Menuju konten utama

Polri Identifikasi DKI Jakarta Paling Rawan Konflik Saat Kampanye

DKI Jakarta jadi daerah paling rawan konflik saat kampanye karena pendukung konstestan pemilu terkonsentrasi di sana.

Polri Identifikasi DKI Jakarta Paling Rawan Konflik Saat Kampanye
Anggota TNI dan Polri mengikuti Apel Gelar Pasukan Pengamanan di Lapangan Gasibu, Bandung, Jawa Barat, Jumat (22/3/2019). ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi/nz

tirto.id - Indeks potensi kerawanan Pemilu 2019 pada tingkat kabupaten/kota mengalami perubahan saat kampanye terbuka sejak dimulai Minggu (24/3/2019) sampai Sabtu (13/4/2019).

Provinsi DKI Jakarta menjadi daerah dengan indeks potensi kerawanan tertinggi. Kemudian, ada tiga kota lain dengan indeks serupa.

"Saat ini pada kampanye terbuka, peringkat satu justru Tangerang Selatan. Disusul Jakarta Utara, Pigi Raya, Banggai, Donggala, Jakarta Barat, Mentawai, Kabupaten Tanah Datar, Jakarta Timur dan Yogyakarta," ujar Karopenmas Divisi Humas Mabes Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo di Mabes Polri, Jumat (29/3/2019).

Menurut dia, sejumlah pemicu kerawanan di DKI Jakarta yakni terkait faktor penyelenggara, kontestasi capres, kontestasi caleg, pendukung, potensi gangguan keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas), ambang gangguan, dan gangguan nyata.

Dedi menyatakan, polisi akan mengantisipasi dan menurunkan potensi kerawanan. "Khususnya di Jakarta, tentu akan mempersiapkan langkah strategis untuk meminimalkan segala potensi kerawanan," jelas dia.

Dalam indeks kerawanan sebelum kampanye terbuka, Papua urutan teratas dalam 10 besar tingkat kerawanan Pemilu 2019. Indeks kerawanan Jakarta saat itu berada pada urutan cukup rawan.

Pada tahapan kampanye terbuka, Polri juga memiliki data provinsi daerah rawan yaitu Maluku Utara, Papua, Aceh, Nusa Tenggara Barat, Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah, Papua Barat, DKI Jakarta, Kalimantan Tengah dan Kalimantan Utara.

"Itu 10 daerah yang saat ini menjadi prioritas keamanan masa kampanye terbuka," ujar Dedi.

Ia melanjutkan menjelang hari pencoblosan pada 17 April 2019, perubahan indeks kerawanan pemilu masih bisa berubah. Polri, kata dia, akan kembali menganalisis peringkat kerawanan daerah menjelang masa tenang dan hari pencoblosan.

"Penghitungan itu untuk menentukan dislokasi pasukan, jumlah kekuatan yang dibutuhkan tiap polda," ucap Dedi.

Berdasarkan hasil analisis Polri sebelum masa kampanye terbuka, Yogyakarta dan Solo masuk ke dalam kelompok rawan konflik.

Dedi menegaskan wilayah yang dulu masuk dalam kategori rawan, kepolisian sudah berhasil menekan potensi kerawanan. "Indeks kerawanan menurun. Dinamika dapat berkembang lagi," ujar dia.

Baca juga artikel terkait PEMILU 2019 atau tulisan lainnya dari Adi Briantika

tirto.id - Politik
Reporter: Adi Briantika
Penulis: Adi Briantika
Editor: Zakki Amali