Menuju konten utama

Positivity Rate Capai 5,12 Persen, Epidemiolog: Tidak Mengagetkan

Hal ini lantaran abainya protokol kesehatan (prokes), di tengah minimnya intervensi, sementara subvarian BA.4 dan BA.5 yang dominan amat mudah infeksinya.

Positivity Rate Capai 5,12 Persen, Epidemiolog: Tidak Mengagetkan
Petugas kesehatan menunjukkan tabung berisi sampel dari tes usap RT Polymerase Chain Reaction (PCR) di Skybridge, Bandara SMB II, Palembang, Sumatera Selatan, Senin (1/11/2021). ANTARA FOTO/Feny Selly/wsj.

tirto.id - Epidemiolog dari Griffith University, Dicky Budiman, menilai bahwa positivity rate Indonesia pekan kedua Juli 2022 yang mencapai 5,12 persen dan melampaui standar World Health Organization (WHO) atau Organisasi Kesehatan Dunia yang hanya 5 persen, bukan hal yang mengagetkan.

Positivity rate adalah perbandingan antara jumlah kasus positif COVID-19 dengan jumlah tes yang dilakukan.

“Kenaikan ini atau lebih tinggi dari yang ditetapkan oleh WHO ini bukan hal yang mengagetkan dan juga bukan hal yang janggal dalam era turunan Omicron ya,” ujar dia saat dihubungi Tirto, Jumat (15/7/2022).

Dia menuturkan, di banyak negara hal serupa bahkan angka positivity rate yang lebih tinggi pun ada. Hal ini bisa didapatkan karena adanya strategi testing atau tindakan melakukan tes COVID-19 dan tracing atau penelusuran kontak erat yang lebih masif serta lebih agresif.

Menurut Dicky, meskipun angka positivity rate Indonesia pekan kedua Juli 2022 ini tidak atau jauh lebih menurun dibandingkan dua tahun pertama pandemi COVID-19, tetapi dia menyebut bahwa subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 yang dominan ditemukan dari kasus virus menular tersebut di Tanah Air bisa lebih menginfeksi terhadap kelompok yang sudah divaksin dan belum divaksin.

“Bahkan yang sudah kombinasi, juga antara divaksin dan terinfeksi,” sambung dia.

Dicky memandang bahwa banyaknya kasus COVID-19 saat ini karena abainya protokol kesehatan (prokes), di tengah minimnya intervensi, jika dibandingkan dua tahun pertama pandemi COVID-19 atau sejak tahun 2020.

“Nah hal yang artinya harus dipahami adalah bahwa ini adalah satu situasi puncak gunung es, yang artinya kasus di masyarakat jauh lebih banyak,” ungkap dia.

Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19 mengumumkan penambahan kasus sebanyak 3.331 pada Jumat (15/7/2022). Jumlah ini lebih sedikit dari hari sebelumnya yaitu 3.584. Total angka COVID-19 sejak 2 Maret 2020 hingga saat ini secara kumulatif sebanyak 6.127.084.

Kasus aktif mengalami kenaikan sebanyak 483. Kenaikan ini lebih sedikit dari hari sebelumnya yaitu 703. Secara kumulatif, kasus aktif hari ini sebanyak 24.973.

Sementara, kasus kematian akibat COVID-19 bertambah 6. Jumlah penambahan ini lebih sedikit dari hari sebelumnya yaitu 9. Secara kumulatif total kematian akibat COVID-19 sebanyak 156.833.

Baca juga artikel terkait KASUS COVID-19 atau tulisan lainnya dari Farid Nurhakim

tirto.id - Kesehatan
Reporter: Farid Nurhakim
Penulis: Farid Nurhakim
Editor: Restu Diantina Putri