Menuju konten utama

PPKM Darurat, 5 Pasar Nonsembako Yogyakarta Ditutup Hingga 20 Juli

Selama PPKM Darurat lima pasar tradisional Yogyakarta nonsembako ditutup.

PPKM Darurat, 5 Pasar Nonsembako Yogyakarta Ditutup Hingga 20 Juli
Pengendara melintas di kawasan Tugu Pal Putih, Yogyakarta, Senin (21/12/2020). ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah/wsj.

tirto.id - Lima pasar di Yogyakarta ditutup selama Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat mulai Kamis besok 8-20 Juli.

Kelima pasar itu tidak menjual bahan pokok yaitu Pasar Beringharjo Barat dan Pusat Bisnis Beringharjo yang menjual produk fesyen dan souvenir, Pasar Klithikan yang menjual barang bekas, Pasar Satwa dan Tanaman Hias Yogyakarta, serta Pasar Sepeda Tunjung Sari. Pasar Beringharjo Barat dan Pusat Bisnis Beringharjo sudah ditutup sejak Sabtu (3/7) lalu.

Kepala Dinas Perdagangan Kota Yogyakarta Yunianto Dwi Sutono penutupan pasar karena kelima pasar tidak menjual bahan pokok. "Penutupan akan dilakukan mulai Kamis," kata Yunianto, Rabu (7/7).

Menurut dia, penutupan pasar demi mendukung PPKM Darurat yang berjalan di Yogyakarta dan mencegah penularan COVID-19.

Dinas juga akan memantau kerumunan pedagang yang berjualan di luar pasar yang telah ditutup.

"Luberan pedagang pasar yang biasanya berjualan di trotoar atau tepi jalan akan ditutup. Sama sekali tidak boleh berjualan. Sudah dimulai dari Pasar Kranggan yaitu luberan pedagang di Jalan Poncowinatan," ujarnya.

Pedagang pasar yang masih buka juga akan ditertibkan, terutama pedagang di luar seperti di Pasar Sentul, Demangan, Kotagede, dan Patangpuluhan. "Kami akan bertindak tegas. Jika ada pedagang yang melanggar aturan, maka akan ditertibkan," katanya.

Yogyakarta atau Jogja menjadi salah satu provinsi yang menjalankan PPKM Darurat. Kasus Corona di Jogja tinggi. Per 6 Juli terdapat 1.386 positif, sehingga total 68.100 kasus. Jumlah kematian 52, sehingga total 1.778 pasien meninggal. Jumlah pasien sembuh bertambah 779, totalnya 51.601 orang.

Baca juga artikel terkait PPKM DARURAT atau tulisan lainnya

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Antara
Editor: Zakki Amali