Menuju konten utama

Presiden Jokowi Sebut Indonesia Dirugikan akibat Perubahan Iklim

Presiden Jokowi menyebutkan dampak perubahan iklim tidak menguntungkan bagi Indonesia.

Presiden Jokowi Sebut Indonesia Dirugikan akibat Perubahan Iklim
Presiden Joko Widodo (ketiga kanan) menyampaikan sambutan didampingi Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan (kanan), Mensesneg Pratikno (kedua kanan), Menteri BUMN Erick Thohir (kiri), Koordinator Staf Khusus Presiden Ari Dwipayana (ketiga kiri) dan Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo (kedua kiri) saat peresmian Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) Ultra Fast Charging di Central Parking Nusa Dua, Badung, Bali, Jumat (25/3/2022). ANTARA FOTO/Fikri Yusuf.

tirto.id - Presiden Jokowi mengingatkan bahwa fenomena perubahan iklim semakin nyata di dunia. Ia menilai, perubahan iklim saat ini tidak menguntungkan bagi Indonesia karena kerap memicu risiko bencana yang mengganggu produktivitas warga.

"Sebagai negara agraris dan Kepulauan, Indonesia makin tidak diuntungkan dari dampak perubahan iklim ini. Frekuensi, intensitas dan durasi bencana geohidrometeorologi akan makin meningkat. Daya adaptabilitas tanaman dan produktivitas tanaman semakin menurun dan ini akan mengancam ketahanan pangan di negara kita," kata Jokowi saat memberikan sambutan dalam acara Hari Meteorologi Dunia ke-72 yang digelar Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) secara daring, Rabu (30/3/2022).

Jokowi berpesan ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menghadapi perubahan iklim. Pertama, Jokowi menekankan agar semua instansi secara serius membaca laporan cuaca dan perubahan iklim yang diberikan BMKG.

"Perhatikan dengan serius, dengan sangat serius informasi cuaca dan perubahan iklim yang diberikan BMKG dan instansi terkait lainnya. Kemudian formulasikan kebijakan mitigasi dan adaptasi perubahan iklim dengan cepat serta siapkan penanganan yang lebih baik untuk mengurangi dampak negatif perubahan iklim," kata Jokowi.

Kedua, Jokowi meminta ada pengembangan sistem peringatan dini yang handal di seluruh Indonesia. Sistem peringatan dini harus memuat data meteorologi, klimatologi dan Geofisika secara cepat, akurat dan terukur. Ia mendorong agar penggunaan teknologi seperti high performance computing, artificial intelligence (AI) dan big data digunakan dalam pengembangan sistem peringatan dini.

Ketiga, Jokowi ingin edukasi kebencanaan terus dilakukan. Ia menilai, kapasitas, ketangguhan dan mitigasi perubahan iklim perlu ditingkatkan agar masyarakat bisa menghadapi potensi risiko bencana. Ia pun menilai edukasi penting diberikan bagi kelompok rentan seperti nelayan dan petani

"Petani dan nelayan sebagai kelompok rentan dalam dampak perubahan iklim harus kita berikan pemahaman, kita tingkatkan pengetahuannya agar memiliki kemampuan beradaptasi pada perubahan iklim. Tetap dapat bekerja dengan produktif dan aman untuk jaga ketahanan pangan kita," kata Jokowi.

Keempat, Jokowi ingin ada ketangguhan bencana dibangun dengan kolaborasi berbagai pihak mulai kementerian lembaga hingga pihak swasta dan organisasi sosial.

Terakhir, Jokowi mengingatkan Indonesia akan menjadi tuan rumah penyelenggaraan "Global Platform for Disaster Race Reduction ke-7" pada Mei 2022 mendatang. Jokowi ingin Indonesia selaku tuan rumah bisa dicontoh dunia dalam menghadapi berbagai bencana alam akibat perubahan iklim.

"Saya berharap forum dunia ini kita manfaatkan sebaik-baiknya untuk menunjukkan kepada dunia bahwa negara kita adalah salah satu center of knowledge terbaik dalam pengurangan risiko kebencanaan termasuk dalam mitigasi multibencana geohidrometeorologi," kata Jokowi.

Baca juga artikel terkait PERUBAHAN IKLIM atau tulisan lainnya dari Andrian Pratama Taher

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Andrian Pratama Taher
Penulis: Andrian Pratama Taher
Editor: Maya Saputri