Menuju konten utama
Obituari

Profil Adolf Heuken: Pastor Jerman Penulis Sejarah Kota Jakarta

Adolf Heuken yang wafat tanggal 25 Juli 2019 lalu telah menulis banyak buku tentang sejarah Kota Jakarta.

Profil Adolf Heuken: Pastor Jerman Penulis Sejarah Kota Jakarta
Ilustrasi Sejarah Batavia (Jakarta) dalam lukisan karya Adrianus Johannes Bik. FOTO/KITLV

tirto.id - Adolf Heuken S.J. wafat pada Kamis (25/7/2019) di RS St. Carolus Jakarta, dalam usia 90 tahun. Pastor Katolik kelahiran Jerman ini telah menulis banyak buku tentang agama, bahasa, juga sejarah, termasuk Historical Sites of Jakarta yang diterbitkan pertamakali pada 1982.

Kisah hidup sang paderi, sejak masa kecil hingga hijrah ke Indonesia, terangkum dalam film dokumenter bertajuk "Adolf Heuken SJ - 50 Years of Dedication" yang dirilis pada 2013. Film pendek ini dibuat untuk memperingati setengah abad kehidupan Heuken di Jakarta.

Heuken lahir tanggal 17 Juli 1929 di Coesfeld, kota pinggiran di Jerman dekat perbatasan Belanda. Saat masih kecil, ia mengikuti orangtuanya pindah ke Kota Munster. Di kota inilah Heuken dibesarkan dalam suasana Perang Dunia II yang juga melanda Eropa.

Prajurit Pengabdi Tuhan

Jerman memanggil Heuken bergabung dengan militer tiga atau empat tahun menjelang tuntasnya perang yang usai pada 1945. Heuken, yang saat itu masih remaja, masuk angkatan udara, namun ia tidak bisa menerbangkan pesawat karena memiliki masalah penglihatan.

Beruntung, perang berakhir tak lama berselang. Heuken kembali melanjutkan studinya yang sempat terhenti. Setelah lulus, Heuken memantapkan diri untuk melayani Tuhan dengan mengikuti sekolah pastur.

Setelah merampungkan studi teologi di Stadion Georgen, Frankfurt, pada 1962 dan mengabdi di Keuskupan Munster, Heuken dikirim ke Indonesia untuk menyelesaikan Masa Tertiat di Kolese St. Stanislaus Girisonta, Ungaran, Jawa Tengah.

Dikutip dari tulisan Mathias Hariyadi berjudul “In Memoriam Romo Adolf Heuken SJ, Penulis Produktif Yayasan Cipta Loka Caraka (CLC) Jakarta (2)” dalam Sesawi.net, Heuken tiba di Ungaran, pada 1963.

Di tahun yang sama, Heuken mempelajari bahasa Indonesia di Paroki Mangga Besar, Jakarta, hingga 1964. Di Jakarta, ia juga berkarya sebagai asisten di Biro Publikasi Nasional Kongregasi Maria, serta bekerja sebagai pembantu Karyawan Pencatat Perkawinan Catatan Sipil.

Heuken akhirnya menetap di Jakarta. Ia mengajar di Universitas Atma Jaya dan Akademi Kateketik hingga 1968. Selain itu, Heuken juga mulai menulis karya sekaligus memimpin penerbitan Kongegrasi Maria.

Pastur Jerman Cinta Jakarta

Kecintaan sang pastor terhadap Jakarta pun mulai tumbuh dan semakin besar. Saking jatuh hatinya, Heuken bahkan tidak ingin pulang lagi ke Jerman dan akhirnya menjadi Warga Negara Indonesia (WNI). “Mau apa saya di sana? Saya senang tinggal di sini,” ujarnya, dikutip dari Alif.id.

Minat Heuken terhadap sejarah Jakarta muncul dari rasa penasaran dengan banyaknya gedung-gedung kuno di ibu kota RI ini. Mulailah Heuken mengumpulkan berbagai referensi, dari buku, koran, majalah, arsip, dan sumber-sumber lainnya tentang Jakarta.

“Anak Jakarta tidak diberitahu tentang sejarah Jakarta, tentang gedung tua, maka mereka tidak tahu. Apa yang tidak kita ketahui tidak kita cinta, bagaimana mau menghargai, mau mencintai, mau merawat sesuatu yang saya tidak tahu?” ucap Heuken.

Memasuki dekade 1970-an, karya-karya sejarah Heuken mulai terbit, seperti Sedjarah Gereja Katolik di Indonesia, Sumber-Sumber Asli Sejarah Jakarta 1-III, Menteng “Kota Taman” Pertama di Indonesia, juga bukunya yang terkenal berjudul Historical Sites of Jakarta.

Heuken kian intens menulis sejarah Jakarta. Terbitlah The Earliest Portuguese Sources for The History of Jakarta, Seri Gedung-Gedung Ibadat yang Tua di Jakarta, 200 Tahun Gereja Katolik di Jakarta, Atlas Sejarah Jakarta, serta Sejarah Jakarta dalam Lukisan dan Foto.

Tak hanya karya sejarah. Heuken juga menghasilkan sejumlah buku keagamaan dan tata bahasa, termasuk kamus, di antaranya: Kamus Politik Pembangunan, Kamus Indonesia-Jerman, Kamus Jerman-Indonesia, 150 Tahun Serikat Jesus Berkarya di Indonesia, seri Ensiklopedi Gereja yang terbit sejak 1991 hingga 2006, dan lainnya.

Heuken berperan besar pula dalam mengembangkan hubungan antara Jerman dan Indonesia sehingga pada 25 November 2008, ia menerima Das Bundesverdienstkreuz am Bande atau Bintang Penghargaan Republik Federal Jerman.

Tanggal 25 Juli 2019, Adolf Heuken wafat di kota yang dicintainya, Jakarta, dalam usia 90 tahun. Sang pastor, penulis, sekaligus sejarawan ini dikebumikan di Girisonta, Ungaran, tempat di mana ia pertamakali merintis kehidupan baru di Indonesia.

Baca juga artikel terkait ADOLF HEUKEN atau tulisan lainnya dari Yonada Nancy

tirto.id - Humaniora
Kontributor: Yonada Nancy
Penulis: Yonada Nancy
Editor: Iswara N Raditya