Menuju konten utama

Polri Klaim Situasi di Papua Mulai Kondusif Hari Ini

Polri juga mengerahkan empat Satuan Setingkat Kompi (SSK) dari Polda Sulawesi Tenggara, Polda Sulawesi Utara dan Polda Maluku, untuk memperkuat pengamanan wilayah di Papua.

Polri Klaim Situasi di Papua Mulai Kondusif Hari Ini
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo, ANTARA FOTO/Reno Esnir/ama.

tirto.id - Polri klaim situasi di Papua dan Papua Barat mulai berangsur kondusif dan aktivitas masyarakat mulai normal hari ini usia aksi warga menolak diskriminasi terhadap mahasiswa Papua.

"Jayapura misalnya, masyarakat sudah bisa kembali beraktivitas seperti biasa. Untuk Manokwari juga sudah mulai berangsur membaik pada hari ini," ucap Karopenmas Mabes Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo di Mabes Polri, Selasa (20/8/2019).

Polri juga mengerahkan empat Satuan Setingkat Kompi (SSK) dari Polda Sulawesi Tenggara, Polda Sulawesi Utara dan Polda Maluku, untuk memperkuat pengamanan wilayah di Papua.

"Sudah di posisi masing-masing dan yang terpenting kehadiran anggota di sana memastikan situasi dan menjamin keamanan serta ketertiban," sambung Dedi.

Dedi menambahkan untuk wilayah Sorong masih ada aksi yang dilakukan oleh sekitar 500 orang, tapi negosiasi antara aparat, tokoh masyarakat dan massa masih terus dilakukan.

"Apa yang jadi aspirasi (massa) akan diterima, ditampung ke pemerintah pusat. Situasi di Sorong boleh dikatakan cukup membaik," ucap Dedi.

Bandara di Sorong dan Manokwari juga kembali beroperasi.

"Artinya secara umum situasi Papua boleh dikatakan cukup kondusif," sambung dia.

Kemarin masyarakat dari Sorong, Manokwari dan Jayapura turun ke jalan, mereka memprotes segala bentuk intimidasi dan diskriminasi terhadap mahasiswa di Surabaya dan Malang, pekan lalu.

Massa marah karena merasa tindakan rasial begitu kental diperlihatkan ketika peristiwa pengepungan asrama mahasiswa Papua di Surabaya dan pernyataan Wakil Walikota Malang Sofyan Edi Jarwoko yang membuka opsi pengusiran terhadap mahasiswa Papua di wilayahnya.

Kekecewaan warga, menyebabkan massa yang kecewa mengekspresikannya dengan membakar gedung DPRD Provinsi Papua Barat, Kantor Majelis Rakyat Papua Provinsi Papua Barat, dan beberapa kantor dinas.

Serta merusak kantor KPUD dan Bawaslu. Tidak hanya berhenti di sana, kerusuhan juga merembet ke Kota Sorong, Papua Barat. Bahkan kerusuhan juga menjalar keluar daerah, seperti di Makassar, Sulawesi Selatan.

Baca juga artikel terkait KONFLIK PAPUA atau tulisan lainnya dari Adi Briantika

tirto.id - Hukum
Reporter: Adi Briantika
Penulis: Adi Briantika
Editor: Nur Hidayah Perwitasari