Menuju konten utama

Polri Gencarkan Kerja Bhabinkantibmas Antisipasi Aksi Penyerangan

Menggelorakan lagi peran Bhabinkantibmas diharap bisa mengantisipasi serangan-serangan, terutama di tempat ibadah.

Polri Gencarkan Kerja Bhabinkantibmas Antisipasi Aksi Penyerangan
Petugas kepolisian melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) kasus penyerangan di Gereja Katholik St. Lidwina, Jambon, Trihanggo, Gamping, Sleman, DI Yogyakarta, Minggu (11/2). ANTARA FOTO/Andreas Fitri Atmoko.

tirto.id - Mabes Polri turut merespons banyaknya aksi penyerangan yang terjadi dalam tiga minggu terakhir. Menurut Kepala Divisi Humas Mabes Polri, Irjen Setyo Wasisto, Polri akan menambah jumlah petugas Bhayangkara Pembina Keamanan dan Ketertiban Masyarat (Bhabinkantibmas) di berbagai daerah.

Hal ini dikatakan oleh Setyo ketika menemui awak media di Mabes Polri, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Setyo menyatakan, strategi itu bisa mengantisipasi serangan-serangan, terutama di tempat ibadah. Nantinya, bukan hanya petugas bhayangkara, tetapi perwira pun bisa jadi masuk dalam Bhabinkantibmas.

“Kami tetap tempatkan di masing-masing desa atau kelurahan dengan maksud anggota ini mampu mendeteksi lebih awal, deteksi dini, terhadap semua perubahan-perubahan yang terjadi di wilayahnya,” tegas Setyo pada Selasa (13/2/2018).

Mengambil contoh kasus penyerangan Gereja St Lidwina di Yogyakarta, Setyo menyatakan pelaku bernama Suliyono sudah menginap selama 3 hari di musala. Ia bahkan sempat komunikasi dengan marbot dan warga sekitar, tetapi kepala RT atau RW tidak tahu sama sekali tentang hal ini.

“Ini harusnya kami gelorakan lagi, kami aktifkan lagi apa yang disebut dengan warning system 1 kali 24 jam lapor ke RT setempat. Jadi kalau kemarin 3 hari yang lalu sebelum kejadian itu yang bersangkutan sudah ketahuan ada di situ, pasti akan ada tindakan,” katanya lagi.

Menurutnya, polisi pasti akan membantu untuk melakukan pemeriksaan dan interogasi terhadap orang tersebut. Namun, laporan awal tetap harus dari pihak masyarakat.

Ia berharap semua stakeholder yang ada, termasuk juga masyarakat, bisa membangkitkan fungsi bhabinkantibmas.

Setyo mengklaim, jumlah Bhabinkantibmas mencapai 50 ribu di seluruh Indonesia, sedangkan jumlah desa diperkirakan mencapai lebih dari 70 ribu. Angka itu masih dirasa kurang karena satu petugas Bhabinkantibmas kadang harus menjaga 3 desa secara bersamaan.

“Tapi saya yakin bahwa ke depan kami a akan menempatkan satu desa atau satu kelurahan satu,” katanya lagi.

Baca juga artikel terkait PENYERANGAN GEREJA atau tulisan lainnya dari Felix Nathaniel

tirto.id - Hukum
Reporter: Felix Nathaniel
Penulis: Felix Nathaniel
Editor: Yuliana Ratnasari