Menuju konten utama
CORE:

Presiden Terpilih Harus Bisa Naikkan Pertumbuhan Ekonomi di Atas 5%

Pertumbuhan ekonomi ini perlu didorong dengan cara memanfaatkan bonus demografi di Indonesia.

Presiden Terpilih Harus Bisa Naikkan Pertumbuhan Ekonomi di Atas 5%
Capres nomor urut 01 Joko Widodo (kiri) dan capres nomor urut 02 Prabowo Subianto berjabat tangan saat mengikuti debat capres putaran keempat di Hotel Shangri La, Jakarta, Sabtu (30/3/2019). ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/foc.

tirto.id - Direktur Eksekutif Center of Reform On Economics (CORE), Mohammad Faisal mengatakan presiden terpilih harus menemukan cara agar pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa lebih dari 5 persen.

Hal itu disampaikan Faisal untuk merespons debat calon presiden ke-5 yang akan membahas ekonomi makro, kesejahteraan sosial, keuangan dan investasi pada Sabtu 13 April 2019.

“Siapa pun yang memimpin ke depan nanti, pertumbuhan kita 5 persen. Ini baik tapi kita butuh lebih dari 5 persen,” ucap Faisal dalam konferensi pers bertajuk “Jelang Debat Capres ke-5” di Hongkong Cafe, Selasa (9/4/2019).

Faisal menegaskan, apabila presiden terpilih tidak mampu mencapai pertumbuhan ekonomi lebih dari 5 persen, maka menurut dia, Indonesia akan terus berada di dalam kelompok negara dengan pendapatan menengah (middle income trap).

“Kalau 5 persen terus kita akan masuk dalam middle income trap,” lanjutnya.

Untuk itu, ia mendesak presiden terpilih harus mampu mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia di angka 7 persen agar bisa menjadi negara yang maju.

Faisal mengatakan, pertumbuhan ekonomi ini perlu didorong dengan cara memanfaatkan bonus demografi di Indonesia. Bonus demografi adalah tingginya jumlah penduduk dengan usia produktif antara 15 tahun hingga 64 tahun dalam suatu negara. Menurut BPS, bonus demografi Indonesia akan berakhir pada tahun 2036.

Apabila masa bonus demografi itu tidak dimanfaatkan dengan baik, kata dia, maka manfaatnya tidak akan bisa dirasakan. “Untuk bisa mendorong pertumbuhan ekonomi ini harus diupayakan selama menikmati bonus demografi. Kalau sudah lewat ya hilang,” ucap Faisal.

Mengenai upaya mendorong pertumbuhan ekonomi ini, Faisal berpesan bahwa pemerintah harus menggenjot sektor industri manufaktur.

Ia mencontohkan negara Vietnam yang mampu bertumbuh 10 kali lipat bagi PDB per kapitanya pada tahun 2017 dibanding 1986. Jumlah itu masih lebih baik dari Indonesia yang hanya bertumbuh 8 kali lipat.

“Untuk mendorong pertumbuhan ekonomi lebih tinggi ya revitalisasi sektor manufaktur. Ini penting dibahas untuk 5 tahun ke depan. Mendorong pertumbuhan ekonomi agar struktur ekonomi kita lebih kompetitif,” ucap Faisal.

Baca juga artikel terkait PILPRES 2019 atau tulisan lainnya dari Vincent Fabian Thomas

tirto.id - Politik
Reporter: Vincent Fabian Thomas
Penulis: Vincent Fabian Thomas
Editor: Alexander Haryanto