Menuju konten utama

Postpartum Complications: Ketahui Tanda Komplikasi Usai Melahirkan

Ada beberapa komplikasi yang perlu diwaspadai, perdarahan postpartum misalnya.

Postpartum Complications: Ketahui Tanda Komplikasi Usai Melahirkan
ilustrasi ibu melahirkan. FOTO/Istockphoto

tirto.id - Komplikasi pasca melahirkan atau postpartum complication sering kali tidak disadari oleh ibu yang baru saja melahirkan.

Hal ini terjadi karena sering kali ibu sibuk mengurus bayi atau karena tidak dapat membedakan antara pemulihan normal dengan gejala komplikasi.

Padahal komplikasi pasca melahirkan tidak bisa dianggap enteng. Kondisi ini jika tidak disadari dapat mengganggu penyembuhan dan menyebabkan masalah komplikasi lainnya.

Komplikasi ringan pasca melahirkan

Pasca melahirkan, perempuan mungkin mengalami beberapa gejala komplikasi ringan seperti inkontinensia urin atau tinja.

Kondisi ini ditandai gejala keluarnya urin atau tinja secara tidak sengaja ketika bersin atau ketika melakukan aktivitas lain.

Dilansir dari Healthline, kondisi ini dapat terjadi karena otot yang melemah atau terdapat cedera saat proses melahirkan.

Hal ini merupakan gejala yang normal, namun tentunya menyebabkan ketidaknyamanan dan rasa malu.

Kondisi ini dapat diminimalisir dengan melakukan aktivitas fisik seperti senam kegels. Penggunaan pembalut atau pakaian dalam khusus menstruasi dapat digunakan untuk mengatasi masalah ini.

Selain inkontinensia urin dan tinja, pasca melahirkan perempuan juga mungkin mengalami sembelit atau wasir.

Komplikasi yang perlu diwaspadai

Ada beberapa komplikasi yang perlu diwaspadai, perdarahan postpartum misalnya. Kondisi ini terjadi ketika ibu mengalami perdarahan tidak normal setelah kelahiran bayi.

Menurut Stanford Children's Health sekitar 1 dari 100 sampai 5 dari 100 perempuan mengalami perdarahan postpartum. Dengan kasus lebih mungkin terjadi pada kelahiran sesar.

Pendarahan postpartum disebabkan oleh adanya kontraksi rahim untuk mendorong plasenta keluar.

Jika rahim tidak berkontraksi cukup kuat, pembuluh darah ini akan mengeluarkan darah dengan bebas.

Selain kontraksi pendarahan postpartum juga disebabkan oleh infeksi, robeknya serviks atau pembuluh darah di rahim.

Selain itu, pada perempuan yang memiliki gangguan dalam pembekuan darah juga lebih mungkin mengalami pendarahan postpartum.

Sementara pada perempuan yang memiliki masalah kardiovaskular, diabetes, tekanan darah tinggi, dan obesitas lebih mungkin mengalami komplikasi yang lebih parah.

Kondisi ini bisa menjadi berbahaya. Kehilangan banyak darah dengan cepat dapat menyebabkan penurunan tekanan darah yang parah.

Hal ini dapat menyebabkan syok dan kematian jika tidak segera diobati. Apalagi adanya kemungkinan penderita yang salah mengira kondisi ini sebagai darah nifas.

Sehingga rutin memeriksakan diri ke dokter dalam 12 minggu pasca melahirkan dapat mencegah komplikasi ini.

Risiko masalah psikologis

Selain komplikasi, perempuan mungkin mengalami masalah psikologi pasca melahirkan.

Kondisi ini sering dikenal sebagai postpartum depression atau postnatal syndrome. National Health Service (NHS) mencatat bahwa postpartum depression seperti depresi pasca melahirkan dapat dialami oleh 1 dari 10 perempuan pasca melahirkan.

Pada kondisi ini, penting untuk segera mencari bantuan, karena gejala depresi dapat berlangsung lama bahkan berbulan-bulan. Hal ini dapat memberi dampak buruk pada bayi serta keluarga.

Waspadai gejala awal

Komplikasi pasca melahirkan dapat diobati jika teridentifikasi sejak dini, sehingga mengenali gejala awal penting untuk dilakukan.

Menurut Mayo Clinic, berikut ini gejala-gejala komplikasi pasca melahirkan yang patut diwaspadai:

    • Nyeri dada
    • Nafas tersumbat atau sesak napas
    • Kejang
    • Pikiran untuk menyakiti diri sendiri atau bayi
Hubungi dokter atau penyedia layanan kesehatan jika terjadi:

    • Pendarahan lebih dari satu bantalan pembalut per jam atau keluar gumpalan darah sebesar telur atau lebih besar
    • Luka sayatan yang tidak kunjung sembuh
    • Kaki merah atau bengkak yang terasa nyeri atau hangat saat disentuh
    • Suhu tubuh 38 derajat celsius atau lebih tinggi
    • Sakit kepala yang tidak kunjung membaik, bahkan setelah minum obat, atau sakit kepala parah dengan gangguan penglihatan

Baca juga artikel terkait MELAHIRKAN atau tulisan lainnya dari Yonada Nancy

tirto.id - Kesehatan
Kontributor: Yonada Nancy
Penulis: Yonada Nancy
Editor: Nur Hidayah Perwitasari