Menuju konten utama

Prediabetes Penyebab Gejala dan Penganggulangan

Prediabetes adalah gangguan kesehatan serius ketika kadar glukosa darah di atas level normal, tetapi belum memenuhi kriteria diagnostik untuk diabetes.

Prediabetes Penyebab Gejala dan Penganggulangan
Ratusan warga mengikuti terapi senam Prolanis (program pengelolaan penyakit kronis) di GOR Lembupeteng, Tulungagung, Jawa Timur, Minggu (7/5). Senam masal yang diikuti kalangan medis, ibu hamil, komunitas penderita diabet serta kalangan lansia itu digelar dalam rangka HUT ke-109 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) sekaligus edukasi pencegahan dan pengelolaan penyakit kronis melalui terapi senam kesehatan. ANTARA FOTO/Destyan Sujarwoko/ama/17

tirto.id - Prediabetes adalah kondisi abnormal kadar gula darah, dan apabila terus dibiarkan akan berkembang menjadi diabetes serta berisiko mendatangkan gangguan kesehatan berbahaya lain. Mengenal tanda-tandanya sejak awal jadi penting untuk mengurangi risiko penyakit di masa akan datang.

Riskesdas 2018 mencatat bahwa prevalensi diabetes di Indonesia meningkat menjadi 8,5%, dari sebelumnya sebesar 6,9% dari data Riskesdas 2013. Selain itu, angka kejadian prediabetes di Indonesia juga meningkat setiap tahun dan jumlahnya dua kali lipat dari angka penderita diabetes.

Riskesdas 2018 membagi kondisi prediabetes jadi dua keadaan. Pertama, Glukosa Darah Puasa Terganggu (GDPT), yang mana glukosa plasma puasa antara 100-125 mg/dl dan glukosa plasma sekitar <140 mg/dl. Kedua, Toleransi Glukosa Terganggu (TGT), yang mana glukosa plasma berada di kisaran antara 140-199 mg/dl dan glukosa plasma puasa <100 mg/dl.

Prevalensinya untuk pengidap prediabetes GDPT sebanyak 26,3 persen dari jumlah penduduk Indonesia, sedangkan penderita prediabetes TGT adalah 30,8 persen dari total penduduk Indonesia.

Penyebab Prediabetes

Family Doctor menulis bahwa penyebab prediabetes terjadi ketika zat insulin di tubuh tidak bekerja dengan baik. Insulin membantu sel tubuh untuk mengatur glukosa dari aliran darah. Ketika insulin tidak bekerja sebagaimana mestinya, kadar glukosa akan membengkak.

Kadar gula darah yang terlalu banyak adalah indikator terjadinya prediabetes. Jika kadarnya lebih tinggi lagi, maka pengidapnya mendapat diagnosa diabetes. Dan kadar gula darah yang tinggi ini dapat merusak pembuluh darah dan saraf tubuh.

Oleh sebab itu, pengidap prediabetes juga berisiko mengalami gangguan kesehatan berbahaya lainnya seperti stroke dan penyakit jantung.

Gejala Prediabetes

Dilansir dari CDC, seseorang dapat mengidap prediabetes tanpa gejala-gejala jelas dan pasti. Seringkali prediabetes tidak terdeteksi hingga pengidapnya sudah mengalami diabetes. Satu hal yang harus diperhatikan sejak dini adalah kadar gula darah yang di atas ambang normal sebagai faktor risiko dari prediabetes.

Hal ini disebabkan tidak seorang pun yang bebas dari gen diabetes. Penyebab gen ini berkembang jadi prediabetes hingga diabetes adalah gaya hidup tidak sehat yang dijalani individu sehari-harinya.

Bagi orang yang sudah berusia 45 tahun ke atas, haruslah waspada terhadap kadar gula darahnya. Terlebih lagi jika berat badannya di atas normal. Selain itu, prediabetes cenderung dialami oleh individu yang memiliki orang tua atau saudara yang sudah mengidap diabetes sebelumnya.

Genetika berperan penting di sini. Jika salah seorang anggota keluarga sudah mengidap penyakit ini, maka individu bersangkutan memiliki kemungkinan akan menderita penyakit yang sama.

Faktor Risiko

Kemungkinan perkembangan prediabetes kian besar jika individu jarang beraktivitas fisik, setidaknya kurang dari tiga kali olahraga dalam seminggu.

Jika memang Anda sudah didiagnosa mengidap prediabetes, masih ada kesempatan untuk mengurangi risiko agar tidak berkembang menjadi diabetes. Caranya, ubah gaya hidup dengan pola yang lebih sehat.

Jika Anda memiliki berat badan berlebih, segera terapkan diet sehat untuk mengurangi berat badan tersebut, serta perbanyak aktivitas fisik dengan teratur.

Pencegahan

Kabar baiknya, pengidap prediabetes dapat menunda dan mengurangi risiko terjadinya diabetes dengan mengubah gaya hidup agar lebih baik, meliputi penerapan diet sehat, menjaga berat badan, dan berolahraga rutin.

Aktivitas fisik dilakukan setidaknya 150 menit dalam seminggu. Hal ini dapat dibagi perharinya dengan jalan sehat atau olahraga ringan sekitar 30 menit setiap hari selama lima hari dalam seminggu.

Melakukan olahraga teratur tentunya tidak dapat dicapai secara instan. Seseorang terkadang butuh dukungan dari lingkungan sekitar. Oleh sebab itu, jangan malu meminta bantuan anggota keluarga untuk mengingatkan aktivitas fisik rutin tersebut.

Tak ketinggalan pula, kesehatan emosi turut menyumbang perkembangan prediabetes. Oleh sebab itu, terapkan manajemen stres yang baik, serta terus jaga motivasi agar konsisten menerapkan pola hidup sehat.

Baca juga artikel terkait DIABETES atau tulisan lainnya dari Abdul Hadi

tirto.id - Kesehatan
Kontributor: Abdul Hadi
Penulis: Abdul Hadi
Editor: Agung DH