Menuju konten utama

Polri Belum Terima Surat Pemberitahuan Tewasnya Bahrun Naim

Polri mengaku belum menerima pemberitahuan resmi tewasnya Bahrun Naim.

Polri Belum Terima Surat Pemberitahuan Tewasnya Bahrun Naim
Kadiv Humas Polri Irjen Pol Setyo Wasisto memberikan keterangan pers mengenai penyergapan teroris. di Mabes Polri, Jakarta, Minggu (13/5/2018). ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak

tirto.id - Kadiv Humas Polri Irjen Pol Setyo Wasisto menanggapi pernyataan Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu soal kabar kematian Bahrun Naim dan Hudhayfah Al Badri, dua pentolan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).

Barun Naim asli Indonesia sedangkan Hudhayfah adalah putra pemimpin tertinggi ISIS Abu Bakar Al Baghdadi.

Setyo mengaku pihaknya belum menerima surat pemberitahuan kematian Bahrun Naim sebagaimana disampaikan Ryamizard.

"Belum, belum ada surat pemberitahuan," kata Setyo di Mabes Polri, Senin (10/9/2018).

Setyo menambahkan Polri tidak bisa mempercayai langsung informasi yang masih belum valid kebenarannya. ”Kita tidak bisa langsung percaya begitu saja. Sudah berkali-kali info itu. Jadi jangan langsung percaya,” terang dia.

Selain itu, Setyo mengatakan, kepolisian memiliki prosedur seperti mengecek info tersebut ke Kementerian Luar Negeri, Atase Kepolisian di Turki dan Interpol.

Isu ini mengemuka saat Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu mengatakan telah menerima surat pemberitahuan tewasnya dua orang pentolan ISIS tersebut pada 20 Juli 2018.

"Dia kan mati, bisa juga langsung kasih tahu saya. Tapi harus cek dulu benar atau tidak. Tapi ini sudah 95 persen mati. Mudah-mudahan benar," ucap Ryamizard di kawasan Abdul Muis, Jakarta Pusat, Senin, 10 September 2018, seperti dilansir dari Tempo.

Bahrun Naim disebut sebagai dalang aksi teror bom Sarinah, pada Januari 2016. Bahrun yang kerap disebut sebagai pimpinan kelompok Jamaah Ansharut Daulah (JAD) ini merupakan perekrut sejumlah teroris dari Indonesia. Ia kerap mengajarkan cara membuat bom melalui grup-grup Telegram internal teroris.

Nama Bahrun Naim juga acap dikaitkan dengan kelompok Mujahiddin Indonesia Timur (MIT) yang dipimpin Santoso Abu Wardah. Naim disebut-sebut sebagai penghubung antara MIT dengan ISIS. Aksi terorisme di Sarinah, Jakarta seolah ingin menunjukkan eksistensinya dan ingin menjadi pemimpin ISIS untuk kawasan Asia Tenggara.

Baca juga artikel terkait BAHRUN NAIM DIKABARKAN TEWAS atau tulisan lainnya dari Adi Briantika

tirto.id - Sosial budaya
Penulis: Adi Briantika
Editor: Agung DH