Menuju konten utama

Prabowo akan Dengarkan Saran Kadernya Sebelum Masuk Koalisi Jokowi

Ketum Partai Gerindra Prabowo Subianto masih akan menunggu masukan dari kadernya terkait keputusan akan masuk di koalisi Jokowi atau tidak.

Prabowo akan Dengarkan Saran Kadernya Sebelum Masuk Koalisi Jokowi
Presiden Joko Widodo (kanan) berjabat tangan dengan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto (kiri) dalam pertemuan di Istana Merdeka, Jakarta, Jumat (11/10/2019). ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay.

tirto.id - Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto menegaskan akan mendengarkan masukan kadernya sebelum memastikan masuk ke koalisi pendukung pemerintah.

Juru Bicara Prabowo, Dahnil Simanjuntak mengatakan meski Prabowo sudah bertemu Presiden Jokowi, ia masih akan mendengarkan masukan dari kader-kadernya dalam Konferensi Nasional Partai Gerindra pada Rabu (16/10/2019) di Hambalang, Bogor, Jawa Barat.

"Pak Prabowo ingin mendengar masukan dari para kader, apakah kami lebih baik di dalam [pemerintah] atau di luar gitu," ujar Dahnil di Gedung DPR/MPR, Senayan, Jakarta Pusat, Senin (14/10/2019).

Menurut Dahnil, sejatinya Prabowo telah siap untuk berada di dua pilihan tersebut. Namun, selain Prabowo ingin mendengarkan masukan dari para kadernya, dari pihak Jokowi juga belum mengutarakan jumlah menteri yang diperlukan bila Gerindra ingin bergabung.

Atas alasan itulah, Prabowo sampai saat ini belum secara gamblang menyatakan sikapnya.

"Tentu nanti sikap finalnya juga terkait sikap presiden, apakah membutuhkan Gerindra dan Pak Prabowo atau tidak," ucap Dahnil.

Bila memang Prabowo memilih bergabung dengan koalisi pemerintah, Dahnil mengatakan Prabowo dan elite Partai Gerindra siap untuk menjelaskan langkah politiknya ini kepada akar rumput dan pendukung Gerindra.

"Tentu PR kami adalah menjelaskan langkah politik Pak Prabowo. Yang jelas pijakannya adalah demi kepentingan bangsa," ucap Dahnil.

Dahnil mengklaim Prabowo dan partainya bersikap pasif dengan tidak memaksa agar Jokowi menerima Partai Gerindra dengan menyodorkan satu atau dua kadernya harus menjadi menteri. Partai Gerindra, klaim Dahnil, juga tak aktif untuk melobi sampai saat ini.

"Kami tidak pernah minta satu menteri, dua menteri, tiga menteri, sama sekali tidak. Jadi Pak Prabowo posisinya sangat pasif, bahkan rekonsiliasi [pasca Pilpres] diundang Pak Jokowi dan Ibu Mega," pungkas Dahnil.

Baca juga artikel terkait PARTAI KOALISI JOKOWI-MARUF atau tulisan lainnya dari Bayu Septianto

tirto.id - Politik
Reporter: Bayu Septianto
Penulis: Bayu Septianto
Editor: Maya Saputri