Menuju konten utama

Prabowo Mulai Melunak Akibat Pecahnya Dukungan dari Partai Oposisi

Direktur Eksekutif Pusat Studi Demokrasi dan Partai Politik Dedi Kurnia Syah Putra menyebut melunaknya sikap Ketum Partai Gerindra Prabowo Subianto di periode ini.

Prabowo Mulai Melunak Akibat Pecahnya Dukungan dari Partai Oposisi
Kandidat presiden Indonesia Prabowo Subianto memberi isyarat saat konferensi pers di Jakarta, Indonesia, Selasa, 22 Juli 2014. AP/ Achmad Ibrahim.

tirto.id - Direktur Eksekutif Pusat Studi Demokrasi dan Partai Politik Dedi Kurnia Syah Putra menyebut melunaknya sikap Ketum Partai Gerindra Prabowo Subianto di periode ini.

Alasannya, setelah Mahkamah Konstitusi (MK) memberikan pernyataan kemenangan pada pasangan Joko Widodo (Jokowi) dan Ma'ruf Amin, beberapa partai oposisi yaitu Koalisi Adil Makmur mulai memperlihatkan perpecahan di internal kubu.

Gerindra disinyalir mulai ditinggalkan partai pendukungnya dan kehilangan kekuatan dalam skala besar.

"Pembubaran Koalisi Adil Makmur bisa menjadi pemicu melunaknya Prabowo, karena di luar koalisi Prabowo lebih leluasa untuk mewakili dirinya dan Gerindra, tidak terbebani kepentingan mitra koalisi," jelas dia kepada reporter Tirto, Jumat (26/7/2019).

Ia menjelaskan, melunaknya sikap Prabowo sudah tampak dari pertemuan yang dilakukannya dengan Presiden Jokowi di MRT. Hal ini membuktikan bahwa Prabowo mengapresiasi pencapaian di pemerintahan Jokowi dengan menyetujui untuk bertemu dan melakukan rekonsiliasi di dalam MRT.

"Kemudian berlanjut dengan pertemuan MRT, jelas ini bukan pertemuan biasa, ada deal politik terkait posisi Gerindra di pemerintahan, apakah bergabung di kabinet, atau menjalin relasi dengan memimpin MPR," kata dia.

Pertemuan kedua Prabowo yang masih dalam agenda rekonsiliasi yaitu yang baru-baru ini terjadi yaitu pertemuan Prabowo dengan Megawati di kediaman Ketum PDIP.

Ia mengatakan, hal ini mengindikasikan Gerindra ada niatan merapat ke tubuh koalisi di periode II.

"Kemudian berlanjut pada pertemuan di Teuku Umar, semua maklum jika Megawati punya wewenang besar dalam koalisi petahana. Pertemuan dengan Megawati bermakna puncak. Terlebih, 2024 baik Gerindra maupun PDIP sama-sama memerlukan sosok baru untuk kontestasi Pilpres," tandas dia.

Baca juga artikel terkait PILPRES 2019 atau tulisan lainnya dari Selfie Miftahul Jannah

tirto.id - Politik
Reporter: Selfie Miftahul Jannah
Penulis: Selfie Miftahul Jannah
Editor: Maya Saputri