Menuju konten utama

Prediksi Ilmuwan: ke Depan Risiko Penularan Covid Memapar Usia Muda

Para peneliti memprediksi penularan Covid-19 akan memapar kelompok usia muda.

Prediksi Ilmuwan: ke Depan Risiko Penularan Covid Memapar Usia Muda
Petugas kesehatan menyuntikkan vaksin COVID-19 saat Car Free Day atau Hari Bebas Kendaraan Bermotor di kawasan MH Thamrin, Jakarta, Minggu (31/7/2022). ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/foc.

tirto.id - Pemerintah telah menggaungkan wacana soal persiapan untuk hidup berdampingan dengan Covid-19 sebagai tatanan kehidupan baru masyarakat. Wacana ini selaras dengan temuan peneliti dan epidemiologi terkait prediksi pandemi Covid-19 menjadi endemi. Temuan tersebut menunjukkan bahwa virus corona mustahil untuk sepenuhnya hilang dari bumi, melainkan akan terus hidup layaknya virus influenza.

Vaksinasi diharapkan menjadi proteksi utama bagi imunitas tubuh yang kemudian dapat menjadi solusi untuk mengakhiri pandemi. Nyatanya, vaksinasi hanya akan menurunkan gejala dari infeksi virus, alih-alih melenyapkannya.

Menurut penelitian, dua hal yang menghancurkan harapan untuk terbebas dari virus turut disebabkan oleh ketimpangan akses terhadap virus di berbagai wilayah akibat disparitas global dan keraguan terhadap vaksin.

Temuan tersebut berdasarkan analisis dari pandemi yang juga disebabkan oleh coronavirus sebelumnya, seperti penyakit flu, SARS-CoV maupun MERS-CoV. Sebab, virulensi dari virus SARS-CoV-2 memiliki virulensi yang lebih kuat dibandingkan varian-varian virus sebelumnya. Meskipun begitu, komparasi data tersebut belum berhasil menunjukkan kepastian parameter untuk memprediksi masa depan dari hubungan manusia dan virus ini. Namun, komparasi ini dapat digunakan untuk merujuk kebutuhan bagi peningkatan kualitas kesehatan publik.

Meningkatnya percepatan transmisi virus juga menyulitkan antisipasi terhadap beralihnya pandemi Covid-19 menjadi endemi. Grad, seorang imunolog, menjelaskan bahwa virus yang menyerang sistem pernapasan yang bertransisi menjadi endemi mengalami peningkatan setiap musim dingin. Faktor berkurangnya tingkat kematian setelah pandemi adalah infeksi pertama kali yang membangun perlindungan bagi tingkat keparahan penyakit saat terjadi infeksi ulang, layaknya cara kerja vaksin.

Keparahan penyakit berkaitan erat dengan imunitas populasi. Imunitas berpotensi untuk mengurangi parahnya gejala serta mencegah pandemi yang lebih parah akibat evolusi antigenik yang terus bersirkulasi.

Risiko Penularan Covid ke Usia Muda

Tim peneliti dari Amerika Serikat dan Norwegia menemukan bahwa risiko infeksi bergeser ke usia muda. Alasannya, kelompok usia dewasa telah mendapatkan vaksin dan pernah terpapar virus. Prediksi ini bergantung kepada terbentuknya imunitas jangka panjang atau permanen pada usia dewasa. Skenario terbentuknya imunitas permanen pada usia dewasa memprediksikan bahwa usia muda memiliki tingkat infeksi lebih tinggi dibandingkan usia dewasa dan lansia.

Meskipun demikian, tingkat kematian berbeda di berbagai negara bergantung pada demografi negara tersebut. Tingkat kematian pada usia lansia akan lebih besar pada negara dengan struktur populasi tua. Namun, terlepas dari struktur demografi, pergeseran risiko infeksi tetap menyasar pada usia muda.

Namun, kebijakan vaksinasi untuk menghadapi infeksi virus yang lebih parah menjadi opsi yang disarankan, baik oleh peneliti maupun para ahli. Hal ini mengingat prediksi terhadap masa depan virus SARS-CoV yang belum dapat dipastikan mengenai percepatan evolusi ke varian yang lebih kuat sehingga mengganggu skenario imunitas. Percepatan vaksinasi dan pengetatan protokol kesehatan dikatakan sebagai upaya untuk mengantisipasi beralihnya pandemi menjadi endemi maupun endemi/epidemi.

Baca juga artikel terkait COVID-19 atau tulisan lainnya dari Salsabella Adista Trisnu Pramesti

tirto.id - Sosial budaya
Penulis: Salsabella Adista Trisnu Pramesti
Editor: Addi M Idhom