Menuju konten utama

Prediksi Hujan Lebat di Banten-Jabar Pekan Ini & Cuaca Jabodetabek

BMKG memprediksi hujan lebat bakal mengguyur sebagian wilayah Banten, Jawa Barat dan Jawa Tengah pada pekan ini. BNPB sudah mengeluarkan peringatan dini cuaca ekstrem di Jabodetabek. 

Prediksi Hujan Lebat di Banten-Jabar Pekan Ini & Cuaca Jabodetabek
Ilustrasi prakiraan cuaca hujan dan berawan. FOTO/istockphoto

tirto.id - Hujan dengan intensitas tinggi berpotensi melanda sebagian wilayah Jawa dan Sumatera pekan ini. Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati menyatakan probabilitas potensi itu mencapai hingga 90 persen.

Menurut dia, BMKG mendeteksi terdapat potensi hujan dengan intensitas tinggi akan melanda Banten bagian barat dan sebagian Jawa Tengah (bagian tengah sampai barat) pada 8-9 Januari 2020. Hujan dengan intensitas tinggi itu juga diprediksi bakal mengguyur wilayah Gorontalo pada periode yang sama.

"Dari analisis BMKG, khususnya tanggal 8-9 [Januari 2020], kami deteksi adanya potensi hujan intensitas tinggi dengan probabilitas mencapai 90 persen," kata dia di Kantor BMKG, Jakarta, Selasa (7/1/2020) seperti dilansir Antara.

Dwikorita menambahkan, hujan dengan intensitas lebat dan dengan probabilitas 90 persen juga diprediksi bakal terjadi di Pantai Sumatera Barat dan Jawa Barat, pada 9-10 Januari 2020.

"Jadi, di Jawa Barat meluas. Kalau tadi di Banten bagian barat. Nanti meluas di Jawa Barat bagian tengah. Nah, itu untuk tiga hari ke depan," ujar Dwikorita.

Namun demikian, ia menekankan bahwa dalam satu pekan ke depan, potensi hujan dengan intensitas tinggi dan lebat masih merata hampir di seluruh wilayah Indonesia.

Menurut Dwikorita, situasi atmosfer di atas Indonesia saat ini dipengaruhi oleh beberapa hal, salah satunya angin monsun yang masih terus aktif.

"Sekali lagi masih terus aktif angin monsun yang berasal dari Asia. Tetapi sebelum masuk Indonesia, belok ke Samudera Pasifik,sehingga membawa uap air yang cukup intens dari Pasifik ke Indonesia," jelas dia.

BMKG pada beberapa hari sebelumnya juga sudah memprediksi adanya aliran udara basah masuk dari Samudera Hindia ke bagian barat Pulau Sumatera. Selain itu, siklon yang bergerak dari Nusa Tenggara Timur saat ini sudah bergerak ke arah Australia.

"Siklon Blake. Namun, di belakangnya disusul bibit siklon yang masih berada di wilayah selatan Papua ke arah Laut Arafuru," lanjut Dwikorita.

Fenomena-fenomena tersebut, menurut Dwikorita, berpengaruh terhadap peningkatan intensitas curah hujan di Indonesia. Dalam satu pekan ke depan, peningkatan curah hujan perlu diwaspadai di Sumatera bagian selatan, seluruh Jawa, Bali, Nusa Tenggara Barat, Maluku hingga Papua dan sebagian Kalimantan serta Sulawesi.

Peringatan Dini Cuaca Ekstrem di Jabodetabek

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) pada hari ini mengumumkan peringatan dini cuaca ekstrem di Jabodetabek. Cuaca ekstrem berupa hujan intensitas tinggi yang disertai petir diprediksi bakal melanda kawasan Jabodetabek pada 11-15 Januari 2020.

Selain itu, cuaca ekstrem pun diperkirakan berpotensi melanda kawasan Jakarta dan sekitarnya (Jabodetabek) pada akhir Januari sampai awal Februari 2020. Cuaca ekstrem kemungkinan kembali terjadi di kawasan ini pada pertengahan Februari 2020.

Khusus pada periode 11-13 Januari 2020, BNPB memperingatkan cuaca ekstrem berpotensi terjadi di kawasan Jabodetabek bersamaan dengan pasang purnama. Kondisi ini bisa berpengaruh terhadap luasan genangan banjir di Jabodetabek.

Sementara terkait kondisi wilayah ibu kota, hasil pantauan BNPB menunjukkan hingga Selasa, 7 Januari 2020 pukul 18.00 WIB, genangan banjir hanya ditemukan di wilayah Jakarta Barat.

Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Agus Wibowo menyatakan, genangan air tidak ditemukan lagi di beberapa wilayah lainnya di Jabodetabek.

"Hanya Jakarta Barat yang masih ada genangan air dengan Tinggi Muka Air (TMA) menurun, yang semula 20-60 cm menjadi 10-30 cm," kata Agus dalam siaran resmi BNPB.

"Jumlah pengungsi terus mengalami penurunan yang semula 14.535 jiwa menjadi 13.993 jiwa," tambah Agus.

Baca juga artikel terkait HUJAN atau tulisan lainnya dari Addi M Idhom

tirto.id - Sosial budaya
Penulis: Addi M Idhom
Editor: Agung DH