Menuju konten utama

Pria Bunuh Putrinya Tersiar Live, Facebook Kembali Disoroti

Berdasarkan laporan, para kerabat melihat rekaman menyedihkan itu pada Senin (24/4/2017) malam dan memberi tahu polisi, yang terlambat datang untuk menyelamatkan Wuttisan atau putrinya.

Pria Bunuh Putrinya Tersiar Live, Facebook Kembali Disoroti
Ilustrasi menonton tayangan live streaming yang disiarkan Facebook. Foto/Bloomberg via Getty Images/David Paul Morris

tirto.id - Facebook tengah berada di bawah tekanan atas layanan Facebook Live-nya setelah seorang pria asal Thailand menyiarkan video dirinya untuk membunuh putrinya yang berusia 11 bulan.

Wuttisan Wongtalay (20) memfilmkan pembunuhan putrinya di atap sebuah hotel tak berpenghuni ke dalam dua video klip yang disiarkan lewat Facebook Live, sebelum melakukan bunuh diri, demikian kata polisi di kota Thailand Phuket, Selasa (25/4/2016), sebagaimana dikutip dari The Guardian.

"Aksi bunuh diri Wuttisan tidak disiarkan di Facebook namun mayatnya ditemukan di samping putrinya," kata Jullaus Suvannin, petugas polisi Thailand yang menangani kasus tersebut. "[Wuttisan] memiliki paranoia karena istrinya meninggalkannya dan tidak mencintainya."

Berdasarkan laporan, para kerabat melihat rekaman menyedihkan itu pada Senin (24/4/2017) malam dan memberi tahu polisi, yang terlambat datang untuk menyelamatkan Wuttisan atau putrinya.

Dua klip mengerikan itu pun dapat diakses oleh pengguna di halaman Facebook-nya selama kurang lebih 24 jam sebelum diturunkan pada pukul 5 sore waktu setempat (10:00 GMT) pada hari Selasa.

Video pertama telah dilihat 112.000 kali pada tengah hari pada Selasa, sementara video kedua memiliki 258.000 tampilan. Tayangan itu juga diunggah oleh orang lain ke YouTube. Namun, pihak YouTube mengatakan bahwa video tersebut sudah diturunkan dalam waktu 15 menit setelah diberitahu.

Seorang juru bicara Facebook mengatakan, "Peristiwa ini adalah kejadian mengerikan. Ungkapan duka cita kami sampaikan ke keluarga korban. Sama sekali tidak ada tempat untuk konten semacam ini di Facebook dan sekarang telah dihapus. "

Sementara itu, seorang juru bicara YouTube menjelaskan, "YouTube memiliki kebijakan jelas mengenai video yang dapat ditayangkan dan kami dengan cepat menghapus video yang melanggar peraturan kami saat ditandai."

Video tersebut dihapus dari Facebook setelah kementerian ekonomi digital Thailand menghubungi jaringan sosial tersebut pada hari Selasa sore, mengikuti permintaan polisi.

"Kami tidak akan bisa mengajukan tuntutan terhadap Facebook, karena Facebook adalah penyedia layanan dan dia bertindak sesuai dengan protokolnya saat kami mengirim permintaan kami. Facebook bekerja sama dengan baik," kata Somsak Khaosuwan, wakil sekretaris tetap kementerian tersebut.

Ini bukan pertama kalinya layanan video Facebook telah digunakan untuk menyiarkan atau menampilkan konten semacam itu. Pada Januari lalu, penyiksaan seorang pria yang terikat, tersumbat, dan diserang secara brutal, telah disiarkan di Facebook secara langsung kepada lebih dari 16.000 orang.

Kemudian, pada Maret, seorang gadis 15 tahun dari Chicago diserang secara seksual oleh lima atau enam pria atau anak laki-laki, yang kemudian disiarkan langsung ke Facebook, dengan setidaknya 40 orang menonton.

Tak hanya itu, bulan ini, pembunuhan terjadi di Cleveland terhadap mantan pekerja pengecer berusia 74 tahun, Robert Godwin, diposkan ke Facebook oleh Steve Stephens, yang kemudian mendorong pemburuan. Pembunuhan tersebut tidak disiarkan secara langsung, namun video tersedia untuk dilihat selama tiga jam sebelum diturunkan.

Facebook mengatakan sedang meninjau langkah untuk memonitor materi kekerasan dan tidak pantas setelah insiden di Cleveland. Pekan lalu, CEO Facebook Mark Zuckerberg mengatakan bahwa perusahaan akan melakukan semua upaya untuk membantu mencegah pengiriman konten yang tidak pantas.

Untuk itu, Zuckerberg menjelaskan, Facebook kini punya lebih banyak pekerjaan yang harus dilakukan untuk menjaga komunitas yang aman bagi penggunanya.

Pembunuhan tersebut menjadi pertama di Thailand yang diketahui telah disiarkan lewat Facebook, kata wakil juru bicara polisi Kissana Phathanacharoen. "Itu bisa saja dipengaruhi oleh perilaku dari luar negeri, terakhir di Cleveland," katanya.

Facebook menghadapi tugas yang sulit dalam menghambat siaran atau mengunggah materi yang tidak pantas. Facebook Live memungkinkan siapa saja yang memiliki ponsel cerdas untuk menyiarkan video langsung ke jejaring sosial.

Baca juga artikel terkait FACEBOOK LIVE atau tulisan lainnya dari Yuliana Ratnasari

tirto.id - Hukum
Reporter: Yuliana Ratnasari
Penulis: Yuliana Ratnasari
Editor: Yuliana Ratnasari