Menuju konten utama

Produk Wuling Menjawab Kebutuhan Zaman

Mobil listrik digadang-gadang sebagai keharusan di masa depan. Pada 2040, harga minyak dunia diproyeksikan mencapai 92 dolar AS per barel, atau dua kali lipat harga saat ini. Belum lagi soal ancaman polusi.

Produk Wuling Menjawab Kebutuhan Zaman
Ilustrasi produk Wuling. FOTO/Dok. Wuling Motors

tirto.id - Beberapa tahun mendatang, kedudukan mobil-mobil Multi-purpose Vehicle (MPV) sebagai mobil sejuta umat di Indonesia tampaknya akan digeser mobil-mobil Sport Utility Vehicle (SUV). Kini MPV memang merajai pasar mobil dalam negeri dengan menguasai 40% penjualan. Hanya, merujuk tren global, termasuk survei Global Car Market New-Car Sales 2016-Q1 yang dirilis JATO, masa depan SUV lebih cerah.

JATO menyebut SUV menguasai pangsa pasar penjualan mobil se-antero dunia hingga 27,4% dengan tren terus naik, sedangkan MPV hanya menguasai 9,6% penjualan dengan tren menurun. Apa yang dikatakan JATO sejalan dengan hasil survei Autotrader.com pada 2013, “Next Generation Car Buyer Study”, yang menempatkan SUV sebagai mobil ideal pilihan generasi milenial.

“Mobil yang ideal bagi generasi milenial adalah mobil yang stylish, menyenangkan, praktis, dan ramah lingkungan. Dari jenis kendaraan yang ada, mobil minivan/van dengan kapasitas penumpang banyak justru menjadi pilihan paling buncit para milenial dibandingkan jenis mobil lainnya seperti SUV, Coupe, dan lainnya,” demikian keterangan Autotrader.com.

Bagaimana kondisi pasar di Indonesia? Mengacu data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (GAIKINDO), penjualan pabrikan ke dealer (wholesales) untuk segmen kendaraan SUV di tahun 2017 adalah sebanyak 73.374 unit, atau meningkat 1,15% dibanding penjualan tahun sebelumnya.

Menurut Yutaka Sanada, Regional Senior Vice President Nissan Asia & Oceania, kendaraan SUV menjadi salah satu kendaraan favorit di Indonesia karena tipe kendaraan tersebut dianggap memenuhi keinginan mereka untuk menaklukan berbagai medan.

“Dengan perbaikan infrastruktur serta jalan raya baru yang menghubungkan kota-kota dan daerah, tumbuh permintaan untuk kendaraan cerdas dengan ground clearance tinggi yang dapat menghadapi tantangan medan perkotaan maupun medan off road,” katanya.

Menyadari kebutuhan itu, Wuling pun bersiap meramaikan pasar mobil SUV Indonesia. Dian Asmahani, Brand Manager Wuling Motors, menyebut SUV yang akan dipasarkan Wuling di Indonesia menggunakan mesin berkapasitas 1.500 cc.

“Produk ini sudah diluncurkan di Cina, tapi spesifikasi yang akan dipasarkan di Indonesia tentu saja berbeda,” katanya. Pada gelaran Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2018 lalu, mobil tersebut dipamerkan dengan tujuan utama menyempurnakan pengembangan sebelum meluncur di pasaran. “Kami hadirkan di GIIAS untuk mendapatkan masukan dari konsumen,” pungkas Dian.

Infografik Advertorial Wuling

Infografik Advertorial Wuling

Mobil Masa Depan

Sebagai jenama global yang tengah mengukuhkan reputasinya di tanah air, Wuling juga mengenalkan mobil listrik mereka yang laku di negaranya, Wuling E100, pada GIIAS 2018.

Dalam tulisannya di Forbes, Salvatore Babones (merujuk keterangan WHO) memperkirakan tingginya angka kematian di Cina—yang dalam setahun jumlahnya lebih dari 1 juta—timbul akibat polusi udara di kota-kota besar Menurut Babones, jika pemerintah menghendaki Cina bebas polusi pada tahun 2013, harus ada perubahan sistemik secara menyeluruh. “Perubahan sistemik itu datang dari industri otomotif Cina,” katanya.

Babones menerangkan industri otomotif punya peran sentral untuk mengatasi pencemaran udara, karena di saat bersamaan indutri itu pula yang punya andil besar dalam merusak kebersihan udara. Karena itulah perubahan yang dilakukan adalah memberi ruang pada produsen mobil untuk membuat sebanyak mungkin mobil listrik.

Lepas dari kasus di Cina tersebut, kehadiran mobil listrik memang digadang-gadang sebagai keharusan di masa depan. Laporan World Oil Outlook 2016 memproyeksikan harga minyak berpeluang naik. Pada 2040 misalnya, harga minyak diasumsikan mencapai 92 dolar per barel atau dua kali lipat dari harga saat ini. Meski ramalan soal kenaikan itu bisa tepat atau meleset, satu hal yang pasti adalah bahan bakar fosil kian terbatas dan habis. Hal demikian pula yang kemudian menyebabkan kehadiran mobil listrik adalah suatu hal yang niscaya.

Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Perindustrian (Kemenperin) telah merancang roadmap untuk mencanangkan pengembangan kendaraan listrik di Indonesia. Mulai 2020, ditargetkan 10 persen dari 1,5 juta mobil yang diproduksi di dalam negeri adalah Low Carbon Emission Vehicle (LCEV), meliputi mobil hybrid, plug-in hybrid, dan full electric vehicle (EV). Selepas 2025 targetnya populasi LCEV menembus 20% dari dua juta produksi mobil lokal. Berlanjut di 2030 jumlahnya naik menjadi 25% per tiga juta mobil. Sampai di 2035 dipatok target produksi LCEV sampai di level 30% dari 4 juta mobil produksi dalam negeri.

Roadmap tersebut menunjukkan bahwa pemerintah tidak tinggal diam menanggapi tantangan sekaligus kebutuhan di masa depan. Dan Wuling, dengan mengenalkan Wuling E100, menegaskan kesiapannya untuk turut serta.

(JEDA)

Penulis: Tim Media Servis