusyd, seorang ilmuwan muslim besar dan karya-karyanya!

Profil Ibnu Rusyd dan Karyanya

Ibnu Rusyd mempelajari kitab Qanun karya Ibnu Sina dalam kedokteran dan filsafat. Selain itu ia juga mempelajari matematika, fisika, astronomi, dan logika. Ia kemudian mengajar ilmu perundang-undangan dan kedokteran.

Pada tahun 548 H/1135 M ia berkelanake Marrakesy atas pemintaan dari seorang tabib Khalifah Yusuf, Ibnu Thufail.

Pada tahun 1169 Masehi, Ibnu Rusyd dilantik sebagai Hakim di Sevilla, menyusul 2 tahun kemudian pada tahun 1171, ia dilantik menjadi hakim di Cordova. Selain itu ia juga dilantik sebagai dokter istana pada tahun 1182 Masehi.

Ibnu Rusyd pernah menulis tiga macam ulasan, yaitu ulasan yang besar, menengaH dan kecil.

Ulasan yang besar biasa disebut tafsir, seperti pola tafsir Al-Quran. Ia biasa mengutip satu paragraf dari karya Aristoteles kemudian memberikan penafsiran dan ulasannya. Sementara ulasan kecilnya disebut ‘talkhis’ yang berarti rangkuman.

Ibnu Rusyd sendiri lebih terkenal di Eropa Tengah dibanding Timur karena banyak tulisan-tulisannya yang diterjemahkan ke dalam bahasa Latin dan diedarkan.

Selain itu, Eropa Barat pada masa itu lebih bisa menerima filsafat dan metode ilmiah ala Renaissance yang dianut oleh Ibnu Rusyd dibandingkan dengan Eropa Timur yang mengubur ilmu filsafat untuk berkembangnya gerakan mistis keagamaan.

Dilansir dari laman STIT Ibnu Rusyd, terdapat banyak penolakan dari banyak ulama terhadap pemikiran Ibnu Rusyd yang menyebabkan ia diasingkan oleh pemerintah ke sebuah tempat bernama Lucena.

Karya-karya filsafatnya pun dibakar dan diharamkan untuk dipelajari. Meskipun beberapa orang telah berusaha membersihkan namanya di depan Khalifah Al-Mansur, Ibnu Rusyd kembali diasingkan ke Maroko.

Ia pun akhirnya meninggal pada tanggal 19 Shafar 595 Hijriah/10 Desember 1198 Masehi. Ia wafat dengan meninggalkan ilmu dan tulisan dalam berbagai bidang seperti filsafat, kedokteran, ilmu kalam, falak, fiqih, kajian bintang, tata bahasa, dan nahwu.

Menurut laman NU Online, pandangan Ibnu Rusyd memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap sains dan sangat menarik untuk dikemukakan. Ibnu Rusyd menjadi kunci utama dalam pewarisan peradaban Islam ke dunia barat.

Ibnu Rusyd memandang sains sebagai cara pembuktian terhadap kebenaran dan keberadaan Tuhan. Pada dasarnya ia memandang sains atau ilmu alam sebagai pelayan dan penguat agama, tidak seperti pandangan para filsuf barat seperti August Comte.

Hal tersebut menunjukkan paradigma sains yang ia anut bahwa pada dasarnya sains adalah sebuah usaha untuk mengetahui hukum-hukum alam dalam rangka pembuktian eksistensi Tuhan.

Baca juga artikel terkait EDUKASI DAN AGAMA atau tulisan lainnya dari Muhammad Iqbal Iskandar

tirto.id - Pendidikan
Kontributor: Muhammad Iqbal Iskandar
Penulis: Muhammad Iqbal Iskandar
Editor: Maria Ulfa