Menuju konten utama

PP PBSI Berharap Atlet Pelatnas Tak Lagi Ikuti PON

Pengurus Pusat Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PP PBSI) berharap atlet-atlet yang sudah mengikuti program pemusatan latihan nasional (pelatnas) tidak lagi berpartisipasi di ajang Pekan Olahraga Nasional (PON). Mereka mestinya memfokuskan diri untuk berkompetisi di tingkat internasional, baik berorientasi pada Asian Games maupun Olimpiade.

PP PBSI Berharap Atlet Pelatnas Tak Lagi Ikuti PON
Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PP PBSI Rexy Mainaky (kiri) bercanda dengan pebulu tangkis putri Indonesia anggota Tim Olimpiade 2016 Greysia Polii (kanan) di sela-sela latihan di Pelatnas PBSI Cipayung, Jakarta, Rabu (20/7). ANTARA FOTO/Prasetyo Utomo.

tirto.id - Pengurus Pusat Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PP PBSI) berharap atlet-atlet yang sudah mengikuti program pemusatan latihan nasional (pelatnas) tidak lagi berpartisipasi di ajang Pekan Olahraga Nasional (PON). Para punggawa Merah-Putih itu mestinya memfokuskan diri untuk berkompetisi di tingkat internasional, baik berorientasi pada Asian Games maupun Olimpiade.

"Saya ingin atlet-atlet di pelatnas itu berorientasi Olimpiade atau Asian Games," ujar Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PP PBSI Rexy Mainaky di selepas mengikuti acara BRI Berbagi Raket Juara di Jakarta, Sabtu (1/10/2016).

Bagi Rexy, cabang-cabang olahraga yang telah menjadi cabang prioritas Olimpiade seperti atletik, renang, dan bulu tangkis selayaknya memandang PON sebagai ajang pembinaan saja. "Mereka yang mengikuti PON itu merupakan pemain-pemain yang sedang masuk jenjang kompetisi. Pemain-pemain PON adalah mereka yang tidak berkesempatan bermain dalam turnamen-turnamen internasional," imbuhnya.

Jika atlet pelatnas terus-menerus bermain di PON, persaingan yang ada terasa tak adil terutama bagi atlet-atlet lokal binaan daerah. Atlet-atlet pembinaan daerah, menurut Rexy, tampak bermain tidak percaya diri saat menghadapi atlet-atlet pelatnas dalam PON XIX di Jawa Barat kemarin.

"Bagaimana kami bisa melihat potensi atlet-atlet hasil pembinaan daerah jika mereka sudah menghadapi pemain pelatnas. Mereka langsung tidak punya semangat bertanding karena menghadapi atlet pelatnas," kata Rexy. Ia memang mengakui kesulitan memantau bibit-bibit atlet daerah, namun Rexy mengatakan PP PBSI tidak berwenang untuk ikut campur dalam keputusan terkait batasan usia atlet dalam PON.

DKI Lampaui Target

Sementara itu, kontingen DKI Jakarta berhasil melampaui target mereka di cabang olahraga bulu tangkis Pekan Olahraga Nasional (PON) XIX/Jabar 2016 setelah memastikan meraih empat medali emas, dua perak, dan dua perunggu. Dengan raihan itu, DKI sekaligus memastikan diri sebagai juara umum bulu tangkis PON 2016.

"Kami dari awal ditargetkan meraih tiga medali emas dari bulu tangkis, karena PON sebelumnya kami cuma dapat dua. Sekarang kami bisa lebih dari itu bahkan emasnya dua kali lipat dari yang dulu," kata Manajer tim bulu tangkis DKI Rachmat Setyawan di GOR Bima, Cirebon, Jawa Barat, Rabu (28/9/2016).

Medali emas yang diraih DKI seluruhnya diperoleh lewat nomor perorangan dan disumbang oleh sebagian besar atlet pelatnas. Mereka adalah tunggal putri Fitriani, ganda putri Angga Shitta Awanda/Della Destiara Harris, tunggal putra Jonatan Christie dan ganda putra Angga Pratama/Marcus Fernaldy Gideon.

Sementara itu dua medali perak diraih lewat nomor beregu putri serta nomor perorangan ganda campuran atas nama Hafiz Faizal/Shela Devi Aulia. Sedangkan tiga medali perunggu disumbangkan lewat nomor beregu putra dan nomor perorangan ganda campuran Wahyu Nayaka Arya/Della Destiara Harris.

"Sayangnya kami tidak dapat yang beregu tapi pemain sudah maksimal, jadi kami bersama seluruh pemain berusaha semaksimal mungkin bertarung di perorangan. Alhamdulillah itu berhasil mereka tunjukkan, dengan hasil maksimal," kata Rachmat sebagaimana dikutip Antara.

Baca juga artikel terkait BULU TANGKIS atau tulisan lainnya dari Akhmad Muawal Hasan

tirto.id - Hard news
Reporter: Akhmad Muawal Hasan
Penulis: Akhmad Muawal Hasan
Editor: Akhmad Muawal Hasan