Menuju konten utama
Kebijakan Energi

Produksi Minyak di Blok Rokan Naik Usai Diambilalih Pertamina

Produksi minyak di Wilayah Kerja Rokan atau Blok Rokan naik menjadi 161 ribu bph usai diambilalih Pertamina dari Chevron.

Produksi Minyak di Blok Rokan Naik Usai Diambilalih Pertamina
Sebuah pompa minyak beroperasi di ladang sumur Blok Rokan areal kerja Tanah Putih Tanjung Melawan Rokan Hilir, Riau, Sabtu (31/7/2021). ANTARA FOTO/Aswaddy Hamid/wsj.

tirto.id - Produksi minyak mentah di Wilayah Kerja (WK) Rokan, Rumbai, Pekanbaru hingga saat ini mencapai 161 ribu barel per hari (bph) atau lebih baik dibanding ketika saat diambilalih dari Chevron tahun lalu sebesar 158.700 bph

“Tingkat produksi kami saat ini sekitar 161 ribu bph," kata Direktur Utama PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) Jaffee A Suardin saat peresmian Digital & Innovation Center (DICE) di Kompleks PHR Rumbai, Pekanbaru, Senin (8/8/2022).

Hadir dalam peresmian itu Dirut Pertamina, Nicke Widyawati; Direktur Utama Pertamina Hulu Energi (Subholding Upstream Pertamina) Budiman; dan Kepala SKK Migas, Dwi Soetjipto.

Jaffee menyebutkan, produksi sebesar itu jauh lebih baik dibandingkan prediksi yang berada di kisaran 142 ribu bph jika tidak melakukan kegiatan masif dan agresif.

Jaffee menjelaskan, sejak hari pertama alih kelola, PHR langsung tancap gas dengan rencana kerja yang masif dan agresif melalui target pengeboran 400 hingga 500 sumur baru pada tahun ini. Ia juga menyebut, jumlah rig pengeboran meningkat dari 9 rig menjadi 21 rig pada saat ini.

“Jumlahnya akan terus ditambah menjadi hingga 27 rig pada akhir tahun ini. Begitu juga dengan jumlah rig kerja ulang dan perbaikan sumur (WO/WS), dari 25 rig kini menjadi 32 rig WO/WS," kata dia.

Jaffee mengakui, dengan adanya DICE, maka jika terdapat kendala di lapangan, tim-tim terkait dapat langsung berdiskusi untuk mencari solusi terbaik.

“Fasilitas ini sangat mendukung rencana kerja masif dan agresif di WK Rokan, termasuk program pengeboran 400 hingga 500 sumur pada tahun ini,” ujarnya.

Ia menambahkan, pihaknya juga memanfaatkan teknologi kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) untuk pengaturan jadwal perawatan ulang (workover) sumur secara otomatis, perencanaan pergerakan rig yang lebih optimal dan efisien, identifikasi kinerja pompa yang sudah tidak optimal dan analisa dan pengukuran aliran minyak agar produksi optimal.

Selain itu, kata dia, pemantauan jarak jauh dan saling terintegrasi untuk kondisi tekanan fluida di dalam sumur minyak.

Kepala SKK Migas, Dwi Soetjipto mengapresiasi upaya PT PHR dalam pemanfaatan teknologi itu. “Ini Integreated Opertation Center untuk memonitor yang pekerjaan yang jauh jauh. Kalau kita lihat Indonesia saat ini. Ini luar biasa karena strategi berkaitan dengan pengelolaan migas sangat maju," jelas dia.

Dia berharap Pertamina bisa maksimal melakukan pengolahan minyak dan gas sehingga dapat mencapai target produksi satu juta barel pada 2030.

Hingga saat ini terdapat 16.800 sumur di WK Rokan. Sumur-sumur itu tersebar di tujuh kabupaten/kota di Provinsi Riau yaitu Kabupaten Siak, Bengkalis, Rokan Hulu, Rokan Hilir, dan Kampar serta Kota Pekanbaru dan Kota Dumai.

Baca juga artikel terkait BLOK ROKAN

tirto.id - Bisnis
Sumber: Antara
Editor: Abdul Aziz