Menuju konten utama

Postur APBN 2020 Resmi Diubah, Belanja Negara Naik Jadi Rp2.613,8 T

Pemerintah resmi mengubah postur APBN 2020 dengan perkiraan penerimaan turun menjadi Rp1.760,9 triliun.

Postur APBN 2020 Resmi Diubah, Belanja Negara Naik Jadi Rp2.613,8 T
Menteri Keuangan Sri Mulyani memberikan keterangan kepada media tentang Stimulus Kedua Penanganan Dampak Covid-19 di kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Jumat (13/3/2020). ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/ama.

tirto.id - Presiden Joko Widodo telah menandatangani Perpres No. 50 Tahun 2020. Perpres ini menjadi aturan turunan yang memuat perubahan postur dan rincian APBN 2020 sebagai turunan Perppu No. 1 Tahun 2020 yang terbit sebagai antisipasi pandemi Corona atau Covid-19.

Dalam perpres itu, pemerintah resmi mengubah postur APBN 2020 dengan perkiraan penerimaan menjadi Rp1.760,9 triliun. Nilai ini turun dari perkiraan APBN sebelumnya yang berada di kisaran Rp2.233,2 triliun.

Rinciannya penerimaan perpajakan ditaksir hanya menyentuh Rp1.462,6 triliun turun dibanding postur sebelumnya di kisaran Rp1.865,7 triliun. Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) diperkirakan hanya mencapai Rp297,7 triliun turun dari postur sebelumnya di kisaran Rp367 triliun.

Lalu penerimaan hibah ditargetkan menjadi Rp498,7 triliun naik drastis dari estimasi APBN 2020 sebelumnya yang hanya Rp0,5 triliun.

“Outlook penerimaan negara bukannya tumbuh melainkan kontraksi. Pendapatan negara hanya mencapai Rp1.760,9 triliun, turun 10 persen,” ucap Sri Mulyani dalam rapat virtual bersama Komisi XI DPR RI, Senin (7/4/2020).

Dari pos belanja akan naik menjadi Rp2.613,8 triliun. Rinciannya, anggaran belanja pemerintah pusat diperkirakan menjadi Rp1.851,1 triliun. Nilai ini naik dari postur APBN 2020 sebelumnya yang hanya berkisar Rp1.683,5 triliun. Di dalamnya termasuk tambahan Rp255,1 triliun untuk penanganan Covid-19.

Sementara itu anggaran transfer ke daerah dan dana desa menjadi Rp762 triliun. Nilai ini turun dari postur APBN 2020 sebelumnya yang berkisar Rp856,9 triliun.

Pos pembiayaan anggaran sendiri tercatat naik menjadi Rp852,9 triliun. Nilai ini naik Rp545,7 triliun dari Rp307,2 triliun dari postur APBN 2020 sebelumnya. Rinciannya ada kenaikan pembiayaan utang Rp654,5 triliun naik dari Rp351,9 triliun di postur APBN 2020 sebelumnya. Lalu ada juga pembiayaan non utang Rp108,9 triliun naik hampir dua kali lipat dari postur sebelumnya.

Dari hitung-hitungan ini, Sri Mulyani memperkirakan defisit anggaran di 2020 bisa menyentuh 853 triliun setara 5,07 persen dari PDB. Angka ini melebar dari posisi Rp307,2 triliun atau setara 1,76 persen terhadap PDB di postur APBN sebelumnya.

“Ini adalah outlook basisnya asumsi yang kami kembangkan. Setiap minggu dan setiap bulan akan kami update outlook apbn yang bergerak dan berubah,” ucap Sri Mulyani.

Baca juga artikel terkait APBN 2020 atau tulisan lainnya dari Vincent Fabian Thomas

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Vincent Fabian Thomas
Penulis: Vincent Fabian Thomas
Editor: Nurul Qomariyah Pramisti